"Ketika pelangi yang akhirnya berganti dengan warna jingga yang romantis."
#Ji Young duduk menjaga jarak 1 meter dengan Hera. Mereka memandangi taman bermain yang sepi, tidak ada anak-anak yang bermain disana karena hujan baru reda beberapa menit yang lalu.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin berbicara denganku?"
Tanya Hera sembari menggosokkan kakinya ke rumput yang basah.
"Maafkan aku. Telah membuatmu terluka seperti itu."
Keduanya diam, Hera mengendus pelan. Hidungnya sedikit berair karena udara yang semakin dingin.
"Kita semua memiliki masa lalu yang buruk. Ketidaktahuan yang membuat luka itu semakin besar. Dan akhirnya, kita tidak dapat menahan rasa sakit itu lagi, lalu melampiaskannya kepada orang yang salah."
Ji Young berdehem pelan, ia mengeluarkan kertas dari saku hoodie-nya.
"Ibuku, menulis sebuah surat tentang bagaimana ayahku dan Choi Mu Jin bisa begitu setia satu sama lain. Padahal, ayahku seorang anggota BIN dan Choi Mu Jin...Kau tahu sendiri seperti apa kehidupannya."
Hera menoleh ke arah Ji Young. Ia nampak penasaran tentang hubungan kedua orang yang memiliki latar belakang yang sangat berbeda itu.
"Ayahku anak yatim piatu, ia di angkat oleh ayah Choi Mu Jin karena kepintarannya. Choi Mu Jin sudah menganggap ikatan mereka sebagai ikatan persaudaraan, karena mereka selalu bersama setiap saat. Sampai akhirnya, ayahku memutuskan untuk masuk ke kepolisian. Padahal, dia telah lulus sebagai sarjana teknik penerbangan yang seharusnya bekerja diperusahaan yang akan dibangun oleh ayah Choi Mu Jin. Karena keputusan itu, ayahku diusir. Setelah masuk ke kepolisian, ayah bertemu dengan ibu yang merupakan seorang pekerja kantoran biasa. Mereka menikah lalu tinggal dirumah yang sederhana. Walaupun begitu, Choi Mu Jin sering mengunjungi kami, membawakanku mainan di hari Natal, atau sekedar minum bir bersama ayah."
Ji Young menghentikan kalimatnya. Ia memandang ke beberapa orang yang mulai keluar untuk menikmati udara yang dingin.
"Intinya, kisah kalian bersama Choi Mu Jin bukanlah kisah yang buruk."
Sambung Hera. Ji Young masih diam. Ia menghela napas.
"Akhir dari surat yang ditulis ibuku adalah..."
Ji Young memberikan kertas berwarna putih yang mulai pudar itu pada Hera.
"Ibu ingin kau selalu berada disamping Paman Choi dan belajar banyak darinya tentang kehidupan. Maaf telah membuatmu salah paham, tapi percayalah. Hanya Paman Choi yang bisa menjaga dan membesarkanmu menjadi orang yang hebat."
Hera membaca surat itu, ia bisa membayangkan betapa besarnya kepercayaan Jin Seo Yeon pada Choi Mu Jin.
Ji Young mengusap wajahnya, bola matanya tampak sedang melihat masa lalu yang tiba-tiba muncul.
"Dan bagaimana bisa, aku tidak tahu. Jika selama ini, dialah yang membiayai kehidupanku."
Hera menggeserkan duduknya, lalu menggenggam tangan Ji Young erat.
"Kau tidak perlu merasa bersalah atas apa yang telah terjadi. Mulai sekarang kau bisa mempercayai Choi Mu Jin sepenuhnya, seperti ibu dan ayahmu. Ji Young...Kau masih sangat muda. Tidak ada keterlambatan untukmu menjadi pribadi yang baik."
#
Buah apel itu telah terkupas bersih. Choi Mu Jin menaruh pisau itu di atas piring. Ia memandangi Hera yang sibuk membaca novel yang dibawa Mu Jin dari rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...