Suamiku Adalah Pria Paling Tampan

61.9K 2.9K 51
                                    

Derap langkah kaki bergema seirama. Hentakannya menerbangkan debu ke udara, memperpendek jarak pandang orang-orang yang mencoba mengintip aktivitas para prajurit. Ringkik kuda terdengar bersahut-sahutan. Tampak sekali kalau jumlahnya lebih dari seribu.

Hera yang baru kembali dari acara pertemuan minum teh tampak terheran-heran melihat kesibukan orang-orang istana. Jika diperhatikan lebih seksama, Hera bahkan bisa melihat raut wajah tegang dari para prajurit yang sibuk menyiapkan kuda atau juga mengasah pedang tajam mereka.

"Emma, sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Hera penasaran. Emma yang sejak tadi ikut memperhatikan aktifitas prajurit langsung tersentak kaget mendengar pertanyaan Hera.

Wanita tua itu kemudian menatap Hera dengan cemas. Astaga bagaimana bisa dia lupa memberikan informasi penting pada Hera. Tak bisa dibayangkan bagaimana ekspresi sang ratu jika tahu bahwa sebentar lagi dia akan ikut ke medan perang bersama Yang Mulia Raja Lukas.

"Emma?" panggil Hera yang mulai merasa curiga dengan gerak-gerik wanita tua didepannya.

Lalu meluncurlah informasi itu dari mulut Emma. Yang membuat Hera tercengang tidak bisa berkata apa-apa. Kenapa informasi sepenting itu bisa luput dari perhatiannya? Kenapa para tetua tidak menghentikan Hera saat wanita itu berniat meninggalkan aula. Kenapa tidak satupun orang diistana yang meminta pendapatnya?!

Keterlaluan sekali! Pasti ini ide raja tukang selingkuh itu. Yah, Lukas pasti yang mengajukan ide gila membawa Hera ikut ke medan perang.

Pria itu pasti ingin melihat Hera mati agar bisa bersatu dengan dayang jalang kesayangannya. Oh lihat, Hera bahkan mulai mengatai perempuan lain dengan sebutan yang lebih pantas di sandang oleh dirinya sendiri.

Maka dengan rasa marah yang membakar dada, Hera bergegas menuju istana tempat Lukas berada. Satu hal yang membuat Hera kaget adalah kenyataan bahwa istana Lukas berada tepat diseberang taman bunga mawar. Jadi selama ini pria itu tinggal tidak jauh dari tempat Hera. Cih, Hera mendengus tidak suka.

Dibelakangnya Emma berlari tergopoh-gopoh menyusul Hera. Dia begitu khawatir jika Sang Ratu kembali membuat keributan. Bukan tidak mungkin akhirnya Raja Lukas melayangkan sebuah hukuman. Sudah bagus kejadian tempo lalu dilupakan begitu saja.

"Minggir, Emma!!" sentak Hera ketika Emma menghadang langkahnya.

Dua penjaga pintu kamar Lukas saling lirik melihat kedatangan Sang Ratu. Dalam lima tahun terakhir, terhitung dua kali Hera menyambangi kamar sang suami. Sesuatu yang terdengar sangat aneh.

"Ku bilang minggir!" Dengan kasar Hera mendorong Emma kesamping hingga tubuh tua itu jatuh terduduk di lantai. Dua penjaga pintu sontak membantu Emma untuk berdiri. Hal yang dimanfaatkan Hera untuk menerobos masuk kedalam kamar Lukas.

"LUKAS... wow!" Dalam sekejap teriakan murka itu berubah menjadi decak kagum yang menyebalkan. Sorot mata Hera yang semula berapi-api kini tampak berbinar antusias.

Lukas yang melihat segala perubahan itu sontak berdecak lidah. Dia sudah menebak apa yang menyebabkan perempuan pemarah itu berubah menjadi kucing betina.

"Aku tidak tahu jika kamar raja diisi oleh pria-pria tampan," ucap Hera malu-malu. Matanya berbinar menatap 3 pria yang kini menoleh padanya.

"Ratu Hera, ada hal mendesak apa yang membuatmu datang kemari?" tanya Lukas yang mulai jengah melihat ekspresi wajah Hera.

Saat ini Lukas sedang berdiskusi dengan 3 sahabat baiknya yaitu Duke Antoni, Pangeran William dan Jendral Sebastian. Harus Lukas akui jika ketiganya memang memiliki paras rupawan, namun tidak sepantasnya Hera yang tidak lain adalah istri dari seorang raja ternama menatap mereka dengan cabul seperti itu. Rumput bahkan malu melihat tingkah laku Hera.

Wanita itu lalu dengan tidak tahu malu menggeser kursi dan duduk di samping Lukas. Hal yang tidak mungkin Hera lakukan jika sedang dalam keadaan normal.

"Ratu Hera!" ucap Lukas memberi peringatan yang hanya ditanggapi Hera dengan mengusap telinga. Menunjukan bahwa suara Lukas sangatlah mengganggu kesehatan pendengarannya. Memang istri yang tidak mengerti sopan santun.

"Tentu saja aku datang untuk ikut berdiskusi mengenai perang. Bukankah aku akan turut serta didalamnya?" ucap Hera tanpa sedikitpun menatap Lukas yang wajahnya sudah memerah.

"Sekalipun kau ikut, kehadiranmu hanyalah beban. Jadi menyingkir dari sini! Kau mengganggu diskusi kami!"

"Ck, kenapa kau sangat berisik?!" decak Hera tidak suka. Ia melotot kearah Lukas.

"Jika kau hanya marah-marah tidak jelas, lebih baik kau tinggalkan kami berempat. Sepertinya teman-teman mu jauh lebih menyenangkan." Hera bertopang dagu. Senyum nista terukir di bibirnya. Pria-pria didepannya ini benar-benar karya Tuhan yang paling sempurna yang pernah Hera lihat.

"Ratu, tatapanmu mirip anjing peliharaanku." Tiba-tiba saja Pangeran William berbicara. Wajahnya menatap Hera dengan bingung. Sedangkan Hera yang mendengarnya langsung menganga tidak percaya. Ruangan yang semula panas karena perdebatan Lukas dan Hera kini berubah hening.

"Lama tidak bertemu kenapa Ratu terlihat semakin mirip rakyat jelata?" tanya Pangeran William. Pria dengan wajah imut itu memiringkan sedikit kepalanya, menatap Hera dengan penasaran.

"Ka-kau..." Hera bahkan kehilangan kata-kata untuk membalas.

"Apa kau sedang bermain peran? Kalau iya mari ajak saya. Saya sudah lama sekali tidak bermain," ucap Pangeran William lagi. Senyum pria itu manis sekali. Sangat berbanding terbalik dengan kata-katanya yang menusuk hati.

Hera yang tidak mudah tersinggung saja sampai tercengang mendengarnya. Benar-benar laki-laki berlidah tajam!

"Ku rasa kau tidak perlu bermain peran menjadi rakyat jelata. Tanpa bermainpun wajahmu sudah mirip orang-orangan sawah," ucap Hera tidak mau kalah. Luntur sudah ketampanan Pangeran William dimata Hera.

Pangeran William mengerjap bingung. Dia sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Hera.

"Bukanlah beberapa saat lalu, Ratu, berkata bahwa kami adalah pria-pria tampan?" tanya Pangeran William.

Hera berdecak lidah. Tindakan yang membuat Lukas melotot seram. Astaga, sebenarnya setan apa yang telah merasuki tubuh istrinya? Kemana sosok ratu lemah lembut yang selama ini Lukas kenal. Kenapa sekarang Hera terlihat sangat berbeda. Urakan, pemarah dan tidak mau diatur. Hal-hal aneh yang membuat Lukas teringat dengan perkataan Damius tempo hari.

Sebuah tangan yang tiba-tiba menyelip dan memeluk erat lengan kanannya, menyadarkan Lukas dari lamunan. Sebelah alisnya terangkat tatkala Hera dengan agrasif menempel padanya. Keributan apa lagi yang akan perempuan itu lakukan?.

"Mungkin telingamu perlu diperiksa. Kapan aku bilang kau pria tampan? Heh, aku tadi bilang bahwa suamiku adalah pria paling tampan sedunia," ucap Hera penuh kesombongan. Dia bahkan bergerak cepat mengikis jarak antara dirinya dan Lukas. Tak tanggung-tanggung Hera bahkan mengecup pipi Lukas. Membuat pria itu kembali melotot padanya.

"Wah, aku tidak percaya bahwa hubungan kalian sudah sedekat ini." Pangeran William tersenyum manis kearah Hera. Kemudian beralih menatap Lukas dengan raut wajah sedih.

"Kakak, kenapa kau merahasiakan kabar bahagia ini dariku?" ucapnya kecewa.

Bukanya berimpati, Hera justru bergidik ngeri menatap William. Jadi orang aneh ini adik dari Lukas? Astaga kenapa harus William? Kenapa tidak dua pria lain didalam ruangan ini yang menjadi adik Lukas?!.

Tentu Hera tidak akan melupakan misinya untuk menghilangkan keperawanan. Tapi melihat senyum manis William yang terlihat menyebalkan membuat Hera tidak bernafsu meminta tolong.

Perempuan itu terus berpikir keras sampai dahinya berkerut dalam. Ia baru tersadar saat Lukas dengan tidak berperasaan mendorong wajahnya agar menjauh dari bahu pria itu.

Hera berdecak lidah. Dasar pelit!

Bersambung....


CRAZY LADY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang