CHAPTER 1

907 46 31
                                    

"Biarkan musim gugur mengantarkan pesan kepada rusa, bahwasanya seekor serigala jatuh cinta akan indahnya sepasang bola mata yang ia lihat ditengah-tengah padang ilalang yang mengering."

#

"Akhirnya liburann!!!"

Teriak Gigi ketika keluar dari kost berlantai dua tersebut. Diikuti kedua temannya yang masih sibuk mengecek barang bawaan.

"Liburan? Kita ke sana penelitian, Gi." Senggol Tiffani, gadis dengan rambut bergelombang itu.

Gigi memanyunkan bibirnya, ia mengecek ponsel untuk memeriksa grabcar yang sudah dipesan 10 menit yang lalu.

"Ini driver tau jalan gak sih? Lama banget." Ketus Gigi.

"Macet kali, Gi. Inikan weekend." Hera baru bersuara setelah memastikan semua barang bawaan aman.

Beberapa menit mobil berwarna hitam terpakir didepan halaman kost. Si driver meminta maaf, dia harus memutar arah untuk menghindari macetnya ibu kota.

#

"Ra, kamu tau gak? Kalo kedutaan lagi nyari orang buat ngajar bahasa indonesia di Thailand." Tanya Gigi pada Hera yang sibuk mencatat sesuatu.

Hera hanya mengangguk dan melepas senyum sekilas.

"Apa lebih baik, kamu daftar jadi pengajar di Thailand aja?" Sambung Tiffani.

"Hmm, kalian kan tau. Aku gak bisa ninggalin mama aku sendiri di Indonesia. Yang jagain dia nanti siapa?"

Gigi memasang wajah kesal.

"Apa pentingnya..."

Tiffani menyenggol lengan temannya itu. Menggelengkan kepala, menandakan agar ia segera berhenti berbicara.

Perjalanan kali ini akan sangat melelahkan, karena penginapan mereka jauh dari pusat kota.

#

Hera, Gigi, dan Tiffani sampai dipenginapan di sekitaran wilayah pelabuhan, Busan.

Jam ditangan Tiffani menunjukkan pukul 11.21 malam waktu setempat. Taxi online yang membawa mereka bertiga, berhenti disuatu rumah berukuran sedang dengan pagar berwarna hijau daun yang mulai berkarat.

Ketiganya turun dengan wajah sudah setengah sadar karena lelah. Kondisi rumah tampak remang, suara debur ombak terdengar cukup jelas.

Hera mengetuk pintu, mencoba membangunkan si pemilik rumah. Seorang nenek tua berbaju merah hati keluar dengan senyum ramah.

"Haa, kau sudah datang. Aku sampai ketiduran menunggu kalian semua." Ujar wanita tua itu dengan dialek Busannya.

Hera memeluk wanita itu. "Maaf kami membangunkanmu tengah malam begini. Perjalanan sangat panjang."

Wanita tua itu mengibaskan tangannya cepat. Lalu menyuruh ketiganya masuk, karena angin malam semakin kencang dan dingin.

"Ini kamar kalian, memang tidak sebagus penginapan lainnya. Tapi kalian tidak akan kedinginan saat malam." Wanita tua itu membuka pintu kayu, sehingga menimbulkan bunyi decit yang sedikit mengganggu.

"Ini sudah sangat bagus, Nek. Aku dan teman-temanku berterima kasih sekali kepadamu, karena sudah memberikan kamar yang nyaman." Hera terdengar lancar berbahasa korea, walau sedikit terbata-bata.

Wanita tua itu tersenyum. Lalu pamit untuk meninggalkan mereka bertiga dirumah kayu tersebut.

#

Aroma laut yang sedang pasang tidak membuat tidur Hera nyaman. Walau badannya terasa sangat lelah, tapi matanya sulit untuk terpejam. Ia berkali-kali mengubah posisi tidur dan tetap tidak berhasil. Hera memutuskan untuk keluar sebentar, mencari sedikit udara segar.

LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang