Only One - 7 : Bertemu Lagi?
-----
"Clau!"
CLAUDE menoleh ke belakang saat mendengar suara yang cukup familiar, tangan kanannya terangkat ke atas.
"Miy," panggil cowok itu. "Sini-sini, gue udah pesenin makanan kesukaan lo."
Alis Miya terangkat sebelah. Dia berjalan mendekat lalu duduk di sebelah Claude, iris matanya jatuh ke arah sepiring nasi uduk beserta lauk yang ada di atas meja.
Semua lauk ini ... kesukaannya.
"Kenapa dilihatin doang? Gak dimakan?" tanya Claude sembari nyengir.
Miya pun mendengus geli, "lo masih inget lauk yang gue pilih kalau beli nasduk? Gue akuin ingatan lo kuat banget Clau."
"Bisa dibilang gue selalu inget semua yang lo suka, jadi jangan begitu kaget ya." ujar Claude santai.
Astaga. Miya memutar bola matanya dengan malas saat mendengar itu, dia memilih mengambil sendok serta garpu untuk menikmati sarapannya.
Bu Lastri yang kebetulan memperhatikan mereka hanya bisa terkikik, beliau menyender di etalase seraya menaik-turunkan alis.
"Eh Claude, yang kamu maksud tadi cewek ini ya?"
Kompak Miya dan Claude mendongak untuk menatap bu Lastri. Namun reaksi mereka berbeda, Miya yang bingung sementara Claude mulai panik.
Cowok itu melotot, "a-apaan sih! Jangan ngomong yang aneh-aneh deh bu!!" jerit Claude gemas.
"Hah ada apa sih?" tanya Miya keheranan, dia bingung karena tidak mengerti arah pembicaraan Claude dengan bu Lastri.
Dengan cepat Claude menutup mulut Miya dengan jari telunjuknya, wajah Claude sudah memerah padam seperti tomat. Ekspresi wajahnya membuat Miya shock.
Claude meringis, "lupain aja ya, itu bu Lastri cuma bercanda kok. Gak ada saut-pautnya sama lu sumpah."
Sebenarnya Miya hendak bertanya lagi karena tidak puas dengan jawaban Claude, tapi ia mengurungkan niat karena cowok itu memohon sampai seperti ini.
Ya sudahlah lupakan saja....
Sambil melahap nasi uduknya, Miya melirik Claude yang tengah mengusap wajahnya. "Oh iya Clau."
"Hm?" Claude menoleh. "Kenapa? Mau nanya sesuatu ke gue?"
Miya menelan ludah. "Gue mau nanya soal ta-tangan lu, udah sembuh atau belum ya?" tanya Miya risau.
Kedua mata Claude menyipit, perlahan dia menghela nafas panjang. "Enggak sembuh total sih. Katanya bisa kambuh kapan aja kalau gue terlalu maksain tangan gue,"
"Setiap keinget pas lagi sibuk ngegambar jadi ngeri-ngeri gitu, soalnya tangan gue sakit banget kalau ngilu. Tapi ya sekarang gak papa kok,"
Cengiran khas milik Claude terlihat. "Yang penting ada obat pereda rasa sakit, jadi gue enggak terlalu khawatir deh."
Jawaban itu membuat Miya ragu, sorot mata gadis tersebut meredup dalam sekejap. Entah kenapa ia sangat khawatir.
Perasaan Miya tidak enak....
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One✔
Teen Fiction"Bisakah memilih salah satu di antara mereka berdua?" - Awal kepindahan Miya ke Kos malah membuat gadis itu bertemu lagi dengan sahabat nya sewaktu SMA dulu. Sudah lama lost contact, tentu kecanggungan di antara mereka berdua tidak bisa ditutupi. Se...