"Bagaimana bisa seekor serigala mencintai mangsanya sendiri?"
#
"Sial!"
Pria bertubuh tinggi itu melempar map yang dipegangnya.
"Akibat peristiwa tadi malam, pihak dari Filipina memutuskan untuk berhenti sementara bertransaksi dengan kita. Mereka ingin semua kembali aman terlebih dahulu." Ucap pria muda dengan tato bunga dilehernya.
"Katakan pada mereka. Ini tidak akan lama. Cari siapa orang yang sudah membocorkan informasi mengenai pertemuan kita tadi malam."
"Baik."
Pria muda itu melirik kearah jaket yang tergantung didekat rak buku.
"Apa anda yakin, wanita itu akan tutup mulut?"
"Tae Joo"
"Ya."
"Cari informasi tentang dirinya. Dan laporkan segera padaku."
Tae Joo mengangguk paham lalu keluar dari ruangan beraroma minyak neroli itu.
#
"Hera, Hera!" Tiffani menggoyangkan tubuh Hera yang terbaring diteras penginapan.
"Ngapain kamu tidur disini? Kamu mimpi buruk lagi?"
Hera melirik ke arah pintu gerbang. Ia mengikat rambutnya dan berlari ke arah gerbang. Tidak ada siapapun disitu. Apakah dia hanya berhalusinasi tadi malam karena terlalu lelah?
Kakinya terhenti pada bekas darah yang ia timbun. Tetap sama, tidak ada apapun juga disana. Pot bunga juga terisi dengan tanah. Semua kembali normal seperti tidak terjadi apa-apa.
"Hera." Gigi menarik lengan temannya itu.
"Ha?"
"Kamu kenapa? Kamu berhalusinasi lagi?"
Hera mengangguk tidak yakin.
Tiffani memberikan dua butir obat kepada Hera. "Minum. Sudah dua hari kamu gak minum obat, kan?"
Gigi meraih obat itu dan melemparkannya ke tanah.
"Hera gak perlu minum obat. Dia baik-baik saja selama dua hari ini. Mungkin dia hanya kelelahan."
"Kamu gak lihat dia berhalusinasi lagi?"
Gigi menekan lengan Hera erat.
"Ra, jawab aku. Kamu butuh obat?"
Hera diam menatap Gigi.
"Aku, mau mandi dulu."
Tiffani menarik tangan Gigi menjauh, membiarkan Hera pergi mandi.
"Tif, jangan pernah ngasih Hera obat lagi. Dia bisa ketergantungan. Bahaya."
"Aku tahu, tapi dia terlihat aneh."
"Aku pikir dia tidak sedang berhalusinasi."
"Maksud kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...