Mereka memberitahuku sesuatu yang sangat mengerikan. Awalnya mereka hanya bentrok biasa namun salah satu oknum ada yang melakukan penyerangan pada pihak militer yang membuat salah satu anggota mengalami luka tusuk. Pada akhirnya semuanya menjadi kacau dan kalut. Semuanya saling bentrok dan banyak korban luka.
Roh mengatakan seorang anak buahnya tak sengaja menembak salah satu pendemo karena saat itu terlalu terbawa emosi.
Aku tak menyukainya, sama seperti saat Roh meninggalkanku. Banyak sekali orang-orang yang terkapar di tanah. Jika sudah begini pasti pihak militer yang dicap sebagai pembunuh. Aku tak bisa menyalahkan tapi tak juga membenarkan tindakan mereka. Mereka sama-sama manusia yang ingin bertahan hidup. Mencari keadilan untuk diri mereka sendiri. Jika saja tak ada oknum yang membuat semuanya menjadi kacau pasti tak kan ada korban jiwa. Sayangnya itu hanya omong kosong belaka.
Setiap terjadi aksi pasti ada yang ingin ikut andil didalamnya. Entah kepentingan pribadi, kelompok, atau apapun itu.
"Apa yang terjadi pada bawahanmu?"
"Dia dijatuhi hukuman dan dicopot dari militer. Sayangnya dia ditemukan bunuh diri dirumahnya beberapa hari kemudian setelah pemakaman korban."
"Lalu pihak militer?"
"Kami tak bisa melakukan banyak hal saat itu, pihak demonstran akhirnya diberi akses ke pusat pemerintahan dan aku harus pindah ke unit lain. Tapi, ini lebih bagus buatku waktu itu. Karena aku bisa melihat aksi itu bukan untuk melawan pemerintah."
"Mereka meminta reformasi, sedangkan waktu itu bukan bagian Neon didalamnya. Setelah reformasi pertama, Neon datang dengan segala mulut manisnya dan membuatnya menjadi salah satu anggota pemerintahan." Jenderal Zee ikut berkomentar.
"Itu artinya mereka bersekongkol?"
"Aku tidak tahu, tapi kali ini kita harus membuat mereka berada di pihak yang sama dengan kita." Roh sepertinya sudah sangat bertekad.
"Ya, ada kemungkinan juga itu hanya kebetulan. Demonstran untuk kepentingan mereka sedangkan Neon untuk kepentingannya. Apalagi pihak demonstran bukan menuntut sesuatu melainkan ingin keadilan kesemua anak. Namun, pihak Neon malah membuatnya menuntut reformasi. Dan terjadilah sekarang, pasti mereka juga marah karena demo mereka malah menjadi tumpangan politik seseorang." Jenderal Zee menyilangkan tangannya kedada.
Ini rumit, tapi memang begitulah. Yang terjadi justru sebaliknya yang diharapkan. Tapi, itu bagus. Artinya pihak demonstran bukan lagi dipihak Neon karena akhirnya kami semua menjadi terbagi-bagi begini. Apalagi jika kami bisa menunjukkan gambaran Jakarta dan Yogyakarta yang mengalami hal mengerikan. Pasti mereka akan melakukan demo kembali.
"Aku akan mencobanya! Berikan aku foto Jakarta dan aku bisa menjadi saksi hidup jika diperlukan."
"Kau yakin? Ini masih abu-abu, kami tak bisa menjamin mereka akan menerima kita." Roh memegang kedua bahuku.
"Tentu saja, aku tak akan mau jika tak seyakin ini. Hanya saja berikan aku sesuatu yang memperlihatkan aku bisa dipercaya."
Aku harus mencoba hal ini. Para demonstran itu harus bisa mempengaruhi opini publik dan mengiring jika pemerintah sekarang sangatlah busuk. Bila itu terjadi dewan galaksi pasti datang menghentikan kegilaan Neon.
"Baiklah, Ra. Kita lakukan."
🌻🌻🌻
Sudah hampir satu setengah hari kami lewati dengan berjalan kaki. Tak jarang kami harus berenang kembali melewati arus sungai yang cukup deras. Roh lebih akan membawaku terlebih dahulu dibandingkan membawa barang-barang nya.
Dia lebih sensitif terhadap air sekarang.
Tinggal sedikit lagi kami sampai ke perkotaan penduduk sipil. Mereka sudah punya rumah yang cukup untuk kami tinggali nanti. Pihak Neon belum tahu tempat ini karena ini bukannya rumah yang bisa ditinggali jika dilihat secara langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOPE! : Red Moon ( END )
Fiksi IlmiahAku terjebak kembali!!! Orang yang kuanggap bagian penting dari hidupku ternyata hanyalah orang asing. Jakarta hancur, tempat yang kutinggali selama ini telah hancur diterjang gempa besar. Lalu, Bumiku hanya akan jadi debu bila aku tak melawan merek...