"Pulang?"
#
"Aku yakin kau sudah gila!"
Teriak Gyun Han pada Ha Joon yang berdiri tegap di depan meja Kaptennya itu. Ia hanya menunduk dan tidak ingin berdebat panjang.
"Bagaimana bisa kau menjadi saksi untuk membela Choi Mu Jin?! Kau tidak sadar, bahwa dia salah satu target misi kita? Ha?!!"
Tiga orang di ruangan itu hanya diam melihat rekan satu teamnya di marahi. Mereka bahkan tidak tahu harus berpihak pada siapa.
"Atau jangan-jangan, kau sudah berpihak padanya! Benar...Kau pasti diberi imbalan..., Berapa bayaran yang kau terima dari Choi Mu Jin sialan itu?!"
Ha Joon masih diam, sedangkan Gyun Han makin terbawa amarah saat tidak ada jawaban darinya.
"Kau...Akan mendapat sanksi atas apa yang kau lakukan. Kau akan dibebas tugaskan selama 2 minggu."
"Kapten."
"Apa?! Kau ingin protes?? Itu salah kau sendiri! Pergilah! Aku lelah memarahimu."
Gyun Han duduk di kursinya, lalu memijat kepalanya yang terasa pusing. Ha Joon kembali ke mejanya, mengambil kunci mobil lalu keluar dari ruangan mereka.
"Ya, Kim Ha Joon!"
Tae Gyung berlari ke arah Ha Joon. Ia mengajak Ha Joon untuk membicarakan sesuatu.
"Kau dibebas tugaskan hanya karena menjadi saksi? Itu lucu."
"Jika aku menjadi Kapten, mungkin aku akan bertindak sama."
Balas Ha Joon sambil meminum cola-nya. Tae Gyung menghembuskan asap rokok itu ke udara, ia memberikan sebuah flashdisk pada Ha Joon.
"Aku tahu, kau sedang menyelidiki sesuatu. Aku sudah meng-copy-nya, kau bisa gunakan itu untuk membantu penyelidikan."
"Apa ini?"
"Rekaman dari kamera pengawas."
"Rekaman apa?"
"Saat operasi penangkapan kita di pelabuhan beberapa waktu yang lalu, Choi Mu Jin terlihat di kamera itu, cukup jelas bahwa dia berada di tempat penyelundupan itu. Tapi..."
Tae Gyung diam, lalu mematikan rokoknya.
"Kau bisa lihat sendiri rekaman itu nanti. Aku harus kembali ke kantor. Gunakan waktumu sebaik mungkin."
Tae Gyung menepuk pundak Ha Joon, lalu turun dari rooftop tempat biasa mereka merokok.
#
Ruby berkali-kali menggigit kaki Hera yang masih sibuk dengan leptopnya. Tesis yang hampir 2 minggu terbengkalai, harus ia selesaikan sesegera mungkin.
"Ada apa Ruby? Makananmu sudah habis?"
Hera berjalan menuju dapur untuk melihat apakah makanan kucingnya itu masih ada atau tidak.
"Kau sedang mencari apa?"
Mu Jin tiba-tiba datang, ia membuka suit-nya, lalu mendekati Hera.
"Sepertinya, makanan Ruby sudah habis."
"Habis? Bukankah kita membelinya cukup banyak?"
"Karena itu. Aku ingat jika masih ada beberapa bungkus yang tersisa."
Hera memanjat lemari dapur untuk melihat apakah makanan kucing ada di lemari itu. Mu Jin menarik pinggang Hera, menggendong gadis itu lalu mendudukannya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...