Bab 31 : Hal Lain

75 20 0
                                    

"KURANG AJAR KAU ZEE!!!"

Kakak?

Roh berada di ujung pintu dengan keadaan yang sangat parah. Dia berlari dan berdiri di depan Jenderal Zee. Jangan bilang kakak akan memukulnya?

"Kukira kau adalah orang yang bisa menjaga perasaan orang lain. Nyatanya kau mudah sekali menikah hanya karena jabatanmu. Harusnya aku tidak percaya padamu. Kurang ajar! Selama ini aku akan bisa tenang jika adikku bisa hidup denganmu. Kau sungguh bajingan!"

Buggg...

Satu pukulan mendarat di pipi Jendral Zee. Beberapa orang mencoba menahan Roh.

"Lepaskan, ini belum seberapa setelah kau melukai adikku!"

"Roh!" Aku maju dan melepaskan kakakku dari orang-orang ini.

"Ra! Maafkan aku!" Roh memelukku.

Tubuhnya gemetaran, dia berhasil lari dengan flashdisk itu. Tapi nyatanya semuanya tak sesuai dengan harapan kami. Mungkin aku yang terlalu berharap pada sebuah kemungkinan.

"Sudah, ayo pulang."

"Hiskk... Maaf, Ra."

"Ya, kita pulang saja. Bunda dan ayah menunggu di rumah."

Rumah? Tentu saja tempat Neon.

"Ayo aku akan antar kalian!" Neon menuntun kami pergi.

Tanpa kata untuk kedua pengantin yang baru saja menjadi sepasang suami istri. Aku menengok kebelakang, dia terdiam di dalam gelapnya altar itu.

🌻🌻🌻

"Sialan, flashdisk itu hanya untuk mematikan sistem di apartemen. Itupun hanya beberapa jam saja. Sialan!"

Roh memukul banyak benda dan melemparkan vas bunga. Dia menyalahkan dirinya sendiri. Ayah dan Bunda tak bisa berbuat sesuatu untuk keadaan ini. Sebenarnya apa yang diharapkan Jenderal Zee?

Kupikir jika flashdisk itu berhasil, kami bisa membuat sebuah perubahan untuk menghancurkan Neon. Apa aku sudah salah untuk percaya itu? Pernikahannya berjalan dengan baik bukan, lalu kenapa dia tak bilang terus terang padaku?

Apa waktu di tempat pakaian itu dia bohong?

'Tunggulah sebentar, pernikahan itu tidak akan terwujud.'

'Kenapa?'

'Aku akan menghancurkannya! Jadi kumohon percayalah padaku.'

Kemungkinan itu adalah harapan bagiku. Satu kali lagi, aku sudah dibohongi.

"Sudah, Roh. Lupakan itu! Sekarang apa yang harus dilakukan? Untungnya tidak terlalu banyak orang yang datang di pernikahan. Mungkin sekarang Neon sedang membuat alasan kenapa kau memukul menantu dari Dok A."

"Kau masih khawatir padanya?" Roh menatapku dengan wajah penuh amarahnya.

Tentu saja ini semacam sebuah pengkhianat baginya dan bagiku.

"Tidak ada orang yang bisa melupakannya dengan mudah. Tapi, aku tidak mau terus menerus memikirkannya."

"Kenapa mereka seperti itu pada keluarga kita?" Bunda menunduk dan menangis.

Itu juga yang ingin kutanyakan pada orang-orang. Kenapa harus keluargaku?

Apa kami punya sebuah kesalahan besar?

"Kalian menyerah saja!"

Ayah?

"Neon, mungkin tidak seburuk yang kita pikirkan. Dia justru menolongku keluar dari penjara dan membantu perekonomian di rumah. Aku pikir dia berniat menolong kita saja."

NOPE! : Red Moon ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang