Only One - 16

119 21 11
                                    

Only One - 16 : Genggaman

-----

"Selamat menikmati ya mas."

LING mengangguk singkat sembari membawa popcorn berukuran large serta dua gelas coca-cola yang baru saja ia beli. Dia sedikit kerepotan membawa barang sebanyak ini.

Kedua mata Ling menyipit untuk mencari sosok Miya yang sedang pergi mencetak tiket film, cowok bertubuh kurus itu terus mendengus gusar karena Miya tidak juga terlihat.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Miya muncul dengan nafas terengah-engah. Dia meringis kecil.

"Sorry lama, gue tadi ke toilet dulu." dia mencuatkan bibir dengan gaya imut. Miya bermaksud agar Ling luluh dan tidak marah padanya.

Cibiran Ling terdengar, "aku maafin. Nih bawa colanya!" suruhnya seraya menyodorkan dua gelas coca-cola di dalam paper bag kecil.

Miya langsung mengambil alih minuman itu dan menentengnya, dia juga sedikit menunduk untuk menarik ujung bajunya yang terlipat di dalam celana.

Tepat saat Miya sedang menunduk, Ling langsung menggandeng tangan mungilnya dengan erat. Mereka bergegas menuju ke teater 7 yang sudah terbuka.

Miya berjalan beriringan bersama Ling, mereka menaiki tangga satu persatu untuk duduk di bangku paling belakang. Sesekali Ling menoleh ke belakang karena ingin memastikan bahwa Miya aman.

Tak lama, mereka pun sampai lalu duduk bersebelahan. Miya menaruh colanya di dalam soda holder bagian kanan dan juga menaruh cola milik Ling di soda holder bagian kiri.

Karena merasa lapar, Miya menatap Ling yang sudah melahap popcornnya.

"Bagi dong!" ia meminta.

Ling menoleh cepat, "dih? Nanti lah aku sisain, aku makan dulu popcorn-nya." sahut cowok keturunan Chinesse tersebut dengan nada songong.

"Kok gitu?" protes Miya tidak setuju. "Taruh di tengah-tengah lah terus kita cemilin bareng, gak enak banget kalau paka cara elu!"

"Kan aku yang bayar." tukas Ling lagi.

Miya mendengus keras, "tapi gue juga mau! Masa lu gak mau bagi-bagi?" ketus Miya sebal.

Ekspresi wajah Miya membuat Ling tertawa renyah, dia malah memiringkan sedikit kepalanya untuk berbisik ke arah Miya yang sedang cemberut.

"Jangan ngambek lah. Ya udah deh aku bagi asal kamu mau cium pipi aku dulu...."

Miya bergidik ngeri dan langsung menolak syaratnya mentah-mentah. "Elu mah modus doang pret."

"Ya udah kamu gak usah makan popcorn, susah amat dah!"

Tingkah Ling yang benar-benar jahil itu membuat Miya mendesis kesal, dia jadi ragu akan mencium cowok itu atau tidak. Masalahnya, ia merasa sangat lapar.

Duh jadi bingung.

Ling menoleh kecil, "udah ih, aku tuh cuma bercan—"

Cup!

Ucapan Ling terputus saat Miya mengecup singkat pipi kanannya. Itu terlalu tiba-tiba sehingga kedua mata Ling terbuka lebar, tubuhnya mematung di tempat.

Pipi dan kedua telinga cowok itu juga memerah seperti kepiting rebus.

"Tuh udah gue cium, puas kan?" sindir Miya sembari merebut popcorn yang ada di pelukan Ling. Dia memakannya dengan lahap.

Dengan gerakan kaku, Ling hanya bisa menoleh ke arah Miya, sorot mata cowok itu berubah 180°

"Eh, Miya."

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang