Forty Three

945 91 5
                                    

Happy Reading

-||-


Hari ini Alesha sudah bisa pulang kerumahnya, walaupun masih terdapat bekas Luka yang Belum menghilang dan dokter menyarankan untuk menggunakan salep yang sudah dianjurkan.

"Sekarang anda sudah boleh pulang, tetap Jaga kesehatan dan makan yang teratur karena maag kamu kemarin kambuh dan jangan lupa untuk memakai salep yang dapat dibeli di apotek umum," ucap Dokter menjelaskan.

"Terima kasih dok," Balas Alesha dengan senyumnya.

"Baik, kalau begitu saya permisi," ucap Dokter tersebut dan dianguki oleh Nia Dan Alesha.

Setelah dokter itu pergi, kini Nia kembali mendekat kearah anaknya.

"Alhamdulillah nak, kamu sudah boleh pulang," ucap Nia bersyukur sembari mengecup kening anaknya.

"Iya ma, makasih ya udah jagain Alesha selama dirumah sakit," ucap Alesha memegang tangan mamanya.

"Udah tanggung Jawab mama, sayang," Balas Nia.

"Sekarang mama siap-siap dulu ya, biar nanti bang Dikra tinggal jemput," sambungnya dan dibalas angukan oleh Alesha.

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 1 Siang. Nia sudah selesai memasukkan perlengkappan yang kemarin dibawa, mereka kini sedang menunggu kedatangan Dikra. Tak menunggu waktu lama, akhirnya Dikra sudah sampai.

"Lama banget kamu, lumutan Kita nunggunya," omel Nia kepada Dikra yang hanya cengengesan.

"Ya maaf, tadi Dikra makan dulu mah," balasnya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Udah ah, bawa tu barang-barangnya," omel Nia lagi.

"Iya mahh," ucap Dikra sembari mengambil barang-barangnya.

"Bisa berdiri kan Al?" Tanya Nia lembut kepada Alesha.

"Kalau sama Dikra sukanya omel-omel, kalau sama Alesha lembut terus," sindir Dikra sembari berjalan keluar, karna takutnya nanti tiang infusnya itu melayang kepadanya.

"Mama denger, Dikra," ucap Nia yang masih membantu Alesha.

Sedangkan Alesha, dia hanya tertawa melihat sifat kakaknya itu. Jika sama mamanya pasti tidak akur, tetapi kalau sama pants akur sekali.

"Udah mah, Alesha bisa jalan sendiri," ucap Alesha pada mamanya yang was-was dengan anaknya.

"Bener bisa jalan sendiri?" Tanya Nia kepada anaknya yang tingginya sudah sama dengannya.

"Iya mama," Balas Alesha.

"Yaudah, mama mau ikuti dari belakang aja ya," ucap Nia melepas gandengan pada tangan Alesha.

"Disamping Alesha aja mah," ajak Alesha menarik tangan mamanya untuk is gandeng.

Sekarang mereka sudah berada didalam Mobil dan sedang perjalanan menuju rumahnya. Untung saja Alesha hanya tak membutuhkan waktu sampai 1 hari dia sudah pulang.

—||—

Sesampainya dirumah ia disuruh mamanya untuk istirahat dikamar. Didalam kamarnya Alesha segera menghubungi Rafael.

"Halo kak."

"Hm."

"Makasih kak udah nungguin aku semalam."

"Hm."

"Tumben singkat banget kak?"

"Gapapa."

"Marah ya kak? Karna aku nggak kasih tau semuanya ke kakak?"

"Maaf kak, aku nggak tau harus dari mana ceritanya."

"Hm."

"Yaudah kak, aku cuma mau bilang makasih buat tolongannya kemarin."

Panggilan terputus, karna dimatikan oleh Rafael. Alesha bingung apa yang harus ia lakukan agar Rafael tak marah kepadanya? Mendengar jawaban Rafael yang singkat dan terdengar marah membuat hati Alesha rasanya tak karuhan.

Ting!!

Baru saja dirinya menaruh kembali handphonenya di meja samping tempat tidurnya.

KELOMPOK JOMBLO CERIA

Kejoraa:
Hi Alesha!!
Gws yaa, maaf belum bisa jenguk.

Bella:
Alesha gimana keadaan kamu?
Semoga cepat sembuh yaa.

Fahira:
Aleshaaa miss you.
Get well soon bestieee.

Alesha:
Makasih semuanya
Alhamdulillah, udah baikan.

Kejora:
Alhamdulillah

Bella:
Besok berangkattt sekolah nggak sha?

Alesha:
Insyallah, berangkat.

Fahira:
Yuhuu, besok gue gk kesepian lagii.

Kejora:
Emang selama ini lo sama siapa?

Fahira:
Sama kalian sihh, ya kan nggak enak kalau nggak ada temen yang sefrekuensi sama gue.

Fahira:
Kalau ada Alesha kan enak kalau mau bicarain bias.

Alesha:
Iya, lama gk halu Kita fah.

Fahira:
Iya, makanya cepet sembuh.
Biar bisa masuk sekolah lagi

Alesha:
Aminnn.

Alesha tersenyum kembali, melihat chat dari sahabatnya yang kawatir padanya. Tetapi tak lama kemudian, ia masih uring-uringan bagaimana cara agar Rafael tidak marah lagi padanya. Besok ia akan tanya pada teman Rafael, biasanya kalau Rafael marah cara biar gak marah gimana.

-||-


Sedangkan disisi lain, tepatnya disebuah kamar yang begitu luas. Terdapat Rafael yang sedang kebingungan dengan handphone yang ia tatap dan terus mengetik kata-kata kepada orang tetapi tidak jadi dikirim.

Hingga suara dering telepon membuat dirinya berhenti mengetik kata-kata. Ternyata orang yang menelponnya adalah Alesha. Sebenarnya ia malas mengangkat telepon dari Alesha, karna dirinya masih marah pada Alesha yang diam-diam sudah tahu semua tentang dirinya dan adik angkatnya. Tetapi hati kecilnya mengatakan kalau dirinya harus mengangkat telepon itu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut. Rafael pun hanya membalas deheman dalam teleponnya itu.

Saat ini, Rafael merasakan sangat lelah sekali. Besok Hari senin ia mengikuti ujian hingga empat minggu kedepan. Dengan diawali uji coba, ujian nasional, Dan terakhir ujian sekolah. Ia mulai memejamkan matanya untuk menghilangkan rasa lelahnya itu. Tidak lama kemudian dia sudah berada didalam tidurnya.

-||-

Spam 'Next' untuk Next Part.

Jangan lupa vote dan komen.

Thankyou for readingg

See you next chapter kawann!!

RAFAEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang