"Salju pertama yang turun bersamaan dengan rasa curiga yang datang."
#
"....Kau ingin kemana?"
Hera tersontak kaget, ia menatap Mu Jin yang terlihat santai sembari bangun dari tidurnya.
"Kenapa kau terlihat terkejut?"
"K-kau tidak tidur?"
"Kenapa?"
"K-karena kau terlihat sangat lelah."
Mu Jin melepas tawa pelan, ia menoleh ke arah rak buku yang tampak berubah. Ia mengangkat alisnya, lalu menatap gadis disampingnya seksama.
"Kau tidak tidur? Ada yang mengganggu pikiranmu?"
Dia? Tidak tahu apa sedang aku lakukan tadi?
Tanya Hera dalam hatinya. Gadis itu menggeleng pelan, matanya tampak tidak yakin menatap Mu Jin yang sibuk memperbaiki kancing bajunya yang terlepas.
"Aku harus pergi ke suatu tempat. Sepertinya, istirahatku sudah sangat cukup malam ini. Terima kasih banyak, Hera."
Dada gadis itu tiba-tiba terasa nyeri, ada hal aneh yang mengganggunya saat ini.
"K-kau akan pergi kemana?"
"Menemui seseorang. Orang yang sangat penting."
"Siapa?"
"Istirahatlah. Kau terlihat sedang tidak baik-baik saja."
"Kau akan pergi lama?"
"Tidak. Pertemuan ini hanya sebentar. Aku akan kembali besok pagi."
"Begitu."
Mu Jin turun dari kasurnya, ia memakai black suit dengan dasi bergaris putih yang tipis, lalu memakai jam tangan yang sudah menunjukkan lewat tengah malam.
"Kau akan tidur disini?"
Tanya Mu Jin sebelum keluar dari pintu kamarnya. Hera menggeleng, lalu ikut keluar dari kamar itu. Mu Jin berjalan cepat meninggalkan Hera yang masih mengikutinya menuju teras depan.
Pria itu masuk ke dalam mobil lalu menghilang dari balik gerbang yang tinggi. Gadis itu menghentakkan kakinya ke lantai sambil mendengus kesal. Ia tidak mungkin kembali lagi ke kamar Choi Mu Jin, itu akan sangat mencurigakan.
#
Salju akhirnya turun setelah sekian lama dinanti. Halaman yang awalnya hijau dan lembab, kini telah dipenuhi dengan kumpulan benda putih yang membeku. Angin yang berhembus semakin dingin, pepohonan berat untuk menggoyangkan rantingnya yang telah kering.
Aroma kopi yang sejak tadi tercium, masih betah hinggap hingga pukul 10 pagi. Hera menggertakkan jarinya yang dingin membeku, gadis itu menatap ke luar pintu kaca.
"Sajangnim, ingin bertemu denganmu."
Ujar Tae Joo menghampiri Hera yang sibuk meniup kopinya. Hera menoleh, wajahnya kembali tegang. Gadis itu menaruh gelas kopi, lalu beranjak dari tempat ia berdiri selama hampir satu jam.
Pintu kayu itu diketuknya perlahan, tidak ada balasan dari dalam. Ia membuka pintu dan melihat Mu Jin yang berdiri menghadap ke luar jendela memakai coat tebal dan memegang sebuah amplop di tangannya.
"Salju pertama tahun ini, tidak begitu indah, bukan?"
"Ini pertama kalinya, aku melihat salju turun."
Balas Hera, ia mendekati Mu Jin yang masih berdiri dingin di sana.
Pria itu masih belum menatap Hera, matanya tertuju pada dua ekor anjing miliknya yang sibuk berlari ke sana kemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...