"Pilihan yang menjadi sebuah keragu-raguan."
[1]#
"Mama, butuh uang."
"Bukannya Mama bilang, udah gak butuh aku lagi?"
Suara wanita itu terhenti. Ia mendengus kesal.
"Ya sudah kalo kamu gak mau ngasih."
"Berapa?"
"10 juta."
"10 juta? Untuk apa uang sebanyak itu, Ma?"
"Kamu gak usah banyak nanya, deh! Mau ngirim apa enggak?"
"Aku harus tahu, uang itu untuk apa dulu?"
"Untuk bayar pengacara."
"Pengacara? Mama ditangkap polisi?"
"Enggak."
"Terus?"
"Rio dibawa ke kantor polisi. Karena mukulin orang di club."
Hera tertawa kesal. Ia mengusap wajahnya yang mulai berkeringat karena cuaca panas.
"Bisa-bisanya Mama minta uang ke aku untuk cowok brengsek itu?"
"Udah deh, Ra. Mama males debat sama kamu. Sekarang, kamu mau bantu apa enggak?"
"Padahal dulu, Mama sama sekali gak ngelakuin apapun saat Papa di penjara."
"Lagi-lagi, Papa! Kamu ini tolol apa gimana! Udah jelas dia bukan Papa kamu! Masih aja kamu bela!"
"...Setidaknya. dia memperlakukanku selayaknya anak kandungnya sendiri. Enggak kayak, Mama."
"Mama yang udah lahirin kamu! Bukan Papa kamu!"
"Aku bakal transfer besok."
Hera menutup teleponnya, lalu mematikan ponsel miliknya. Ia menggerek koper berukuran sedang itu menuju mobil. Gi Cheol membantu Hera memasukkan kopernya ke bagasi.
"Apa kau sedang dalam masalah, Nona Hera?"
Tanya Gi Cheol sedikit cemas. Hera menggeleng dan melepas senyum tipis.
#
Ha Joon dan Tae Gyung menelusuri daerah tempat kejadian penyelundupan tempo hari. Beberapa orang sibuk dengan hasil tangkapannya dan ada yang beberapa mengobrol santai sambil meminum arak beras.
"Kami dari kepolisian. Apakah, kalian mengenal Nam Moon Chul dan Hyun Bong Sik?"
Pria tua yang memakai jaket biru itu mengamati foto lalu menggeleng.
"Tidak. Dia bukan warga disini."
"Bukan...Warga disini?"
"Iya. Dia tampak asing. Kenapa?"
Tanya yang satunya lagi, sambil menengguk minumannya.
"Kami sedang menyelidiki kasus penyelundupan..."
"Kalian masih mencurigai Choi Mu Jin?"
Sambung pria tua itu cepat, wajahnya terlihat berubah menjadi tidak bersahabat.
"Iya." Balas Tae Gyung ragu.
"Choi Mu Jin memang sering datang kemari. Tapi, dia datang hanya untuk memeriksa kapal-kapal warga yang rusak atau sekedar makan doenjang jjigae di ujung gang sana."
Ha Joon mengangguk pelan, ia melepas senyum lalu mengajak Tae Gyung kembali ke mobil.
"Bukankah ini aneh? Saksi yang kita wawancarai tadi pagi, sama sekali tidak dikenali oleh warga disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BLOOMS IN YOUR EYES [ON GOING]
FanfictionJika mencintaimu merupakan suatu permainan yang berbahaya, maka biarkan aku masuk kedalam permainan tersebut. Biarkan takdir yang akan menentukan, apakah aku dapat menuju garis finish dengan banyak luka atau berhenti ditengah permainan karena kemati...