"Pelangi yang hanya menampilkan warna kelabu."
#
"Dia mengalami trauma tumpul abdomen. Menyebabkan bagian limpa dan hatinya mengalami pendarahan. Setelah operasi laparotomi, pendarahan terlihat sudah berhenti, dan bagian yang mengalami pembengkakan sudah mulai membaik. Dia harus banyak beristirahat."
Dokter wanita berkacamata itu pergi setelah memberikan penjelasan mengenai kondisi tubuh Hera kepada Choi Mu Jin.
Tae Joo menghampiri Mu Jin yang masih berdiri kaku dengan raut wajah bersalah sambil menatap Hera yang terbaring lemah di ruangan yang dibatasi oleh dinding kaca.
"Kim Ha Joon sudah sadar, apa anda ingin bertemu dengannya?"
Mu Jin menoleh, lalu mengangguk. Ia berjalan meninggalkan Hera di ruangan itu.
"Jaga ruangan ini baik-baik."
Perintah Mu Jin pada dua orang pria bertubuh tegap.
Mu Jin berjalan menuju ruang kamar inap tempat Ha Joon di rawat. Pria itu duduk di atas kasurnya, dengan wajah penuh luka.
"Kau ingin memastikan aku masih hidup?"
Mu Jin membuka jendela di kamar itu, angin bertiup pelan, Mu Jin menghembuskan napasnya perlahan.
"Terima kasih telah memberitahuku." Balas Mu Jin tampak ragu.
Ha Joon mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
"Hh. Kenapa tiba-tiba kau mengatakan itu padaku?"
"Kenapa kau tidak menelepon polisi?"
Ha Joon menghela napas pendek, ia merengut karena hidungnya terasa sangat sakit.
"Sebenarnya, apa yang terjadi diantara kau dan Yoon Ji Young."
Mu Jin membalikkan badannya. Ia duduk dikursi yang jaraknya 2 meter dari Ha Joon.
"Yoon Ji Young adalah anak dari sahabatku."
"Bagaimana bisa kalian berdua saling bermusuhan?"
"Aku tidak pernah menganggap dia sebagai musuhku. Dia hanya salah paham padaku karena peristiwa masa lalu."
Ha Joon tak melanjutkan pertanyaannya. Ia mengelus perutnya yang terasa nyeri.
"Gadis itu, bagaimana kondisinya?"
"Dia masih belum sadar. Limpa dan hatinya mengalami pembengkakan."
Keduanya diam. Ha Joon memasang wajah serius.
"Park Gyun Han..."
"Ada ditempat itu. Aku melihatnya pergi bersama Kim Mu Yeol. Pemilik FD Group."
Sambung Ha Joon tampak berat, air wajahnya merasa sangat kecewa.
"Dia tahu kau mengikutinya?"
"Aku rasa tidak."
Mu Jin mengangguk pelan, matanya memandang ke arah tangan Ha Joon yang dipasang gips.
"Aku akan membayar semua pengobatanmu hingga kau sembuh."
Pria itu berjalan menuju pintu keluar.
"Choi Mu Jin."
Langkah Mu Jin terhenti, Ha Joon menatap pria itu lekat.
"Untuk saat ini. Aku berada di pihakmu." Ujar Ha Joon pada Mu Jin, memastikan bahwa ia akan tutup mulut mengenai kejadian itu.
#
Sore itu tampak cerah. Angin berhembus pelan, udara masih terasa dingin menembus sela-sela jendela yang tidak begitu ditutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...