"Kelapa muda yang seger dan manis buat mas-mas yang senyumnya super manis."
Setya memandang sang pemberi dengan senyum terkembang menghiasi wajah. Ia lalu mengambil kelapa muda dengan sedotan dobel itu. "Makasih ya, Sa."
"Sama-sama, Mas Pras." Carissa duduk di sisi kosong ayunan kayu panjang, di sebelah lelaki itu. "Diminum dong."
Setya langsung menggeser duduknya sedikit lebih ke tepi, agar Carissa mendapat tempat duduk yang lebih lega. "Nggak ikutan main sama yang lain?" tanyanya. Ia mengarahkan pandangan pada Dipta dan teman-temannya yang kini asyik balapan jetski.
"Mager," jawab Carissa. "Enakan di sini, menikmati suasana." Ia memejamkan mata, menikmati hembusan angin dan hangatnya matahari sore yang membelai lembut kulitnya. Gadis itu turun dari ayunan dan menarik tangan Setya. "Ikut gue."
"Ngapain?" tanyanya bingung, ketika gadis itu membawanya ke bibir pantai. Debur ombak kecil membasahi hingga mata kaki, menyisakan partikel pasir yang menempel di kulitnya.
"Sshh! Don't talk." Carissa melepaskan genggaman tangan pada laki-laki itu. Memejamkan kedua mata dan menggerakkan tubuh pelan. "Just feel it. The sand, wind, sun. This peace. This music."
Setya mengerutkan kening, tak paham. "Gue nggak ngerti," jujurnya
Carissa mengulurkan tangan kanan, memejamkan pelan mata Setya. "Tutup mata. Buang jauh-jauh semua beban pikiran lo. Dengar dan rasakan ombak yang nyentuh kaki lo, pasir yang lo injak, angin yang yang membelai lembut wajah, hangatnya sinar matahari. Tarik napas dalam-dalam, hembuskan perlahan."
Setya mengikuti arahan gadis itu. Ajaibnya, ia merasa damai dan semua beban yang mengganggu pikirannya seketika lenyap. Ia menikmati sepenuhnya momen ini, menyatu dengan kedamaian alam ini.
"Imagine that this place has no gravity. So that means that you gonna be floating. You heard that music, sounds of a wave and wind. Now, move. Feel the sound and breath and movement. Feel the peace."
.
.
."Udah lebih tenang, kan, sekarang?" Carissa berjalan beriringan dengan Setya meuju ayunan tempat mereka duduk tadi, setelah puas 'menari' diiringi musik dari pantai. "Gue sering ngelakuin itu ketika di pantai. Healing banget. Bikin stress ilang dan pikiran lebih tenang."
Kedua sudut bibir Setya tertarik. Ia mengangguk pelan. "Makasih, ya." Sederhana, tapi bermakna. Dan jujur, sangat berarti baginya. Cara yang ditunjukkan gadis itu membuatnya lebih tenang dan damai, membuat jantungnya terasa lebih sehat.
"Iya, sama-sama."
Mereka kini duduk bersebelahan di ayunan kayu panjang, menikmati sisa hari, menunggu matahari terbenam sambil minum air kelapa muda.
"Sa," panggil Setya.
"Iya?"
"Kalo lo dikasih pilihan, punya usia panjang tapi nggak boleh jatuh cinta, atau ngerasain jatuh cinta tapi lo akan mati saat itu juga, mana yang lo pilih?" Entah kenapa, pertanyaan itu tiba-tiba muncul dalam benak Setya.
"Gue pilih opsi kedua," jawab gadis itu, tanpa perlu berpikir panjang.
"Kok lo bisa jawab seyakin itu?"
Carissa mengontak sepasang mata cokelat laki-laki itu. "Hidup itu singkat, dan bisa berakhir kapan aja. Itu urusan Tuhan, kita nggak punya hak ikut campur," ucapnya, membuat laki-laki itu tertegun. "Tapi kita punya hak sepenuhnya buat nentuin warna apa yang mau kita kasih ke hidup kita, hidup macam apa yang kita mau, dan kebahagiaan apa yang pengen kita kejar. Jatuh cinta juga termasuk di dalamnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMMING HEART [Completed]
Novela JuvenilCan you fall in love without feeling that beat? Sudah menjadi rahasia umum kalau jantung akan berdebar lebih kencang saat seseorang jatuh cinta. Seakan, ada letupan kebahagiaan yang membuncah di dada. Sensasi itu menggelikan untuk orang normal. Namu...