"Ra, maafkan aku!"
Tubuhku bersembunyi didekapan Roh, aku takut melihat wajah Jenderal Zee mirip orang itu. Roh datang tepat waktu dan memukul Jenderal Zee tanpa ampun. Pak Tua yang bisa menghentikan mereka dan aku penonton setia diselimuti ketakutan hebat. Sesekali aku mengintip wajah memelas Jenderal Zee. Pipi kanannya membiru dan sudut bibirnya terluka.
"Aku sudah bilang padamu, jaga di depan. Kenapa kau malah masuk?"
"Di luar dingin, aku melihat Ra mengintip ke luar di etalase. Kupikir dia tidak takut padaku, aku hanya berniat berteman saja."
"Kau bersikap tidak profesional Jenderal Zee." Pak Tua duduk begitu tenang.
"Maafkan aku."
"Jangan mengulanginya, apa kau berjanji?" Tanyaku masih berlindung dipelukan Roh.
Itu kenangan masa laluku, sedikit ke arah sebuah ketakutan luar biasa. Trauma membawaku ke dalam kegelapan dan aku termasuk orang memiliki banyak trauma. Sekali aku teringat atau merasa kembali mengalaminya. Maka berakhir sudah! Bunda yang akan menenangkanku atau Lodan. Urka cuma akan memberiku banyak permasalahan karena dia cepat panik.
"Kau memaafkanku? Aku berjanji, tapi jangan membenciku."
"Kau kenapa?" Tanya Roh melepaskan pelukannya.
"Dia phobia, kenangan buruk atau kejadian masa lalu bisa mengakibatkan seorang dilanda ketakutan semacam ini. Dia hanya belum bisa melawan ketakutannya." Jelas Pak Tua.
"Memoriku terpaksa mengingat kejadian masa lalu, aku bukan mengidap phobia. Aku trauma, maaf terlalu berlebihan dan membuat kalian kerepotan."
"Tidak, jangan salahkan dirimu! Terkadang aku bersikap kekanak-kanakan." Jenderal Zee menggaruk tengkuknya.
"Kita anggap saja kali ini latihan, aku juga perlu menyelesaikan rasa trauma ini."
"Kami akan membantumu!"
Aku mengangguk dan tersenyum berterimakasih. Perlu penyesuaian menghadapi segala berhubungan dengan kenangan masa lalu. Semua kembali ke ruangan masing-masing. Setiap tenda jenderal dilengkapi dengan kamar mandi dan kamar tidur. Cukup menampung dua orang, aku tertidur dikasur dan Roh disofa. Aku kurang suka berada satu tempat dengan lawan jenis meskipun dia saudaraku. Sesekali aku melirik Roh yang sudah tertidur, dia begitu damai dan tentram.
Apa yang terjadi besok?
🌻🌻🌻
"Hari ini semua orang akan pergi, menyelusuri seluruh kota."
Aku ikut bersiap dengannya. Untuk keamanan, Roh memberiku pakaian laki-laki. Menyamarkan bahwa aku seorang perempuan untuk keselamatanku ke depan. Semua orang berpindah dan Roh tidak mengizinkanku keluar dari pelabuhan. Beberapa orang akan berjaga melindungi pelabuhan dan katanya keamananku terjamin 100%.
"Bolehkah aku ikut?"
"Tetaplah di sini, aku hanya akan dua hari pergi."
"Berjanjilah untuk kembali!"
"Jaga dirimu! Anak buahku tahu kau, tapi jangan berkeliaran sampai ke pantai."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOPE! : Red Moon ( END )
Fiksi IlmiahAku terjebak kembali!!! Orang yang kuanggap bagian penting dari hidupku ternyata hanyalah orang asing. Jakarta hancur, tempat yang kutinggali selama ini telah hancur diterjang gempa besar. Lalu, Bumiku hanya akan jadi debu bila aku tak melawan merek...