"Jarak yang mendatangkan luka."
[2]
#Mu Jin masuk kedalam mobil menuju Namhae, untuk pertemuan sebelumnya yang sempat batal karena insiden penculikan Hera tempo lalu.
"Tuan Kim Hyun Mok sudah tiba di bandara 1 jam yang lalu."
Ujar Tae Joo yang duduk dikursi depan. Mu Jin mengangguk, ia melihat ke luar jendela mobil yang mulai basah karena hujan.
"Bagaimana dengan Tuan Kim? Kau sudah mengatakan bahwa kita akan mengadakan pertemuan dengan cucunya hari ini?"
"Saya sudah bertemu dengan sekretaris Tuan Kim dan menyampaikan tentang pertemuan ini."
"Bagus. Setidaknya, dia bisa membantu kita meyakinkan Hyun Mok."
Mobil itu sampai disebuah restaurant yang tampak masih bergaya tradisional. Mu Jin keluar sambil memperbaiki suit-nya. Ia berjalan masuk didampingi Tae Joo dan Sekretaris Kang masuk kedalam ruangan yang dijaga ketat oleh pria-pria bertubuh besar.
Meja kayu yang sudah terisi dengan makanan khas Korea itu terlihat dingin dan kaku. Kim Hyun Mok duduk bersila didampingi Sekretarisnya yang terlihat cantik dan pintar.
"Korea tampak sangat berbeda tahun ini."
Ujar Hyun Mok sambil meminum teh hijau miliknya.
"Hujan sering turun akhir-akhir ini. Sangat mengganggu."
Balas Mu Jin yang terlihat santai dan duduk di depan pria dengan tato club. Hyun Mok tertawa kecil, ia menaikkan alisnya.
"Aku sudah mendengar semua tentangmu dari kakekku. Kau orang yang mengagumkan, Tuan Choi."
"Semuanya butuh proses yang sangat panjang."
Hyun Mok menaruh gelasnya ke meja, lalu menatap Mu Jin tegas.
"Tapi, perusahaanku sedang tidak membutuhkan orang hebat sepertimu."
Mu Jin mengeluarkan koper kecil lalu membukanya. Sebuah botol kecil berwarna safir terlihat sangat indah ketika lampu ruangan itu memantulkan cahaya.
"Produk kami tidak pernah gagal. Bahkan, menjadi salah satu produk yang selalu diinginkan oleh para importir."
Mu Jin mengeluarkan botol itu, lalu meletakkannya ke atas meja. Sekretaris Hyun Mok mengambil botol itu, memeriksanya dengan seksama lalu mengangguk setuju.
"Aku takut, akan mengecewakanmu Tuan Choi...Semua orang yang berada di dunia seperti ini takut padamu. Bahkan Kakekku sendiri."
"Aku tidak semenakutkan itu pada rekan bisnisku sendiri."
Mu Jin memutar sendok ditangannya. Ia menoleh sekilas ke arah Tae Joo, lalu menatap Hyun Mok tajam.
"Aku dengar, kau bahkan tidak segan-segan memenggal kepala orang yang sudah mengkhianatimu?"
"Hh, itu sudah menjadi sebuah kesepakatan."
"Apa yang aku dapatkan, jika seandainya aku berkhianat?"
Mu Jin diam, lalu mengalihkan pandangannya ke lukisan pedang yang tampak indah.
"Aku hanya akan mengambil jantungmu. Itu saja."
Hyun Mok tertawa lepas, ia menghela napas pendek lalu membuka kancing suit-nya.
"Aku bahkan tidak yakin akan begitu setia padamu, seperti kakekku dulu."
"Kau tidak perlu memaksakan diri, jika kau belum sepenuhnya yakin dengan kesepakatan ini."
Hyun Mok mengangguk, ia menyendok sup tahu yang terasa mulai dingin. Mu Jin membuka ponselnya, panggilan masuk dari Hera tiba-tiba mengagetkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanficJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...