Only One - 21

53 15 1
                                    

Only One - 21 : Cemburu

-----

"Sekali lagi saya tegaskan bahwa materi akutansi ini sangat penting loh, untuk mengelola hotel tentunya kalian butuh pengetahuan dasar seperti ini. Sebaiknya dipelajari lagi agar lebih paham,"

KEMUDIAN dosen menutup laptop yang ada di atas meja lalu tersenyum lebar ke arah mahasiswa di hadapannya. Beliau melambaikan tangan.

"Saya akhiri materinya, silahkan kalian pulang." beliau berkata.

Semua mahasiswa kompak menyahut, "makasih ya pak." sebelum beranjak pergi dari kelas.

Miya melenturkan otot badannya yang kaku sembari melirik layar ponsel. Ada dua pesan yang baru saja dikirimkan oleh Ling kepadanya.

 Ada dua pesan yang baru saja dikirimkan oleh Ling kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Miya melebar saat membaca chat Ling barusan. Kenapa juga cowok itu sampai menunggu Miya di depan kelas? Padahal Miya tadi ingin menyuruhnya agar menunggu di kantin saja.

Ya sudahlah.

Miya membereskan semua barang-barangnya lalu beranjak pergi dari sana dengan cepat. Dia berlari kecil menuju ke pintu sambil celingak-celinguk untuk mencari sosok Ling.

Cowok keturunan Chinesse itu sedang menyender dan terlihat asik memainkan ponselnya, Miya pun bergegas mendekatinya.

"Lu ngapain sampai ke sini segala?" tanya Miya mengerutkan kening. "Ya tau sih jarak kelas elu sama kelas gue emang deket, tapi kan kita beda jurusan tuh. Kalau lu—"

Pertanyaan Miya terjeda saat Ling langsung mengacak-acak rambutnya gemas, cowok itu terkekeh pelan.

"Emang salah kalau mau jemput pacar sendiri?" tanya Ling cepat.

Miya mencibir. "Ya kagak sih...." ia menyahut pelan.

"Tuh tau. Yuk kita pergi sekarang, aku mau ngajakin kamu makan di daerah Gading nih." Ling berkata sembari menggenggam tangan mungil Miya.

Senyum tipis terukir di bibir Miya. "Ayo gas deh, btw kita mampir ke minimarket dulu sebentar, gue mau ngambil titipan teman kosan gue."

Ling hanya menganggukkan kepala sebagai reaksi. Miya yang berjalan beriringan bersama cowok itu hanya bisa menundukkan kepala.

Sebenarnya Ling kenapa ya? Entah kenapa Miya merasa dia menjadi lebih dingin tak seperti biasanya yang selalu bersikap hangat pada Miya.

Ada yang aneh.

***

"Yuk kita pergi."

Miya baru saja keluar dari minimarket dengan membawa tentengan berisi onigiri. Dia mendekati Ling yang sedang asik main game RPG.

Iris mata Ling memperhatikan tentengan yang sedang Miya bawa, cowok itu refleks mendelik heran.

"Itu onigiri buat siapa dah? Kok banyak banget." ia bertanya.

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang