Suara dentum kian keras terdengar, seirama dengan degup jantung, seiring semakin jauh gadis itu membawanya ke tengah kerumunan.
Sore ini, Setya bersama dengan Carissa pergi menonton acara musik untuk penggalangan dana korban bencana di salah satu mall. Yang mana, uang hasil penjualan tiket dan merchandise akan disumbangkan.
"Ayo."
"Mau ke mana?" tanya Setya dengan mengerutkan kening. Tadinya, ia kira gadis itu akan mengajaknya ke barisan depan, dekat dengan panggung. Namun, ia malah diajak melewati pagar pembatas menuju backstage. "Kenapa malah ke backstage?"
"Mau ikut beramal," jawab gadis itu dengan memamerkan senyum.
"Hai, Carissa." Tampak seorang laki-laki yang mengenakan jaket denim hitam dengan gaya casual berjalan mendekat, lalu menjabat tangan gadis itu. Ia mengarahkan pandangan pada Setya. "Raga," kenalnya sambil mengulurkan tangan.
Setya menjabat uluran tangan lelaki itu. "Setya, Bang."
"Ini Bang Raga, vokalis salah satu band yang ngisi acara di sini. Dia temennya Kakak sepupu gue." Carissa memberitahu. "Gue udah janjian sama dia, buat nyisain waktu lima menit dari jatah perform band--" Belum genap gadis itu menjelaskan, suara menggema dari host di atas panggung terdengar, memanggil nama mereka berdua, dibarengi dengan tepukan meriah.
"Kita mau tampil?" tanya Setya, langsung pada kesimpulan.
Carissa mengangguk. "Buat acara amal, sekalian gantiin project duet mapel seni budaya kita yang nggak terlaksana," katanya. "Accept the challenge?" ia menyeringai sembari mengulurkan telapak tangan kanan dalam posisi menengadah.
Kedua sudut bibir Setya tertarik. Ia menggamit tangan yang menengadah itu. "Challenge accepted."
.
.
.Setya sudah bersiap dengan gitar akustik di pangkuannya. Ia mengetuk microphone beberapa kali dengan ujung kuku jari untuk check sound.
Setelah siap, laki-laki itu memulai penampilan. Dimulai dengan petikan gitar akustik. Nada merdu yang dimainkan, ditambah dengan kepiawaiannya memainkan instrumen tersebut, membuat penonton seakan terhipnotis.
Carissa tersenyum pada Setya. Ia mengerti lagu yang dimainkan laki-laki itu. Gadis itu pun mulai bernyanyi.
Tell me something you never told before
Before I walk through the door, I adore you, I adore you"I do, I do." Segurat senyum menghiasi wajah Setya kala menyanyikan bagian itu.
Smile with me and cry with me
I won't ever tell a soulHold my hand, I'll squeeze it back
And I'll never let goSetya dan Carissa menyanyikan bagia chorus lagu secara bergantian tiap baris.
Never give up, never look back
I won't give up I'll keep on trying
Dry your tears up, all your crying
Cannot fix me up, my darling
Fix me up, my darlingTwisty, turning winding path
I could listen to your laugh
As we tiptoe down these humble truths
I don't want to lose you
Show me how to love deeper than the surface, my dearAnd you can show me what it means to have purpose
And I'll tell you again
Never give up, never look back
I won't give up, I'll keep on trying
Dry your tears up, all your crying
Cannot fix me up, my darling
Fix me up, my darling
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMMING HEART [Completed]
Ficção AdolescenteCan you fall in love without feeling that beat? Sudah menjadi rahasia umum kalau jantung akan berdebar lebih kencang saat seseorang jatuh cinta. Seakan, ada letupan kebahagiaan yang membuncah di dada. Sensasi itu menggelikan untuk orang normal. Namu...