"Selayaknya daun yang berjatuhan tanpa arah."
#
Denting jam berbunyi, membangunkan Hera yang tertidur pulas di samping Choi Mu Jin. Ia mengusap matanya yang lelah, pria itu masih memejamkan mata. Hera menyeka rambut Mu Jin pelan, ia melepas senyum kecil.
"Kau sudah bangun?"
Mu Jin membuka matanya, Hera tersentak kaget. Ia menjauhkan dirinya dari pria itu.
"Oh, iya." Jawabanya canggung.
"Mm, bagaimana dengan keadaanmu? Apa masih terasa sakit?"
Sambung Hera lagi. Mu Jin menggeleng, senyumnya masih tidak lepas sejak tadi.
"Aku lapar." Ujar Mu Jin sambil mengelus perutnya.
"Kau ingin makan apa?"
"Apa saja. Aku tidak pemilih dalam hal makanan."
"Tubuhmu masih belum benar-benar sehat. Aku akan membuatkan bubur untukmu. Kau mau?"
"Tentu."
Hera melepas senyum, lalu mengangguk. Ia meminta Mu Jin tetap di tempat tidurnya, menunggu sampai Hera selesai membuatkan bubur untuknya.
#
"Sajangnim?"
Tae Joo menunduk, lalu memberikan sebuah iPad pada Mu Jin yang duduk membelakangi dirinya.
"Bagaimana hasilnya?"
"Sekitar 12 kapal sudah berlabuh dengan aman. Satu kapal lagi, merupakan kapal yang di sabotase Han Tae Seok tempo lalu.",
Mu Jin membuka sebuah file di iPad-nya. Ia menghela napas gelisah.
"Apakah ada kabar mengenai Han Tae Seok?"
Tae Joo berjalan mendekat ke arah Mu Jin. Lalu membuka folder berisi foto-foto Han Tae Seok bersama Park Gyun Han di pelabuhan Vietnam.
"Park Gyun Han? Mau apa lagi bajingan ini."
Mu Jin melempar iPadnye ke atas karpet bermotif kulit harimau.
"Saya sudah mengabari Quang Tu untuk mencari dimana Han Tae Seok bersembunyi."
"Cari pengkhianat itu. Hidup atau mati."
"Baik, Sajangnim."
Tae Joo keluar dari ruangan itu, ia menoleh ke arah Hera yang datang membawa segelas jus. Gadis itu berjalan cepat dengan senyum hangat.
"Aku membuat jus untuk semua orang. Kau mau?"
"Jus kiwi lagi?"
"Bukan. Jus tomat dengan sedikit madu."
Tae Joo kini tampak tak segan untuk tersenyum sedikit lebih lebar. Ia mengucapkan terima kasih sambil membawa gelas berisi jus.
#
"Kau menyukainya?"
Tanya Hera pada Mu Jin yang tampak ragu dengan bubur yang dibuat Hera.
"Tidak buruk."
"Kau tahu? Aku memang suka memasak. Tapi makananku, jarang sekali enak."
"Aku tidak bilang buburmu tidak enak. Hanya saja, rasanya sedikit berbeda."
Hera memanyunkan bibirnya. Ia menoleh ke arah jus tomat yang masih setengah gelas.
"Bahkan jus buatanku tidak habis.",
Mu Jin tersenyum kecil, ia menaruh bubur itu di atas meja di samping tempat tidurnya. Ia meraih pipi Hera, telapak tangan Mu Jin terasa hangat dan nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...