CHAPTER 31

182 19 3
                                    

"Pilihan yang menjadi sebuah keragu-raguan."
[2]

#

Ruby menggosokkan wajahnya ke tangan Hera yang keluar dari selimut. Hera meringkuk dalam selimut, tangannya sibuk mencari letak ponselnya. Jam menunjukkan pukul 10 pagi, Hera menggosok wajahnya kasar lalu duduk dengan mata yang masih sayu. Sejak dia sampai di rumah besar itu, dia sama sekali tidak melihat Choi Mu Jin.

Apa dia sedang bersenang-senang dengan wanita cantik waktu itu?

Hera berbicara dalam hatinya, ia menoleh ke arah Ruby yang berjalan kesana-kemari sambil mengeong pelan.

"Kau lapar, Ruby?"

Hera menghampiri Ruby, menggendong kucing itu keluar kamar untuk diberi makan.

"Kau sudah bangun?"

Gadis itu tersentak kaget, Choi Mu Jin berdiri di samping pintu Hera dengan pakaiannya sudah tampak rapi dan harum.

"Heh? Iya..."

"Akhirnya aku bisa melihat wajahmu lagi."

Mu Jin tiba-tiba memeluk Hera, napas pria itu terasa menenangkan di telinga. Hera mendorong pelan tubuh Mu Jin, lalu menjaga jarak 1 meter.

"Aku belum mandi dari kemarin."

"Lalu?"

"Kau sudah terlihat rapi dan bersih. Aroma tubuhku akan lengket dibajumu."

"Aku suka aromamu."

Mu Jin menarik tangan Hera pelan, kembali memeluk gadis itu hangat.

"Ruby...Harus diberi makan."

Mu Jin menoleh ke arah Ruby yang sejak tadi duduk tenang melihat keduanya.

"Ruby. Kau juga kembali?"

"Aku yang menjemputnya kemarin."

"Begitu?"

Wajah Mu Jin tiba-tiba berubah. Ia menatap Hera seksama, lalu mengusap pipi gadis itu pelan.

"Bisakah kau dikamar saja nanti?"

"Kenapa?"

"Mm, aku tidak suka jika rekan bisnisku melihatmu."

Hera mengerutkan dahinya, ia berjalan pelan menuju dapur utama untuk mencari makanan Ruby.

"Baik. Jika itu maumu."

"Nanti malam. Kita harus pergi ke suatu tempat."

Mu Jin berjalan mengikuti Hera. Dapur yang dominan berwarna putih gading itu terlihat bersih dan mewah.

"Pergi kemana?"

"Aku tidak akan mengatakannya sekarang."

"Kenapa?"

"Biar aku bantu."

Mu Jin mengambil makanan kucing di atas lemari. Makanan kucing itu ditaruhnya di dalam mangkuk, Ruby berlari menghampiri dan memakannya dengan lahap. Hera melepas senyum gemas sambil mengusap punggung Ruby yang mulai tampak berisi.

"Kau sudah sarapan?"

Tanya Hera pada Mu Jin yang bersender di meja dapur, pria itu menggeleng.

"Mereka tidak menyiapkan sarapan untukmu?"

"Sudah. Tapi aku ingin makan denganmu."

"Bodoh."

"Mandilah. Aku akan menunggu di meja makan."

LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang