Only One - 3

195 34 0
                                    

Only One - 3 : Saran

-----

"Nih kamar lo,"

HOSHI mendekati salah satu pintu kamar yang ada di lantai 5. Dia membantu membawa beberapa barang-barang milik Miya dan menaruh nya di depan pintu.

Cowok keturunan Jepang tersebut menoleh, dia menatap Miya yang saat ini tengah termenung di belakang nya.

"Miy." Hoshi memanggil, dia mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah gadis itu.

Miya berjengit kaget, "ah iya, kenapa kak?!" ia bertanya karena baru saja tersadar.

Hoshi menghela nafas panjang. Dia menyender tenang di pintu kamar Miya sembari melipat kedua tangan nya di depan dada. Sorot mata Hoshi terlihat mengintimidasi.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo,"

Hoshi mengangkat sebelah alis, "sebenarnya lo sama Claude kenapa sih? Udah saling kenal kah sebelumnya? Kok diem-dieman gitu?"

Miya mengulum bibir, keringat dingin juga mengalir keluar dari pelipis nya. Gadis bertubuh mungil itu tidak tau harus bercerita soal ini atau tidak.

"Ah itu—"

Sebentar. Tapi yang Miya ketahui sih, jika ada masalah memang bisa bercerita kepada Hoshi. Cowok itu disebut sebagai 'kaki-tangan pemilik Kos' karena kepercayaan besar yang diberikan secara resmi kepada nya.

Mungkin memberitahu soal ini kepada Hoshi bukanlah masalah, siapa tau Hoshi bisa membantu nya...

"Be-begini kak," Miya menjeda penjelasan nya. "Sebenarnya gue sama Claude ... memang sempat temenan,"

Hoshi mengangguk, sorot mata cowok tinggi tegap itu berubah serius. Dia terlihat siap untuk mendengarkan cerita Miya.

Karena itu juga Miya menjadi sedikit relax...

"Tapi pas mau kenaikan kelas 12, dia tiba-tiba pindah sekolah. Di situ gue gak tau alasan kenapa dia main pergi gitu aja, dia juga gak cerita apapun ke gue,"

Miya menghela nafas, "dari dulu gue selalu nunggu kabar tentang dia kak. Gue pernah nyoba buat nanyain dia duluan lewat email, tapi email gue gak pernah dibales sampai sekarang..."

"Dan bisa dibilang gue kecewa makanya gue agak kesel pas ketemu dia. Bukannya sombong atau canggung, gue emang gak mau ngobrol dulu sama Claude,"

"Sekarang ini gue butuh waktu," Miya melirih. " Saat gue udah siap, pasti gue bakal dengerin penjelasan dia kok,"

Miya memainkan kedua jari-jemari nya, "btw, cerita gue kepanjangan ya? Kayaknya gue juga kekanakan banget."

Hoshi menggelengkan kepala nya, dia pun tersenyum tipis lalu menepuk pelan pundak Miya. Sorot mata Hoshi meneduh.

"Enggak kok Miy santai aja," dia menyahut. "Dan lo gak kekanakan, gue tau kok perasaan lo kayak gimana. Menurut gue itu wajar."

Mendengar itu, sontak Miya pun mendongak. Gadis bertubuh mungil tersebut menatap Hoshi dengan sorot tidak percaya.

"Eh, beneran kak?"

"Iya Miy, gue pernah ngerasain kok. Kasus kita kebetulan sama...."

"Ta-tapi gue masih kaget aja sih, emang kak Hoshi pernah ngalamin hal yang sama persis kayak gue?"

Hoshi mendengus keras, tangan kanan nya terangkat dengan maksud mengacak-acak gemas rambut Miya. Cowok itu terkekeh.

"Iya gue serius, kenapa gak percaya sih?" Hoshi menyahut. "Kalau Miya marah ya menurut gue sih wajar, ini si Claude juga salah,"

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang