Puluhan merpati hinggap disekitar kusen jendela besar. Ada tiga ekor merpati yang terbang masuk kedalam kamar bernuansa putih itu. Ditengah ruangan ada sebuah ranjang besar. Diranjang itulah seorang wanita sedang tertidur nyenyak berbalut selimut. Dadanya bergerak pelan seirama dengan tarikan nafasnya yang teratur.
Tak lama kemudian wanita itu mengerang saat sinar matahari menyorot wajah cantiknya. Dia akhirnya terbangun dan menarik diri terduduk diatas ranjang. Selimut putih yang menutupi tubuhnya merosot kebawah, memperlihatkan tubuh polos sang wanita.
Wanita itu meraba tubuhnya dengan panik mencari sesuatu yang seharusnya ada disekitar punggung. Dia yakin pisau itu menancap didekat tulang belikat, tapi kenapa bagian itu tidak terasa sakit?.
"Aku... masih hidup," cicit Hera antara percaya dan tidak.
Untuk membuktikan spekulasinya Hera meloncat turun dari ranjang dan berjalan tergesa menghampiri cermin besar diujung ruangan. Untuk beberapa saat Hera tercengang hebat. Mulutnya bahkan sampai menganga lebar ketika melihat refleksi bayangannya di cermin.
"Astaga!" pekik kaget. Hera mengerjap, mengusap mata dan kembali menatap cermin hanya untuk berteriak keras. KENAPA WAJAHNYA BERUBAH?!
"Ada apa ini? Apa yang terjadi?!"
Hera menatap sekeliling, mencari pakaian yang bisa ia gunakan untuk menutupi tubuh polosnya. Dia tidak punya waktu untuk memperhatikan kamar megah tempatnya terbangun karena Hera merasa seperti sedang dikejar waktu. Dia panik dan kebingungan.
"Astaga, mengapa tidak ada satupun baju?!" kesal Hera. Dia lalu mendekat pada lemari besar diujung barat. Segera dia membuka lemari itu dan seperti yang Hera duga bahwa ada banyak jenis gaun tergantung rapih didalamnya. Hera menarik asal salah satu gaun yang ada disana dan segera memakainya.
Hera bergerak sangat cepat. Semua yang ia lakukan serba tergesa-gesa karena demi apapun dia harus bertemu dengan manusia lain untuk bertanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hera baru saja akan membuka pintu kamar yang besar ketika benda itu justru terdorong dari luar. Segerombolan manusia datang berbondong-bondong memasuki kamar.
"Yang Mulia Ratu, anda sudah bangun?!" ucap wanita tua yang terlihat sangat kaget melihat Hera berdiri tepat didepannya. Wanita tua itu lantas langsung membungkuk rendah yang langsung diikuti oleh enam wanita muda dibelakangnya.
"Mohon maaf atas keterlambatan hamba, Ratu. Sungguh maafkan orang tua ini yang tidak bisa bergerak selincah dulu."
Hera mengerjap bingung. Mulutnya yang semula terbuka siap melontar tanya sontak tertutup kembali. Otak cerdasnya bisa langsung memproses fakta yang sedang terjadi. Entah keajaiban atau sihir, tapi sepertinya jiwa Hera masuk kedalam raga seorang ratu. Hera tidak terlalu perduli. Yang ingin dia pastikan adalah apakah dia sedang berhalusinasi atau tidak dan ucapan dari wanita tua itu lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Hera tidak gila.
Mungkin sebenarnya Hera yang asli telah meninggal dibunuh oleh sahabatnya sendiri. Atau bisa saja Hera dan siapapun nama pemilik tubuh ini sedang bertukar jiwa. Oh astaga! Hera ingin mengumpat. Bagaimana bisa dia terlempar kedunia lain disaat Hera belum sempat membalas perlakuan Andini kepadanya. Berani-beraninya wanita itu menusuk punggung Hera ketika Hera baru akan mendapat orgasme. Sialan! Setidaknya biarkan dulu Hera merasa puas sebelum merenggang nyawa.
Tanpa sadar Hera berdecak lidah. Wajahnya berubah muram dan masam pergabungan antara rasa kesal dan marahnya pada Andini. Perubahan ekspresi dari Hera tentu saja membuat tujuh manusia yang ada diruangan tersebut terheran-heran. Selama mengenal dan melayani sang ratu, mereka tidak pernah sekalipun melihat istri dari raja mereka itu menekuk wajah apalagi sampai berdecak lidah.
Emma yang merupakan kepala dayang yang khusus melayani ratu tiba-tiba saja menjatuhkan tubuhnya berlutut dengan kepala tertunduk dalam. Hera sampai terkejut melihat orang-orang didepannya berlomba-lomba bersujud.
"Hamba pantas dihukum mati!" seru Emma yang diikuti oleh dayang-dayang dibelakangnya.
Hera mendengus kesal dan langsung berbalik badan kembali menuju ranjang besarnya. Detik itu juga dia baru menyadari bahwa kamar tempatnya terbangun ternyata begitu mewah dan megah.
Hera mengedarkan pandangan mematap langit-langit kamar yang dihiasi lampu gantung berwarna putih berhias emas. Tiang-tiangnya kokoh dan besar dengan ukiran indah karya pengrajin ternama. Disetiap sudut kamar terdapat patung raja dan ratu yang terbuat dari emas. Dibelakang ranjang mewah yang sedang Hera duduki ada sebuah ornamen burung merpati yang membuat kamar ini terlihat semakin mewah dan elegan. Secara keseluruhan kamar ini didominasi warna putih. Dahi Hera berkerut tipis. Dia tidak suka warna putih.
"Aku akan benar-benar membunuh kalian jika kalian terus berlutut dan mengabaikan tugas!" ucap Hera menyentak Emma dan dayang lainnya.
Emma buru-buru berdiri. Dia memberi kode kepada bawahannya untuk segera menjalankan tugas mereka. Enam dayang tersebut segera berpencar. Dua diantaranya masuk kedalam kamar mandi untuk mempersiapkan air dan wewangian yang akan digunakan oleh sang ratu.
Hera membiarkan tubuhnya dibimbing memasuki kamar mandi. Dia tetap diam ketika seseorang melepas gaun yang ia gunakan. Hera sungguh tidak peduli saat tubuhnya masuk kedalam kolam mandi berisi taburan kelopak bunga mawar merah. Hera justru mendesah nyaman. Sudah lama dia tidak merasakan ketenangan seperti ini. Sebelumnya hari-hari Hera digunakan hanya untuk menggoda Stefan dan beberapa pria beristri yang membuatnya harus terus memasang mode waspada agar bisa terus bermain curang.
Sepertinya hidup kembali dengan identitas baru tidak buruk juga. Hera tersenyum miring. Ah dia akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Hera hanya tidak tahu jika Tuhan telah menyiapkan banyak kejutan untuknya dikehidupan kali ini.
Bersambung...
Absen dulu yah adegan itu itunya ahahaha mari nikmati alur ceritanya.
Jangan lupa tekan tombol VOTE agar cerita ini terus berkembang
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LADY (END)
RomansaHera bermain api dengan suami dari sahabat baiknya. Suatu hari setelah hari laknat itu dia tertimpa musibah dan terbangun diraga yang berbeda. Hidup Hera berubah 180 derajat. Hera yang angkuh, sombong dan licik justru terjebak didalam tubuh seorang...