Only One - 31 : Terbongkar
-----
Drrtttt
BUNYI ponsel yang sedari tadi terdengar tidak membuat Ling bergerak sama sekali. Cowok keturunan Chinesse itu menatap kosong layar laptopnya, dia masih tidak percaya setelah melihat semua kebusukan dari perusahaan yang ia tempati.
Bagaimana bisa Ling tidak sadar? Kenapa bos melakukan ini tanpa sepengetahuannya?
Gila.
Kedua tangan Ling terkepal, ia tertawa sinis sembari melihat satu persatu bukti itu lagi.
Perdagangan manusia, korupsi, pengedaran narkoba, perjudian, kekerasan seksual, pembunuhan, penipuan, pencurian dan masih ada banyak lagi...
Bahkan melihat ini semua membuat Ling merasa mual.
"Dasar sinting!" Ling mengumpat. Dia memilih untuk mengambil ponselnya karena bos Ling terus-terusan menelpon. Emosi Ling sudah naik sampai ke ubun-ubun.
Ling tidak menyangka akan dikhianati dengan cara seperti ini, sangat memalukan.
"Halo, Ling! Kamu dimana? Kenapa telpon saya baru diangkat sekarang?" tanya sang bos setelah Ling menerima panggilannya.
"Cepat kembali! Kenapa kamu meninggalkan pestanya? Kamu lupa janji kita tadi siang?! Kamu mau saya—"
Ling memotong, "kenapa lo ngelakuin itu?" ia bertanya dengan suara bergetar.
"Maksud kamu apa?"
Ling mendesis marah lalu memukul meja di hadapannya. Cowok itu berteriak marah ke arah ponsel yang sudah dicengkramnya kuat-kuat.
"Kenapa kakak ngelakuin semua kejahatan itu? Gue gak nyangka lo berani ngotorin tangan lo sendiri, sebenarnya lo kerasukan apa sih? Kenapa jadi begini?!!"
Ling menggigit bawah bibirnya sampai berdarah. "Kalau gue tau dari awal, gue gak bakalan mau kerja di perusahaan lo. Bisa-bisanya lo sembunyiin kebusukan itu tanpa sepengetahuan gue ... lo bikin gue kecewa, kak!" omelnya.
"Selama ini gue ngelakuin tindakan bejat tanpa ada yang ngasih tau? Kalau gue gak sadar hari ini juga, mungkin kejahatan gue udah menggunung! Gue mau—"
"Apa-apaan?! Kamu tau darimana soal ini?"
Tak sadar, Ling menarik nafas karena nada suara bos nya mendingin. Tidak ada penyesalan sama sekali dari kalimatnya meskipun sedikit.
Menyedihkan.
"Lo gak ngerasa bersalah?" tanya Ling diselingi tawa hambar. "Bukan itu yang gue mau dari lo, kak."
Suara helaan nafas dari seberang sana terdengar. "Sama sekali saya tidak merasa bersalah, kamu tau sendiri kan kalau ini demi perusahaan kita? Ini adalah cara yang paling tepat,"
"Kamu tidak perlu berlebihan. Laksanakan saja tugasmu dengan baik karena kamu—"
"Salah, kak!"
Ling mengepal tangannya. "Ini bukan pekerjaan yang gue harapkan, gue gak bisa kalau begini ... gue gak sanggup." ia menunduk.
"Kamu sebenarnya mau apa sih?!" bosnya berteriak keras. "Kamu gak usah sok suci, kamu jangan buat saya marah!! Seharusnya kamu malu karena uang yang kamu nikmati adalah hasil perbuatan kotor kita, jangan bertindak seolah hanya saya yang salah di sini,"
Suara bos makin sinis. "Kalau kamu tidak betah sebaiknya keluar saja! Kamu juga menjengkelkan sampai—"
"Oke,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One✔
Teen Fiction"Bisakah memilih salah satu di antara mereka berdua?" - Awal kepindahan Miya ke Kos malah membuat gadis itu bertemu lagi dengan sahabat nya sewaktu SMA dulu. Sudah lama lost contact, tentu kecanggungan di antara mereka berdua tidak bisa ditutupi. Se...