CHAPTER 11

265 28 5
                                    

"Ketika semesta menyempurnakan kisah keduanya."

#

"Ruby!!" Hera berlari ke arah kucing berwajah bulat dan gempal itu.

"Ruby tampaknya juga bersemangat hari ini." Ujar wanita bermata sipit itu sambil tersenyum lebar.

"Ruby...Say hai sama kakek." Ujar Hera sambil melirik jahil ke arah Mu Jin.

Pria itu memperbaiki dasinya, lalu berdehem. Ia memaksa senyum ke arah kucing dengan telinga mungil itu.

Tae Joo dan Gi Cheol membantu mengemas beberapa keperluan kucing dengan wajah tampak selalu kesal itu.

"Haah?! Kau ingin membuka toko hewan?"

Hera terkejut melihat box itu hampir penuh.

"Aku tidak ingin membelinya berulang kali. Merepotkan."

Mu Jin membersihkan tangannya yang sedikit kotor menggunakan sapu tangan. Ia menyentuh hidungnya yang sedikit gatal.

"Hidungmu berlendir?" Hera mengelap sedikit lendir itu dengan tangannya.

Mu Jin terdiam sejenak, lalu membersihkan hidungnya dengan sapu tangan.

Hera tampak tidak merasa risih dengan itu, ia masuk ke dalam mobil sambil menggendong Ruby dipelukannya.

Mu Jin pamit setelah melakukan pembayaran, diikuti kedua anak buahnya di mobil terpisah.

"Apakah aku bisa membawa Ruby, jika kembali ke Indonesia?"

"Bisa. Aku akan mengurusnya untukmu."

"Kau tidak ingin merawatnya?"

"Aku kurang lihai merawat binatang."

"Hmm, begitu."

Hera mengelus leher Ruby gemas, matanya tertuju pada jendela mobil yang mulai basah karena hujan.

"Aku lapar." Ujarnya tiba-tiba.

"Kau ingin berhenti untuk makan malam?"

Hera mengangguk. Mu Jin menelepon Tae Joo agar pergi terlebih dahulu membawa Ruby dan memintanya untuk mereservasi restaurant terdekat.

#

Hera tampak sedikit tidak nyaman dengan suasana restaurant yang kaku. Alunan musik dari Franz Schubert berjudul ständchen itu membuat Hera terpaku sejenak. Bibirnya sejak tadi tidak berhenti berbisik sendiri. Sesekali Mu Jin menoleh ke arah gadis disampingnya itu dengan tatapan gemas.

"Sebelah sini." Ujar pelayan wanita berwajah oval sempurna itu. Wanita itu tampak cantik walau hanya memakai rok hitam selutut, kemeja putih berdasi kupu-kupu, dan flatshoes hitam.

Hera duduk dengan perasaan canggung, ketika melihat wanita itu tersenyum ramah dengan Choi Mu Jin.

"Mereka tampak akrab."

Ujar Hera dalam hatinya. Ia sesekali melirik ke arah bajunya yang tampak tidak cocok dengan suasana tempat itu.

Hera memesan chilled seafood berukuran large, harvest salad, dan dessert warm apple crumb tart yang terdengar lezat.

Mu Jin tertegun sejenak, lalu memesan steak lamb chops dan sebotol wine dari sauvignon blanc.

Suara musik masih mengalun menambah kesan romantis yang hangat. Hera melirik ke beberapa sudut ruangan yang tidak terlalu besar itu. Lampu-lampu yang cahayanya redup itu tampak indah.

"Kau memesan banyak makanan."

Mu Jin membuka suitnya, menggulung lengan kemeja berwarna olive itu dan melepas dasi dan dua kancing kemejanya. Hera melirik sekilas, terlihat tato dengan bentuk ujung pedang yang samar.

LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang