Only One - 5

157 29 7
                                    

Only One - 5 : Berbeda

-----

"Pesen apa lu pada?"

MIYA memicingkan mata saat melihat-lihat lauk yang tersedia di dalam etalase. Dia bingung ingin memesan apa karena semuanya terlihat enak.

Sembari memilih, Claude menuntun Miya untuk duduk di salah satu meja panjang dekat wastafel. Kebetulan juga restoran padang nya sedang ramai sampai-sampai harus berdesakkan, banyak orang lebih memilih take away daripada makan di tempat.

Eno mengeluarkan ponsel untuk chattingan dengan Helena—teman satu kos mereka. Cowok berambut cepak itu menopang dagu.

"Ck, panas banget dah!" Claude berdecak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, panas banget dah!" Claude berdecak. "Elu mau pesan apa No?" dia bertanya seraya menyeka keringat yang keluar dari pelipis nya.

Eno mendongak, "kayak biasa. Pakai ikan bawal tanpa sayur nangka, tambahin telur dadar sama kangkung."

"Oh ya udah, kalau elu mau makan apa Miy? Biar sekalian gue pesenin ke abang nya." kali ini Claude bertanya kepada Miya.

Ekspresi wajah Miya terlihat bingung untuk memilih lauk di dalam etalase. Belum lagi ada beberapa pembeli menutupi nya sehingga Miya tidak bisa melihat dengan jelas.

Gadis itu mencibir, "gue gak tau mau pesen apa. Elu aja yang pilihin lauk nya buat gue Clau." titah Miya.

"Beneran nih?"

"Iya bener. Udah sono pergi lu."

"Hm ya udah kalau maksa...."

Claude pun bangkit berdiri dan hendak memesan makanan. Tepat saat ia melewati meja, Eno langsung menahan lengan cowok itu.

Eno terkekeh, "eh beliin makanan juga buat si Helena. Nih lu baca sendiri dah dia mau makan apa." dia menyodorkan ponsel nya kepada Claude.

"Oke. Gua bawa hape lu bentar ya No, takut lupa."

Setelah Claude meninggalkan meja, baru Eno tersenyum tipis seraya mencondongkan badan nya ke arah Miya. Cowok berambut cepak itu memasang sorot menggoda.

"Eh mau nanya boleh?" Eno mengangkat alis. "Elu sama Claude gimana? Udah baikan ya!"

Miya mengerjap-ngerjakan kedua mata nya. "Belum tuh."

"Lah? Terus yang tadi elu kejar-kejaran gimana? Sebelum gue ngejewer kalian loh!" tanya Eno penasaran.

Kali ini Miya mendengus keras, dia melipat kedua tangan nya di depan dada. "Gue begitu ya demi makan malam doang. Habis itu bakal gue diemin lagi."

Jawaban itu membuat Eno melongo kaget, cowok bertubuh jangkung itu menggeleng-gelengkan kepala.

"Elu sinting? Habis ini Claude bakal lu diemin lagi pas selesai dinner?" dia shock.

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang