Only One - 23

41 10 2
                                    

Only One - 23: Titik Terang

-----

"Ini nasduknya, selamat menikmati ya non."

MIYA tersenyum tipis ke arah bu Lastri lalu menerima sepiring nasi uduk yang ia pesan. Gadis bertubuh mungil itu melirik sesaat ke arah Claude yang baru saja datang dengan membawa gado-gado.

Claude duduk di sebelah Miya, dia mengaduk rata gado-gado tersebut sambil menatap Miya.

Sepertinya suasana tegang tadi masih terasa sampai sekarang. Baik Claude maupun Miya sama-sama kepikiran soal Hoshi.

Helaan nafas Claude terdengar, "maaf karena lo jadi ikut kepikiran masalah tadi pagi, harusnya lu gak perlu tau soal itu Miy,"

"Pasti lu jadi takut sama mereka ya?" tanya Claude meringis. "Sebenarnya mereka tuh orang baik kok ... tapi kan—"

Miya memotong, "orang baik? Gue gak salah dengar kan? Apa selama ini gue cuma ditipu sama kebaikan palsu kalian? Banyak banget rahasia yang enggak pernah kalian ceritain loh!!"

Miya mendesis kesal sambil mengepal erat kedua tangan-tangannya, dia menundukkan kepala.

"Gue tau kok kalau gue ini masih anak baru, tapi semua masalah kalian harusnya dibagi-bagi dong. Jelas-jelas gue juga anggota A'kostan!!"

Miya menatap Claude tajam. "Dan apa maksudnya gue gak perlu tau? Gue harus tau Clau! Kita semua kan udah jadi keluarga, apa yang harus dirahasiain lagi?"

Claude terdiam saat mendengar omelan Miya barusan, gadis tersebut mendesis marah lalu memijit pelipis karena tidak sangka bisa kelepasan seperti ini.

Suasana hati Miya mudah berubah-ubah.

"Udahlah, gue cuma bingung aja tadi," Miya mengaduk-aduk nasi yang ada dipiring. "Gue gak mau bahas masalah itu lagi." ia mengetus.

Claude menipiskan bibir seraya menggaruk leher belakangnya. Pria bertubuh jangkung itu mengangkat dagu dan kembali menatap Miya sepenuhnya.

Dia terdiam sejenak.

"Miy,"

Panggilan Claude membuat Miya ikut menoleh, dia menatap dingin sahabat dekatnya sejak SMA itu.

"Lu mau tau alasannya kenapa gue bilang gitu?" tanya Claude pelan. "Itu karena lu anggota biasa, A'Kostan itu enggak sama kayak kos-kosan yang sering kita temuin,"

Claude menunduk. "Lu bayar perbulan kan setiap ngekos di sini? Nah anggota yang lain tuh enggak semampu yang lo pikir, kita bisa tinggal karena harus selesaiin misi yang udah dikasih,"

"Termasuk gue," Claude memberitahu. "Anggota kayak gue punya kontrak yang harus dijalanin, ada misi berbahaya menanti dan bahkan nyawa kita jadi taruhannya,"

Iris mata Claude meneduh, "kita juga enggak bisa lepas karena pemilik kos udah banyak bantu kita ... ngebiayain sekitar 30 anggota lebih itu gak gampang loh,"

Penjelasan Claude membuat Miya mengatupkan bibir. Dia bisa melihat perubahan pada ekspresi yang ditunjukkan Claude.

Apakah serumit ini?

"Kalau boleh jujur gue bersyukur sih bisa tinggal di A'Kostan," lirih Claude. "Walaupun gue harus ngotorin tangan gue sendiri, gue gak pernah menyesal ambil keputusan ini."

Kedua mata Miya melebar, "maksudnya?" tanya Miya masih tidak mengerti.

Senyum tipis milik Claude terlihat, dia memainkan kedua jari-jemarinya dengan gugup.

"Gue ... gak mau jelasin lebih dalam soal itu." jawab Claude dengan berat hati.

Awalnya Miya ingin memerotes, namun ia enggan untuk bertanya lebih banyak karena Miya sudah tau jawabannya. Dia masih tidak menyangka saja.

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang