"Seperti menunggu Matahari berwarna kelabu."
#
"Permisi!"
Ketukan pintu terdengar dari luar, Gigi membuka pintu rumahnya dan memasang wajah bingung.
"Iya? Ada apa, ya?"
"Dengan saudari Givani Rahayu?"
"Iya, saya sendiri."
Dua orang berbadan tegap dengan jaket kulit itu menunjukkan kartu identitasnya pada Gigi.
"Kami dari kepolisian. Kami ingin menanyakan sesuatu kepada anda."
"Tanya...Tentang apa, ya?"
"Apa anda tahu, dimana sekarang saudari Hera Dhamiya? Kami sudah mendatangi rumah lamanya, tapi rumah itu sudah dijual. Begitu juga kamar kosnya, dia tidak ada disana."
Gigi mengerutkan dahi. Ia bingung, kenapa pihak kepolisian mencari Hera.
"Saya juga kurang tahu, Pak. Tiga hari yang lalu, Hera ngabarin saya kalau dia udah gak tinggal di kos. Tapi, dia gak bilang sama saya, dimana dia sekarang."
"Kapan terakhir kali kalian berkomunikasi?"
"Tadi malam, Pak."
"Lalu?"
Polisi itu semakin tampak penasaran.
"Kita ada janjian ketemuan, sih. Makan malam dirumah temen. Itu aja."
"Kalau boleh. Bisa anda berikan alamat rumah yang akan anda kunjungi?"
Gigi menulis alamat rumah Tiffani dibuku kecil milik polisi itu. Raut wajah polisi itu tiba-tiba berubah, lalu meminta Gigi untuk tidak mengatakan apapun kepada Hera. Gigi hanya mengangguk tidak yakin, ia berlari ke kamarnya dan mengambil ponsel.
"Halo, Gi?"
"Ra! Kamu di cariin polisi!"
Hera diam sejenak, lalu mengiyakan.
"Lah? Kamu tahu? Kamu ada masalah apa?"
"Enggak masalah berat, kok. Aku cuman jadi saksi doang."
"Saksi? Saksi untuk kasus apa?"
"Gi. Maaf aku belum bisa cerita. Tapi yang jelas, kamu jangan mikir aneh-aneh dulu."
"Gimana gak mikir aneh!"
"Iyaa, aku paham. Tapi ini bukan masalah besar, kok. Aku gak bakal di penjara."
"Pokoknya, kalau ada apa-apa, kamu kabarin aku aja. Aku bakal minta bantuan Papi aku."
"Iya, iya. Yaa udah, aku mau ngurus berkas ujian aku dulu. Nanti aku kabari lagi."
"Mm, iyaa udah. Awas loh ya! Kabarin kalau ada apa-apa."
"Iya, iya."
Panggilan tertutup, Gigi yang hanya sendirian dirumah semakin merasa takut karena dua orang pria bertubuh tegap itu.
#
Tae Joo menghampiri Mu Jin yang masih sibuk dengan berkas-berkas diatas mejanya. Pria berkemeja navy itu bahkan tidak sadar jika Tae Joo cukup lama berdiri didepannya.
"Ah? Tae Joo. Kau sudah datang."
Mu Jin meminum kopi hitamnya yang mulai mendingin. Tae Joo melepas senyum getir.
"Sajangnim. Kim Mu Yeol, akan mengadakan pertemuan dengan Kim Hyun Mok di four seasons hotel malam ini."
"Benar dugaanku. Lintah itu berhasil menarik perhatian Hyun Mok. Kita harus menemui Tuan Kim sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...