"Bukan sebuah rahasia yang layaknya disembunyikan."
#
Natal akan datang tidak lama lagi. Jalanan tampak indah dihiasi lampu warna-warni serta hiasan natal yang lucu. Beberapa toko juga menawarkan diskon untuk pelanggan yang datang.
"Oo? Sudah lama aku tidak melihatmu."
Ha Rim melepas senyum lebar ke arah Hera yang datang bersama Gi Cheol.
"Sepertinya banyak menu baru?"
"Benar. Menu spesial hari natal. Aku akan merekomendasikan cake yang enak untukmu."
"Aku ingin yang tidak terlalu manis."
"Kau bisa mencoba blueberry cake dengan toping almond. Rasanya sedikit asam, tapi segar. Kau mau?"
"Pasti enak! Aku mau 1 cake penuh."
"Kau akan merayakan sesuatu?"
"Tidak. Aku hanya ingin memakannya."
"Begitu...Ada lagi?"
"Mm. 1 americano dan 1 caramel latte."
"Baik. Tunggu sebentar, ya."
Hera mengangguk, lalu duduk di kursi yang menghadap jendela. Keadaan luar tampak tenang, cuaca mulai menunjukkan akan turun salju.
"Nona Hera."
Gi Cheol membuka pembicaraan diantara keduanya yang sejak tadi hanya diam. Gadis itu menoleh, lalu menaikkan alisnya.
"Ada apa?"
"Apa kau akan menetap di Korea?"
"Kenapa?"
"Tidak ada. Aku hanya ingin tahu saja."
"Aku tidak tahu. Terkadang, aku ingin kembali ke negaraku, terkadang juga aku ingin tetap berada disini."
"...Kau tahu...Keberadaanmu cukup membuat banyak perubahan yang terjadi."
"Menjadi lebih buruk?"
Gi Cheol menggeleng tidak yakin, ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan yang basah.
"Aku juga tidak tahu, apakah itu dibilang buruk atau sebaliknya. Hanya saja, aku merasakan banyak keadaan menjadi sangat berbeda."
Hera menghela napas, ia mengetuk meja beberapa kali lalu mengangguk.
"Kau ingin aku pergi atau tetap disini?"
"Pilihan yang sulit."
"Benarkah?"
"Terkadang...Aku ingin kau berada disini. Tapi, ada kalanya aku ingin kau pergi dan meninggalkan kami."
Hera tertawa kecil, ia mengusap jemarinya yang mendingin, ia melirik beberapa kali ke arah Ha Rim yang sibuk membuat pesanan mereka.
"Aku...Terlalu banyak membuat masalah, bukan?"
"Mm."
"Maaf. Telah banyak merepotkanmu."
"Tidak. Aku tidak merasa kau harus meminta maaf padaku."
"Lalu?"
"Sajangnim...Banyak mengalami masa sulit saat ini. Aku pikir, dia lebih membutuhkan maaf darimu."
Hera terdiam. Tidak ada lagi kalimat yang keluar dari bibirnya. Beberapa saat, pesanan mereka selesai dan memutus percakapan canggung keduanya.
#
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanficJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...