Only One - 33

48 12 0
                                    

Only One - 33 : Kesempatan Emas

------

MIYA kembali masuk ke dalam Subway dengan cepat. Dia bisa melihat sosok Claude sedang melahap sandwich nya sambil telponan dengan seseorang. Raut wajah cowok itu terlihat sangat serius.

Menyadari kehadiran Miya membuat Claude melambaikan tangannya ke atas, dia menyuruh Miya ke sini.

"Sini, Miy! Ada panggilan buat lo." ia memberitahu.

Miya bergegas mendekati meja dan menerima ponsel yang diberikan oleh Claude. Gadis itu kembali duduk di tempatnya.

"Halo? Ini siapa ya?" tanya Miya penasaran.

Suara berat dari seberang sana terdengar. "Halo dek, ini abang kamu, Granger."

Kedua mata Miya melebar dengan sendirinya, dia langsung melirik Claude yang hanya bisa menghendikkan kedua bahunya. Spontan, Miya menelan ludah sembari menunduk.

"Oh, apa kabar, bang?" tanya Miya sopan.

"Baik kok. Kamu sendiri gimana? Kuliah kamu lancar kan?" tanya Granger balik.

Miya tersenyum. "Semuanya berjalan dengan lancar kok, makasih ya bang udah perhatiin Miya." sahutnya cepat.

Helaan nafas lega keluar dari bibir Granger, dia merasa lebih tenang setelah mendengar suara adiknya itu. Sudah lama sekali Granger tidak bertemu dengan Miya.

Terakhir kali sewaktu di rumah sakit. Granger harus pergi cukup lama untuk mengobati penyakit mentalnya...

"Bagus deh, abang senang dengar kabar kamu," ia berkata. "Kamu lagi apa sekarang? Abang ganggu ya?"

Miya menggaruk pelipis, "enggak kok! Miya emang lagi makan malam tapi kalau abang mau sambil telponan juga gak papa." ujarnya.

Granger tertawa renyah. "Beneran gak ganggu nih? Kalau abang telponan sama Miya sampai pagi juga gak masalah?"

"Santai aja, kan telponannya pakai handphone Claude." balas Miya diselingi kekehan kecil.

"Hahaha!"

Miya merasa lebih tenang dan beban di pundaknya seolah menguap, ia tidak lagi tertekan seperti sebelumnya. Miya lega karena bisa mengakhiri masalahnya hari ini juga.

***

21.30

-

"Lo senang?"

Miya melirik Claude yang sedang membuka gerbang Kosan. "Lumayan, beban pikiran gue agak berkurang soalnya." sahutnya cepat.

Claude masuk ke pekarangan dan disusul oleh Miya, "berarti masalah lo sama Ling udah kelar?" ia kembali bertanya.

Sorot mata Miya meneduh.

"Iya, gue udah putus sama dia...."

Informasi itu membuat Claude melotot, dia menatap gadis tersebut dengan sorot tidak percaya. Apakah Claude salah mendengar atau bagaimana?

Putus?!

"Awalnya gue ngerasa bersalah, tapi gue juga gak bisa bohong kalau perasaan gue jauh lebih baik setelah kita udahan. Mungkin karena hubungan yang kita mulai dari paksaan akhirnya selesai," jelasnya.

Miya menunduk. "Gue juga gak tega lihat dia sesedih itu, dia beneran kecewa dan gue gak bisa berbuat apapun. Gue malah nyakitin dan ninggalin dia,"

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang