Only One - 29

45 13 5
                                    

Only One - 29 : Keresahan

-----

SOSOK Ling berjalan sambil merapikan tuxedo yang ia pakai. Cowok itu memicingkan mata ketika melihat penampilannya dari cermin yang berjejer di lorong.

"Kamu belum siap?"

Pertanyaan itu membuat Ling menoleh, dia tersenyum lebar ketika melihat atasannya mendekati Ling bersama dengan tiga penjaga yang mengikutinya dari belakang.

"Udah kak," Ling mencium punggung tangan atasannya. "Hari ini kakak cantik banget...."

Wanita bergaun hitam-emas itu tersenyum lebar mendengar pujian yang Ling berikan. Wanita yang sudah menolong Ling selama ini hanya bisa menepuk-nepuk pundak Ling sebagai tanda bahwa ia bangga.

"Nikmati pestanya, hari ini kamu pemeran utamanya," ucap beliau santai.

Tak lupa, wanita itu mendekat lalu memeluk tubuh Ling dengan erat. Ia sengaja untuk membisikkan sesuatu kepada cowok kurus itu.

Setidaknya hanya mereka berdua yang tau akan rahasia ini.

"Jangan lupa promosiin perusahaan kita ke semua tamu yang hadir. Jangan sampai lengah karena pasti ada penyusup yang datang,"

Wanita tersebut—pemilik GY Coorperation—menatap Ling dengan sorot tajam. "Jangan kecewain saya, Ling." ia memberi peringatan.

Ling pun hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban.

***

"Duh!"

Ringisan kecil keluar dari bibir Miya. Gadis itu memperhatikan Hoshi yang sedang membersihkan lututnya dengan alkohol, sebisa mungkin Miya menahan rasa sakit dan perih yang sudah tercampur menjadi satu.

Hoshi melakukannya dengan telaten, layaknya seorang abang yang sedang mengobati adiknya sendiri. Miya bisa merasakan itu saat memperhatikan Hoshi dari dekat.

"Ditahan ya," Hoshi mengambil obat merah dari kotak P3K. "Lu mau pakai betadine biasa atau betadine cina?"

Miya menelan ludah. Membayangkan betadine cina teroles di lututnya sudah membuat Miya bergidik ngeri. Memang sih lebih cepat kering, namun rasa sakitnya juga tidak main-main.

"Anu ... betadine bia—"

"Mending pakai betadine cina saja biar cepat sembuh!"

Suara Zero yang kembali terdengar dari laptop membuat Miya melemparkan sorot tajam seolah memberi peringatan, Zero yang melihat itu hanya bisa menyeringai kecil.

"Iya tuh, betadine cina aja ya, Miy." Hoshi menyetujui saran Zero.

"Please jangan, gue bisa nangis nanti," rengek Miya menolak. "Gue udah trauma sama rasa sakitnya betadine cina! Kasihani gue dong!!"

Zero kembali nyeletuk, "kamu ini berlebihan sekali." sarkasnya.

"Gak usah bacot lo! Kulit badan gue emang lebih tipis daripada orang lain, yang kulitnya tebal kayak badak mending diam aja." balas Miya tajam.

Sosok Zero terlihat menyipitkan mata.

"Apa ini ucapan terimakasih darimu setelah saya memberitahu informasi soal GY? Padahal kamu seharusnya tidak perlu tau loh."

"Oh gitu ya? Berarti gue termasuk anggota spesial dong di Kosan ini? Apa gue harus berbangga diri, hah?"

Hoshi menelan ludah karena tidak menyangka Miya bisa bicara sesantai itu kepada Zero. Astaga! Gadis itu seperti tidak ada takut-takutnya sama sekali...

Only One✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang