Bab 7 : Petaka Datang

283 63 0
                                    

Kadang manusia perlu berpikir bahwa bahaya selalu mengancam di mana-mana. Setiap hal pasti terdapat ancaman dan petaka yang mengancam nyawa. Kukira semuanya dapat berjalan sesuai keinginanku. Hidup normal dengan keluarga sederhana, memiliki sahabat, hidup sejahtera, dan kehidupan indah lainnya. Pada akhirnya itulah mimpi yang paling ingin kuimpikan. Sayangnya mimpi hanyalah imajinasi si pemimpi itu sendiri. Pemimpi bisa saja dapat mengendalikan mimpinya tapi ketika dia sudah nyaman pada suatu mimpi. Dia terperangkap selamanya dalam mimpinya.

Begitu juga aku!

"Ra, bangun sayang!"

"Jangan tinggalkan bunda!"

"Kumohon sadarlah!"

Suara mereka terdengar ditelingaku. Mendengung-dengung layaknya suara dari kejauhan. Semakin kukejar semakin jauh suara yang dihasilkan. Tapi, dimana asal suaranya? Apakah aku cuma berimajinasi sesaat? Skenario terbaik untukku bersembunyi dibalik bayang-bayang kegelapan. Apakah aku dapat ditemukan? Tidak! Aku terlalu berhasil bersembunyi dari mereka sampai sekarang.

"Ra!"

"Ra!

"Ra!"

Siapa yang memanggil namaku? Kenapa mereka seakan-akan menyuruhku bangun dari mimpi? Panggilan mereka kembali terdengar tapi semuanya hanyalah imajinasiku sesaat.

Sttt...

"Tidak, kita harus menyelamatkan nya!"

"Selamatkan adikku!"

"Pergilah bersama yang lain, aku akan menyelamatkannya!"

Sttt...

"Bantu aku!"

"Baik!"

Sttt...

"1... 2... 3..."

Brukkk...

"Arghttt..."

🌻🌻🌻

Jiwaku telah masuk ke dalam ragaku. Sesekali mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada. Matahari tampak indah di atas sana bersama langit biru. Indahnya mimpiku ini! Mimpi yang sudah lama kudambakan bertahun-tahun akhirnya aku dapat memimpikannya.

Tubuku berdiri pelan, rasanya badanku pegal diseluruh badan. Seperti jarum menikam disetiap sendi kehidupan. Debu-debu berterbangan saat kucoba berdiri. Dari mana datangnya debu-debu ini? Kulihat tubuhku yang diselimuti baju pasien yang tertutup oleh debu dan berbagai macam kotoran. Bahkan kulitku tertutup oleh ribuan partikel yang kujamin bau tubuhku melebihi bau limbah pabrik.

Dimana aku sekarang?

Yang terakhir kuingat aku berada di dalam pabrik. Meringkuk dipojok sendirian tanpa ada orang yang menemani. Aku juga kurang tahu tempat macam apa ini? Disekeliling hanya ada hamparan bangunan sudah tak berbentuk. Banyak puing-puing berserakan dan menghasilkan tumpukan rongsokan. Apakah aku masih bermimpi?

"Auww..."

Kakiku berdarah tanpa sengaja tergores oleh potongan kaca yang berserakan. Berarti aku tidaklah bermimpi lalu apa yang terjadi sebenarnya di sini? Dimana orang-orang? Aku harus mencari seseorang guna memberitahuku apa yang terjadi sebenarnya. Apa bumi sudah berakhir?

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang