"Mencari jawaban."
#
"Sebenarnya, berat untukku melakukan ini."
Bisik Hera pelan, wajah pria di pangkuannya tampak begitu polos. Garis wajah dengan hidung mungil itu membuat Hera semakin tidak sanggup menatap Mu Jin lama. Mu Jin baru tertidur beberapa menit, pria itu tampak lelah karena pekerjaannya beberapa hari ini. Lengannya yang berbalut gips belum bisa dilepas.
"...Andai saja...Andai saja kau memiliki kisah yang lain. Mungkin, sudah tidak ada kebohongan dan kecurigaan yang akan terjadi."
Hera menoleh ke arah jendela yang terbuka lebar. Tirai yang terbentang sedikit terbuka, memperlihatkan hujan yang turun bergantian dengan angin yang datang bergemuruh.
Kamar itu hanya diterangi dua lampu yang terpasang di sudut ruangan. Membuat suasana malam itu terasa hangat. Hera menyentuh alis Mu Jin perlahan, ada harapan dibalik sentuhan itu untuknya saat ini.
Ponsel Hera berbunyi, pesan masuk dari Ha Joon yang mengatakan bahwa rencana mereka harus berjalan lancar tanpa sepengetahuan siapapun. Hera tidak membalas, membiarkan pesan itu terbaca.
Mu Jin terbangun dari tidurnya, wajah lelahnya menatap gadis di hadapannya. Pria itu memberikan senyum hangat, jemarinya meraih helaian rambut Hera yang terurai.
"Jam berapa sekarang?"
"Kenapa? Kau ingin kembali ke kamarmu?"
Pria itu menggeleng, ia menenggelamkan wajahnya ke pelukan Hera. Tangannya mengusap punggung gadis itu pelan.
"Aku harus menemui seseorang."
"Lagi? Kau baru tidur 1 jam."
"1 jam? Aku kira sudah tertidur lama. Mungkin karena aku tertidur di pangkuanmu. Tidurku menjadi sangat nyenyak."
Hera mengusap rambut pria itu pelan, Mu Jin mendongak dengan wajah tampak menginginkan sesuatu.
"Ada apa?"
Tanya Hera sedikit canggung. Semenjak kejadian malam itu, ia merasa pipinya terasa terbakar ketika menatap wajah Mu Jin. Pria itu bangun dari tidurnya, meraih leher gadis itu lalu mengecup kening Hera cukup lama.
"Jika seperti ini. Aku bisa gila hanya karena melihatmu."
Mu Jin turun dari ranjang dengan selimut berwarna sea blue itu. Ia mencubit pipi Hera gemas, lalu mengetik sesuatu di ponselnya.
"Aku akan kembali besok. Kau tidak boleh keluar. Aku akan menyuruh Gi Cheol mengawasimu."
"Kau akan pergi kemana? Dan kenapa aku tidak diperbolehkan keluar?"
"Aku akan pergi ke Busan."
"Busan? Ke gereja kemarin? Siapa yang akan kau bunuh?"
Mu Jin tertawa pelan, ia menggeleng cepat lalu memasukkan ponselnya ke dalam black suit miliknya.
"Aku tidak akan membunuh seseorang, Hera."
"Lalu?"
"Aku harus menemui seseorang disana."
"Siapa?"
"Kenapa?"
"Aku hanya ingin tahu."
"Tunggu aku sampai kembali."
Mu Jin keluar dari kamar itu, meninggalkan Hera dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawabkan.
#
Ha Joon memarkirkan mobilnya di sebuah swalayan. Ia keluar menggunakan masker tebal dan kacamata serta topi. Ia masuk ke dalam swalayan sambil membawa sebuah berkas yang ia ambil dari kantor Kaptennya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...