Only One - 8 : Langkah
-----
"Eh gue anterin sampai sini ya, gue ada kelas pagi nih."
ORANG yang tadi bersama Ling—Ahmad melambaikan tangan ke arah mereka sebelum berbalik pergi. Baik Miya atau Ling saling berpandangan dengan canggung.
Miya mendengus, "ma-maaf bikin suasana jadi kaku, niat awal gue tadi cuma mau nyapa lu." jelasnya.
"Santai aja lah," sahut Ling cepat. "Gue juga minta maaf karena cuekin lu, soalnya gue agak sedikit bingung sih...."
Kening Miya mengerut. "Bingung gimana dah?" dia tidak mengerti.
"Gue udah tau kalau lo kuliah di kampus ini. Awalnya gue mau nyapa lu duluan, tapi pas lihat elu sama si Claude jadi males." sahut Ling ogah-ogahan.
Astaga, Miya hampir melupakan sesuatu. Hubungan antara Claude dan Ling memang tidak terlalu baik sih, sewaktu SMA mereka berdua saling perang dingin karena suatu masalah.
Tapi Miya sendiri tidak tau kenapa. Dari gossip yang beredar itu karena dia...
Jangan geer, lu gak boleh ketipu sama gossip yang aneh-aneh Miy! Batin gadis itu berusaha membuang pikiran liarnya.
Miya menghela nafas, "ini masalah lama kali. Ternyata lu gak banyak berubah ya," cibir Miya diiringi gelak tawa. "Sensian sama keras kepala."
"Ya terserahlah," Ling memutar bola matanya. "Gimana sekarang? Lu pacaran sama Claude?"
Refleks, Miya menggeleng cepat, bahkan gadis itu sempat keheranan karena raut wajah Ling mendadak berubah lega.
Aneh sekali.
"Gue gak pacaran sama dia, masih sahabatan aja kok,"
Kedua mata Miya memicing. "Kenapa nanya soal itu? Kok lu aneh banget, jangan bilang lu masih suka sama gue ya!!" canda Miya.
Harus ia katakan. Sewaktu masih SMA, Ling pernah mengaku soal perasaan nya kepada Miya. Bahkan tepat pada hari itu juga Ling harus pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studi.
Tapi tidak mungkin perasaan seperti itu masih ada sampai sekarang, sangat mustahil bukan?
Sesaat Ling mengerjap-ngerjapkan mata saat mendengar tebakan Miya, dia berdeham pelan sambil memalingkan wajah dengan kaku.
Pipinya bersemu, "ma-masih tuh."
Hening.
Kedua mata Miya melebar, dia terbelalak kaget karena tidak percaya mendengar ucapan Ling barusan. Apakah ada yang masalah dengan gendang telinganya?
"Hah lu bilang apa?" Miya terlihat shock. "Gue gak salah denger kan? Kenapa lu—"
Pertanyaan Miya terjeda karena ada suara teriakan di ujung koridor, bahkan mereka berdua sama-sama berjengit kaget.
"Eh KAK MIYA!!"
Sosok Helena muncul secara tiba-tiba. Dia berlari mendekat lalu memeluk tubuh mungil Miya dari belakang, gadis itu terlihat sangat manis ketika memakai leotard.
Miya melongo, "astaga Helena, mau ke mana dah? Kok baju nya terbuka gini?"
Bagaimana tidak. Motif leotard yang dipakai Helena cukup terbuka karena bagian punggung nya terekspos sampai pinggang. Beberapa anak cowok yang lewat di sekitaran koridor selalu mencuri-curi pandang ke arah Helena.
Jujur saja, Miya merasa risih.
Miya membuka tas dan mengeluarkan jaket. Dia menyibak jaket kulit tersebut lalu memasangkan nya di pundak Helena, Miya pun menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One✔
Teen Fiction"Bisakah memilih salah satu di antara mereka berdua?" - Awal kepindahan Miya ke Kos malah membuat gadis itu bertemu lagi dengan sahabat nya sewaktu SMA dulu. Sudah lama lost contact, tentu kecanggungan di antara mereka berdua tidak bisa ditutupi. Se...