Only One - 28 : Nasehat
-----
"Met pagi!"
MIYA menguap lebar sambil menatap Kent yang sibuk memasak di dapur. Gadis bertubuh mungil itu hanya mengangguk singkat lalu duduk di bar stool.
"Pagi juga," sapa Miya balik. "Lo masak apa?"
Kent mengambil daging cincang yang sudah ia siapkan di top table. "Masak spaghetti buat Hoshi, lo mau gue bikinin apa, Miy?" ia bertanya.
"Belum kepikiran sih...."
"Kok gitu? Nanti lo mau kuliah masa gak sarapan dulu?"
"Hmm, hari ini gue pengen bolos dulu deh,"
Miya mendengus panjang sambil membenamkan wajahnya di atas meja. Entah kenapa Miya benar-benar malas untuk beraktivitas.
"Gue lagi banyak pikiran, Kent. Belakangan ini gue ngerasa agak jenuh," curhat Miya. "Oh iya, gue boleh nanya gak?"
Kent melirik Miya. "Soal apa?" tanyanya balik.
Perlahan, Miya menarik nafas dalam-dalam sebelum bertanya.
"Kalau misalnya lo udah pacaran tapi masih suka berdebar sama sahabat lo sendiri, lo bakal ngelakuin apa?"
Kent terkejut mendengar pertanyaan Miya barusan. Dia mengerjap-ngerjapkan mata sembari menggaruk leher belakangnya, entah kenapa Kent jadi ikutan bingung.
"Emang bisa gitu ya?"
"Bisa aja sih kayaknya ... so-soalnya temen gue yang ngalamin, dia cerita ke gue kemarin malam...."
"Temen lo tau gak sahabatnya juga suka sama dia atau enggak?"
"Ka-kayaknya sih tau."
"Oh, agak aneh aja kalau menurut gue."
"Maksudnya?"
Kent mendengus keras. "Kalau lo berdebar sama sahabat lo sendiri ya artinya lo suka dia. Tapi kenapa lo malah pacaran sama orang lain? Kenapa enggak sama sahabat lo aja?"
Deg!
Miya mengatupkan bibir karena tidak bisa berkomentar apapun, pendapat Kent barusan membuat jantungnya berpacu lebih cepat.
Masuk akal sih.
Gadis bertubuh mungil itu memainkan kedua tangannya gelisah, "....Ka-kalau lo di posisi teman gue, gimana? Lo bakal ngelakuin apa?" tanya Miya lagi.
Kent berpikir sejenak.
"Suruh temen lo putusin pacarnya lah, kalau diterusin nanti jadi timpang sebelah. Walaupun jahat ya mending jujur daripada ngebohongin dia sampai akhir,"
Kent mengambil stok gula dari wall cabinet, "tapi ini pendapat gue pribadi loh. Itu semua kan keputusan teman lo sendiri mau gimana, gue cuma—"
"Iya gak papa,"
Miya mengepal kedua tangannya kuat-kuat, gadis itu menunduk seraya menggigit bawah bibirnya. Kegelisahannya kembali menghantui.
Astaga.
"Beneran gak papa, makasih Kent...." lirih Miya lagi dengan suara bergetar.
***
Miya berdiri di depan lift dan hendak naik ke atas menuju kamarnya. Gadis itu sudah pusing memikirkan semuanya, kepala Miya seperti ingin pecah.
Kenapa kisah percintaan Miya rumit sekali ya? Ia tidak mengerti lagi.
Ting!
Suara dentingan lift membuatnya mendongak, Miya bisa melihat sosok Claude, Ojan dan Helena yang muncul seusai pintu lift terbuka. Mereka bertiga menatap Miya dengan sorot kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One✔
Teen Fiction"Bisakah memilih salah satu di antara mereka berdua?" - Awal kepindahan Miya ke Kos malah membuat gadis itu bertemu lagi dengan sahabat nya sewaktu SMA dulu. Sudah lama lost contact, tentu kecanggungan di antara mereka berdua tidak bisa ditutupi. Se...