Only One - 13 : Publik
-----
MOBIL berwarna hitam terparkir dengan rapi di depan kos Miya, ada sosok Ling yang menunggu di dalam seraya memainkan ponsel. Entah kenapa cowok itu terlihat berbeda daripada biasanya.
Miya menghela nafas panjang lalu membuka pintu untuk masuk ke dalam mobil, dia merapikan sesaat poninya yang agak berantakan.
"Met pagi," sapa Ling yang masih mengutak-atik ponselnya. "Kamu udah sarapan?"
Refleks, Miya pun menggeleng, "belum. Tadi gue gak sempat sarapan karena lu udah chat gue." ia menyahut.
Ling manggut-manggut seraya berbalik untuk mengambil sesuatu di kursi belakang. Dia memberikan lunch box kepada Miya.
"Nih dimakan, tadi pagi aku masak makanan kesukaan kamu," titahnya lembut. "Suka sushi kan?"
Aneh. Miya merasa agak cringe karena tidak terbiasa mendengar Ling berbicara 'aku-kamu', itu membuatnya merinding bukan main.
Astaga, haruskah seperti ini terus?!
"Hm, ma-makasih bekalnya." Miya bergumam pelan, dia membuka lunch box yang Ling berikan lalu mulai melahap sushi lezat tersebut.
Lumayan juga rasanya...
Selama Miya menikmati makanan nya, dia dan Ling sama-sama tidak berbicara sepatah katapun. Saat ini Ling juga terlihat sibuk dengan tumpukan kertas yang entah darimana muncul.
Suasana ini hampir mirip saat dia bersama Claude.
Kenapa jadi begini sih? Gak enak banget dah! Gerutu Miya membatin.
Karena tidak tahan saling membisu, Miya pun mengangkat sedikit dagunya untuk mengintip tumpukan kertas yang sedang Ling kerjakan. Dia sangat penasaran dengan isinya.
"Ngerjain apa sih lo?" ia bertanya agak ketus. "Kapan kita berangkat ke kampus? Kok malah diam di depan kos gue sih?!"
Ling melirik Miya, "kan sushi kamu belum habis." sahutnya cepat.
"Hubungannya apa? Emang salah kalau makan selama di perjalanan? Gue bakalan kesedak terus mati gitu?!" sewot Miya makin menjadi-jadi.
Gadis itu mendengus gusar. "Ayo cepat berangkat ih!! Gue gak mau telat gara-gara nungguin gue selesai sarapan dulu."
Nada suara Miya yang terdengar berbeda membuat Ling terkesiap lalu kembali menjalankan mobilnya dengan cepat, dia langsung menuruti permintaan Miya.
Ekspresi wajah Ling membuat Miya melengos kecil.
"Sorry ya kalau aku gak peka," tiba-tiba Ling bersuara. "Aku gak ada pengalaman pacaran sama sekali." ia memberitahu.
Miya mencuatkan bibir, "bodo amat. Gue cuma mau sampai ke kampus sekarang juga, gue ada kelas pagi sama dosen killer nih!!"
Raut kesal yang Miya tunjukkan membuat Ling tertawa kecil, telapak tangannya terangkat untuk mengusap lembut puncak kepala Miya.
Bahkan perlakuan yang tak biasa itu membuat Miya membeku di tempat.
"Nanti pulang kita nge-date di mall yuk," Ling mengajak. "Ada film horor terbaru loh."
Sontak, Miya pun tersenyum pahit sebagai reaksinya. Horor adalah genre yang paling Miya benci setengah mati, dia pasti tidak bisa tidur nantinya.
Oh tidak, ini akan menjadi hari terburuk.
***
"Weh gue cabut dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One✔
Teen Fiction"Bisakah memilih salah satu di antara mereka berdua?" - Awal kepindahan Miya ke Kos malah membuat gadis itu bertemu lagi dengan sahabat nya sewaktu SMA dulu. Sudah lama lost contact, tentu kecanggungan di antara mereka berdua tidak bisa ditutupi. Se...