Hera Wanita Gila

184K 4.6K 309
                                    

Hera mendesah ketika puncak payudara miliknya dihisap kuat oleh pria yang sibuk menggerakan pinggangnya. Mengejar kenikmatan yang sebentar lagi akan menghampiri.

"Ahhh Stefan!" Hera menjerit saat gelombang itu datang. Dadanya reflek membusung tinggi membuat pria diatasnya semakin gencar menghisap. Semenit berlalu dan Hera mulai kembali bisa mengandalikan diri. Hera menyusupkan jarinya pada helai rambut hitam legam sang pria lantas menariknya kuat kala Stefan mempercepat gerakan. Memasukinya begitu cepat dan dalam.

"Ya Tuhan, Hera kau sangat nikmat!" ucap Stefan. Ia mengecup bibir merah didepannya sebelum melumatnya habis-habisan.

Hera tidak diberikan kesempatan untuk menjawab karena Stefan semakin memperdalam ciumannya. Mengabsen satu persatu gigi Hera lalu menghisap kuat lidah wanita itu.

"Sssssstefan mhhmmmpp!"

"Aku mencintaimu, Hera!" ucap Stefan ketika menyudahi ciumannya.

Hera tersenyum. Ia tidak menjawab dan memilih untuk menciumi leher dan rahang Stefan yang kokoh, membuat pria itu mendesah nikmat dan melupakan segalanya.

"Lebih cepat, sayang!" pinta Hera.

"Milikmu membuat ku nikmat. Kamu memang yang terbaik." Stefan menegakan punggung. Tangannya melepas payudara Hera dan beralih memegang pinggang wanita itu.

"Ahhh Stefan!" Hera menahan nafas ketika Stefan bergerak dengan kecepatan maksimal. Bunyi benturan antara dua kelamin menggema memenuhi kamar bernuansa putih itu. Gerakan yang terlalu brutal membuat nakas disamping ranjang ikut bergerak dan menjatuhkan pigura foto.

"Fotomu jatuh, ahhh yessss ahhh lebih cepat, sayang!"

Stefan tidak menghiraukan ucapan Hera. Nikmat yang diberikan Hera membuatnya tidak peduli dengan hal lain. Foto pernikahan yang jatuh tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kepuasan yang sedang ia cari.

"Shhhh ahhh aku akan sampai!"

"Keluarkan cairanmu didalam tubuhku!" pinta Hera. Dia juga merasakan hal yang sama. Milik Stefan yang panjang dan keras dengan guratan otot disekelilingnya membuat Hera nikmat bukan kepalang. Hera tidak peduli jika pria yang sedang bercinta dengannya adalah suami dari sahabatnya sendiri.

Stefan meletakan lutut Hera masing-masing diatas bahunya. Menarik pinggang wanita itu dan menghentaknya dengan keras. Keringat telah membasahi tubuhnya. Mengalir mengikuti pahatan dada bidang menuju perut kotak-kotaknya dan jatuh diatas pusar Hera.

Hera menggigit bibir bawahnya dengan gemas lantas menarik tengkuk Stefan saat tak tahan melihat kegagahan pria itu. Hera melumat bibirnya dengan rakut.

Keduanya saling berlomba meraih kepuasan. Hera terus bergerak seirama dengan gerak pinggul Stefan yang makin lama semakin tak terkendali. Pada saat-saat kritis, Hera berhasil memeluk Stefan dengan erat. Kaki jenjangnya melilit pinggang Stefan menarik pria itu agar semakin dalam memasuki miliknya.

"Aku sampaaaaiii ahhhhhh!"

"Hera!" Stefan menggeram nikmat. Menenggelamkan wajahnya pada leher Hera yang basah. Keduanya terdiam sibuk menormalkan deru nafas yang berantakan.

Hera yang merasa keengganan Stefan untuk menjauh akhirnya mendorong dada pria itu. Stefan sempat menolak karena terlalu nyaman dengan posisinya, namun ketika mendengar Hera mengeluh susah bernafas akhirnya dengan berat hati Stefan berguling menjatuhkan tubuhnya disamping Hera. Ia kemudian ganti menarik Hera agar wanita itu berbaring diatas dada bidangnya.

"Terimakasih," ucap Stefan mencium puncak kepala Hera.

"Foto pernikahanmu pecah." Hera mengingatkan kembali foto yang terjatuh ditengah-tengah seks mereka.

Stefan mengeratkan pelukannya dipinggang Hera. Satu tangannya menarik selimut untuk menutupi tubuh polos mereka.

"Aku akan sangat gembira jika perempuan didalam foto itu adalah kamu," ucapnya.

"Kamu berniat menikahiku?" Hera mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Dagunya bertumpu pada dada Stefan.

"Tentu, sayang."

"Tapi aku lebih senang menjadi kekasihmu. Rasanya sangat menegangkan bermain bersembunyi seperti ini," ucap Hera. Ia mendongak menatap Stefan dengan binar mata nakal. Pria itu akhirnya tertawa pelan. Tangannya kenarik tubuh Hera agar lebih merapat.

"Dasar nakal!"

"Tapi kamu suka kan?"

"Oh tentu. Kamu adalah kesukaanku," balas Stefan. Tangannya bergerak meremas dada Hera dengan keras membuat wanita itu memekik kaget.

"Apalagi bagian ini. Bagian terfavorit."

"Dasar mesum!" ejek Hera sambil tertawa geli. Tawanya kemudian berubah menjadi desahan ketika Stefan bergerak kebawah untuk menghisap putingnya.

"Stefan ahhhhh shhhhh."

"Mereka tumbuh dengan sangat baik. Besar, lembut dan kenyal. Ah aku tidak akan bosan memainkannya."

"Kamu membuatku gila, ahhhhsssss jangan terlalu keras!" protes Hera menepuk bahu Stefan ketika pria itu menggigit puncak dadanya.

"Gemas," ucap Stefan tanpa dosa. Hera mencibir namun tetap membiarkan Stefan bermain sepuasnya. Desahan Hera semakin keras saat telapak tangan Stefan merayap menyentuh bagian bawahnya yang basah. Dia mengusapnya lembut, naik-turun lalu masuk kedalam dengan sekali sentak. Nafas Hera tertahan.

"Shhhh masih saja sempit."

Stefan mulai menggerakan jari tangannya. Keluar masuk dengan cepat hingga membuat cairan Hera menciprat mengotori sprai.

"Stefaaaaannn ahhhh aku sampai!" pekik Hera yang kembali mendapat orgasme. Ditengah kenikmatan itu Hera tersentak hebat. Dari sudut matanya ia melihat Andini berdiri mematung didepan pintu kamar yang terbuka. Wanita itu tengah menangis dengan tangan menutup erat mulutnya.

Sebentar saja Hera termangu. Namun tindakan Stefan yang kembali menghisap dadanya membuat Hera mengalihkan perhatian kepada Stefan. Ia membalas perlakuan Stefan dengan meremas milik pria itu.

"Ahhh nikmat, sayang!" desah Stefan. Hera kemudian mengarahkan milik Stefan agar kembali mengisi dirinya. Hera melepaskan benda keras itu saat merasa telah berada diposisi yang tepat. Hera menekan pinggang Stefan agar pria itu bergerak kebawah.

"Ahhhhhh shhhhh." Ditengah proses penyatuan itu Hera diam-diam melirik kearah Andini. Bola mata mereka bertemu. Saling menatap dengan sorot mata berbeda. Andini dengan kesakitannya dan Hera dengan kesenangannya.

"Ah Hera, aku mencintaimu!" ucap Stefan. Ia melengguh nikmat ketika miliknya berhasil masuk dengan sempurna.

Hera tersenyum. Mengusap rambut lembab milik Stefan kemudian menarik pria itu untuk berciuman. Keduanya lantas saling bergerak mencari kepuasan. Mengabaikan Andini yang menangis kesakitan melihat suaminya berselingkuh dengan sahabat baiknya sendiri.

Bersambung.

Hi gais sesuai dengan apa yang aku bilang di instagram tempo lalu. Cerita CRAZY LADY bakal aku upload ulang sampai tamat di wattpad.

Ini masih dalam proses revisi jadi silahkan baca selagi masih ada. Happy reading 🫶🤍

CRAZY LADY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang