Happy Reading!!
-||-
Saat ini Rafael sedang berhadapan dengan ayahnya ditempat kerjanya yang berada di rumah. Rafael menatap ayahnya dengan tatapan yang dingin tanpa ekspresi, mungkin saja dia masih tidak suka dengan ayahnya itu.
"Ada apa?" Tanya Rafael tanpa ekspresi sama sekali.
"Saya tahu kamu pergi ke Semarang untuk mencari tahu mengenai adik kamu-Arnessa," ucap Raka tampak santai sekali.
"Kamu sudah tahu, siapa orang tua kandung Arnessa?" Smabungnya dengan pertanyaan.
"Anak dari pemilik Geral's Group," balas Rafael singkat.
"Bagus kalau kamu udah tahu, ada yang ingin saya bicarakan denganmu," ucap Raka-ayah Rafael yang juga tanpa ekspresi.
"Saya mau memberi tahu mengenai dalang dibalik pembunuhan terhadap ibu kamu sendiri," sambungnya yang dapat membuat Rafael manatap ayahnya itu lebih serius.
"Sebenarnya orang yang sudah membunuh ibu kamu adalah Intan," sambungnya lagi.
"Emang istri kedua anda ini pembunuh," ucap Rafael dengan tatapan tajamnya.
"Iya saya emang tahu, jika kamu mau melaporkannya silahkan, ini saya kasih buktinya," ucap Raka dengan menyerahkan sebuah flashdisk kepada Rafael.
"Rafael, jika saya berbicara mengenai kebenaran semuanya tentang saya sendiri, jika kamu percaya silahkan jika tidak juga tidak apa-apa," sambungnya setelah flashdisk tersebut diterima oleh Rafael.
Rafael tidak menjawabnya, dia hanya menaikkan satu alisnya seperti mengatakan kata "apa".
"Sebenarnya selama ini saya selalu diancam oleh Intan, dia mengatakan jika saya tidak menuruti percakapannya maka dia akan membunuh diantara ibu kamu dan kamu sendiri, saya kenal dia dari masa kuliah, saya dengan dia dulu hanya seperti orang yang kenal, saya dijodohkan dengan ibu kamu sama orang tua saya, tetapi Intan tidak terima padahal kita hanya orang kenal saja, selanjutnya dari situ sampai saya menikah dengannya tidak pernah bertemu," ucap Raka tanpa menatap Rafael sama sekali.
"Sampai waktu saya keluar dari kantor, intan berada di depan kantor saya dan mengatakan jika saya tidak menikahinya maka dia akan membunuh istri saya. Sebenarnya saya Masih begitu mencintai ibu kamu, tetapi karna kedatangan dia saya tidak visa lagi untuk berada disampingnya, setelah saya menikah dengannya, setiap Malam saya selalu datang kekamar ibu kamu untuk mengecek keadaannya, sampai suatu saat Intan tau bahwa saya suka diam-diam masuk kamar ibu kamu, dia menyuruh saya untuk mengusir kamu dan ibu kamu, jika tidak ya itu tadi membunuh diantara kalian, saya memutuskan untuk hari minggunya saja untuk mengusir kalian, tetapi tepat saya ingin berbicara, udah keduluan Intan membunuh ibu kamu," sambungnya dengan suara seraknya.
Rafael tak tahu harus menjawabnya dengan perkataan apa. Dia hanya diam mendengarkan, tak menyahutinya sama sekali.
"Rafael Pamit dulu yah," ucap Rafael memanggil Raka dengan sebutan ayah, semenjak ayahnya menikah lagi Rafael tak pernah memanggil ya dengan sebutan ayah.
"Iyaa," Balas Raka yang hatinya menghangat karna panggilan ayah dari anaknya itu.
Setelah dari ruangan kerja ayahnya, Rafael sekarang sudah berada dikamarnya.
"Bantu gue laporin Intan ke pihak berwajib, gue kasih buktinya," ucap Rafael dengan tangannya yang menggenggam handphone ya disamping telinganya.
"Oke, gue tunggu," Balas seseorang dari seberang telpon.
Setelah menghubungi seseorang untuk membantunya melaporkan Intan ke pihak berwajib, Rafael sekarang kembali bersiap-siap untuk pergi ke markasnya.
-||-
Sedangkan di sisi lain, Alesha berada dirumah sendiri. Orang tuanya dan abangnya sedang mengikuti kumpulan keluarga, sebenarnya Alesha sudah diajak tetapi dia gak may ikut. Alhasil sekarang dirinya sendiri dirumah.
Tok..tok..tok
Terdengar suara ketukan pintu dari arah liar, Alesha yang tadi ya berada di ruang keluarga dan mengatakan televisinya. Dalam sekejap televisi tersebut ia matikan dan dia berjalan secara diam-diam untuk naik keatas.
Tok..tok.. tok
Ketukan pintu terus berbunyi, bukannya gamut untuk membukakan. Tetapi Alesha memang tidak pernah membukakan pintu untuk tamu. Jika ADA tamu saja dirinya selalu teriak memanggil mamanya berkali-kali.
Lama kelamaan, bunyi ketukan mulai menghilang, yang artinya tamu yang tadinya akan datang kerumah tidak jadi. Alesha mengelus dadanya tenang, Dalam hari is berkata "akhirnya pergi juga tu tamu,"
Alesha kembali kebawah untuk melanjutkan menonton televisinya. Sebelum ke ruang keluarga, ia menyempatkan diri untuk mengambil camilan dilemari es dapur. Tak butuh waktu Lama Alesha sudah berada dirumah keluarga dengan beberapa camilan didepannya.
Tok..tok..tok
Suara ketukan pintu kembali terdengar, disaat Alesha mulai menyalakan televisinya dengan volume yang tinggi. Dalam hati is menggerutu kesal. Siapa sih orang itu? Katanya Dalam hati.
"Siapa?" Tanya Alesha dengan berteriak, tanpa beranjak dari posisi duduknya.
"ALESHA BUKA PINTUNYA!!!" Teriak seseorang dari luar.
Suara tersebut terdengar tak asking ditelinga Alesha, suara ya seperti suara abangnya-Dikra. Mengenal suara tersebut mantas Alesha beranjak dari duduknya dengan tingkat kemalasannya yang sangat tinggi.
Ceklek...
Pintu terbuka lebar dan menampakkan Dikra dengan muka kesalnya.
"Udah Di ketuk dari tadi, nggak dibuka-bukain," ucap Dikra dengan kesalnya.
"Mager kak," Balas Alesha dengan malas.
Sedangkan Dikra tak membalas ucapan Alesha sama sekali ya, dirinya langsung masuk kedalam rumahnya dengan kesal. Alesha pun menutup pintunya dan kembali melanjutkan menonton televisi yang sempat tertunda karna abangnya.
-||-
Spam 'Next' untuk Next Part.
Jangan lupa vote dan komen.
Thankyou for readingg♡
See you next chapter kawann!!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAEL (END)
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Rafael Danendra atau Rafael Saputra. Ketua geng Raxedaz. Sosok lelaki tampan, berwajah dingin, cerdas dalam berfikir, pemilik tatapan tajam. Tetapi siapa sangka dirinya memiliki seorang gadis bernama Zelita, dan dia tak mencint...