Nineteen

2.5K 193 9
                                    

Happy Readingg

-||-

Geng Raxedaz

Rafael:
Jngn lp nnt ke mrks

Fanhab:
Siap boss!!

Ano:
Sipp(emoticonjempol)

Bintang:
Hm

Ega:
Siap boss!!
Jangan lupa makan-makannya.

Fanhab:
Iyee, jangan lupa makannya.

085*********:
Sipp boss!!

089*********:
Jam berapa nih bos kumpulnya??

Anhar:
Ya ndak tau kok tanya saya. (Membalas 089*********)

Rafael:
Pkl 7 mlm.

Anhar:
Baik pak ketu!!

Anhar:
Kumpul sambil pesta emang enak. (Membalas Fanhab)

Fanhab:
The best dehh. (Membalas Anhar)

Ega:
Byee gue mau kencan sama cewek gue.

Ano:
Kalau bisa nggak usah balik.

089*********:
Omongan lo!!

Ano:
Canda kawan.(emoticon ketawa)

Ega:
Awas aja lo no. (Membalas ano, "kalau bisa nggak usah balik")

Anhar:
Ayo gelud gue dukung lo no.

Ega:
Lo juga, nggak adil banget sam gue (emoticon menangis)

Fanhab:
Ahayy, Ega sangat cupu kawan, gitu aja nangis.

Ano:
Terima kasih yang sudah dukung saya, kapok lo ga nggak ada yang dukung lo.

Ega:
Dasar teman nggak setia kawan.

Ano:
HAHAHA.

Fanhab:
Voice note (Hahaha,sukurin lo ga)

Ano:
Nanti kita lanjutin di markas.

Fanhab:
Sipp.

Read (by 145 peserta)

Setelah mengirimkan pesan kepada anggotanya, Rafael memutuskan untuk membersihkan badannya karena terasa lengket. Selesai membersihkan badan ia turun kebawah untuk mengambil minum.

Rumah ayahnya setiap hari akan terasa sepi karena bundanya sudah tidak ada. Hanya ada ayah dan ibu tirinya itu. Mana mungkin ibu tirinya itu akan menyayangi layaknya seorang ibu kandung.

"Eh, ada den Rafa to," ucap Bi Asih yang terlihat dari membersihkan taman belakang rumahnya.

"Iya bi," balas Rafael dengan mengangkat sudut bibirnya walau hanya sebentar.

"Yang tabah den, Allah lebih sayang sama nyonya," ucap Bi Asih mengelus pundak Rafael setelah mencuci tangan dan mengeringkan dengan handuk.

RAFAEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang