Ribuan prajurit berbaris membentuk kontingen besar. Pasukan berkuda berada paling depan bersama dengan Raja Lukas dan para Jendral. Panji-panji istana berkibar menegaskan keperkasaan para pejuang kerajaan. Gesekan rompi besi yang mereka gunakan menambah riuh menciptakan harmoni sarat akan kerinduan, rasa bangga juga sedih.
Hari ini mereka akan berperang. Bertaruh nyawa demi kesejahteraan kerajaan. Mempertahankan harga diri dan tanah tempat mereka dilahirkan. Tak mengapa meninggalkan orang tua, anak dan istri jika bisa membuat mereka tetap memiliki hidup sejahtera dikemudian hari.
Gelora semangat terpercik pada ribuan warga yang berbaris disepanjang jalan melepas kepergian ayah, anak dan suami. Untaian doa terpanjat memenuhi langit. Tangis haru pelepas kepergian prajurit Sandor menggema riuh.
Para istri mendekap anaknya sembari berbisik mengatakan bahwa ayah mereka adalah pria hebat dan dia akan kembali esok hari nanti membawa kemenangan. Para anak menatap dengan kagum rombongan ksatria itu. Mata mereka berbinar tatkala melihat langsung sosok raja yang gagah luar biasa. Sejak saat itu para anak laki-laki bertegad ingin menjadi ksatria tangguh seperti Raja Lukas.
Dari dalam kereta kuda Hera mengintip keramaian diluar. Ia berdecak kagum saat melihat betapa meriahnya acara pelepasan ini. Mulai dari gerbang istana sampai dengan gerbang perbatasan tak terlewat satu titikpun yang sepi. Rakyat Sandor berbondong-bondong memenuhi sisi-sisi jalan. Barulah ketika rombongan mereka masuk kedalam hutan, suasana mulai tenang. Hanya terdengar langkah kaki dan beberapa obrolan dari prajurit yang bertugas mengawal kereta-kereta kuda.
Untuk pertama kalinya Hera melihat suasana di luar istana. Ternyata rakyat Sandor memang sesejahtera itu. Hampir tidak ada jejak kemiskinan di kerajaan ini. Semua rakyat hidup bahagia berkat kepemimpinan raja mereka. Pantas saja Lukas begitu dicintai oleh para rakyatnya. Pria itu berhasil menyelamatkan banyak keluarga dari penderitaan.
Hera menggeser sepenuhnya gorden jendela kereta sehingga ia bisa melihat dengan jelas indahnya pepohonan disisi kanan. Hera terpejam nyaman saat angin berhembus menerpa wajah. Sudah lama sekali Hera tidak merasakan kedamaian.
"Maaf, Ratu, ijinkan saya untuk kembali menutup jendela. Angin sore tidak baik untuk kesehatanmu."
Hera menoleh kearah seorang prajurit wanita yang berkuda disamping kereta yang Hera naiki. Dia adalah Karina, salah satu ksatria wanita paling hebat yang Sandor miliki. Pada perang kali ini ia mendapatkan satu tugas penting yaitu menjaga keselamatan sang ratu. Ia ditunjuk langsung oleh Lukas untuk mengawal Hera selama perang ini berlangsung.
"Berapa lama lagi kita sampai?"
"Butuh waktu dua hari dua malam untuk sampai ke Lufte."
Lutfe adalah sebuah daerah tak berpenghuni. Tanahnya gersang, tak ada satu hewan dan tumbuhan yang berhasil hidup. Tanah kutukan. Begitulah orang-orang menyebutnya. Lutfe sudah menjadi area berperang sejak berabad-abad yang lalu dan menjadi tempat paling dihindari oleh rakyat Sandor.
Ketika matahari hampir tenggelam, pasukan kerajaan memilih untuk beristirahat. Mereka membangun tenda tak jauh dari sungai.
Saat ini Hera baru saja selesai membersihkan diri. Dia dibantu oleh dua pelayan muda kepercayaan Emma yang langsung pamit undur diri saat seluruh pekerjaan mereka telah selesai.
Hera mendudukan diri diatas ranjang. Tangannya meraih sisir yang tadi ditinggalkan oleh pelayan. Ia memang sengaja tidak membiarkan para pelayan itu menyentuh rambutnya. Ia sudah terlalu terbiasa diurus oleh Emma dan merasa aneh saat orang lain menggantikannya.
"Perlu bantuan?"
Hera menoleh saat mendengar suara berat itu. Ia tersenyum lebar melihat Lukas berjalan memasuki tendanya. Tak ada lagi baju besi yang melingkupi tubuhnya. Kini pria itu hanya memakai kemeja putih yang tiga kancing teratasnya terbuka memamerkan dadanya yang bidang.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LADY (END)
RomanceHera bermain api dengan suami dari sahabat baiknya. Suatu hari setelah hari laknat itu dia tertimpa musibah dan terbangun diraga yang berbeda. Hidup Hera berubah 180 derajat. Hera yang angkuh, sombong dan licik justru terjebak didalam tubuh seorang...