Tunggu Saja Lukas

49.3K 3.1K 85
                                    

"Kau memang tidak tertolong," keluh Hera sembari mengusap pergelangan tangannya yang sakit. Lukas benar-benar mencengkram pergelangan tangan Hera dengan sangat kencang. Untung saja tangan Hera tidak sampai lebam.

Mata Hera melirik sinis pada sang suami yang kini sibuk berjalan mondar-mandir sembari merutuki kegilaan yang baru saja ia lakukan. Astaga lihat pria itu! Dia bertingkah seperti seorang gadis yang baru saja kehilangan keperawanan. Lukas terlihat sangat kesal padahal di sini jelas dia yang salah.

"Katakan padaku! Sebenarnya apa yang telah kau lakukan?!" Lukas menatap Hera dengan garang. Dadanya bergerak naik turun menahan emosi.

"Apa? Aku hanya diam menahan diri untuk tidak mendesah saat kamu mencium leherku dengan ganas. Astaga aku sampai lupa, kau tidak meninggalkan jejak merah di leherku kan? Aku tidak suka melihat kulit mulusku merah-merah." Hera mencoba memeriksa keadaan lehernya. Apa yang tadi dia ucapkan bukanlah sebuah omong kosong. Dia memang tidak suka melihat kulitnya dipenuhi jejak percintaan.

"Kau pikir aku peduli dengan itu?!" murka Lukas. Bagaimana bisa wanita itu lebih mempedulikan lehernya disaat Lukas hampir kehilangan kendali untuk tidak menendang meja akibat rasa frustasi yang menimpanya.

"Aku juga tidak peduli dengan kemarahanmu," balas Hera sambil mengedikan bahu acuh. Ia kemudian melangkah tenang mendekati sebuah kursi dan mendudukan diri disana.

"Kau bertingkah seperti beruang yang ditusuk pantatnya." Hera berucap tanpa minat. Dia pikir setelah masuk kedalam kamar, Lukas akan segera menerjangnya hingga mereka jatuh berguling diatas ranjang. Lalu mereka akan saling menyerang satu sama lain. Berlomba saling melepaskan pakaian dengan bibir yang tidak berhenti mengecup. Tapi... ah sudahlah. Tak ada yang bisa diharapkan dari Lukas.

"Aku yakin kau telah mengirimkan sihir padaku," tuduh Lukas. Dia mencondongkan tubuhnya dengan tangan bertumpu pada meja di depan Hera. Membuat wanita itu harus mendongak untuk menatap wajahnya.

"Astaga, Lukas..." ucap Hera tidak habis pikir.

"Dari pada berpikir aku mengirim sihir, bukankah jauh lebih masuk akal jika kamu melakukannya karena tidak kuat menolak pesonaku? Mengaku saja jika kamu bergairah berdekatan dengan istrimu yang cantik ini."

"Cih!" Lukas melengos. Menegakan badan lalu menjauh dari Hera. Baru ia sadar jika berbicara dengan Hera adalah sia-sia. Wanita itu keras kepala dan tidak bisa diajak kerjasama. Alih-alih memberi jawaban, Hera justru membuat kepala Lukas semakin pening.

"Kalau kamu begitu penasaran, kenapa tidak mencoba untuk mengulanginya lagi? Siapa tahu kamu akan menemukan alasan kenapa kamu begitu bernafsu menyerangku di depan umum," ucap Hera. Wajahnya menampilkan senyum lebar penuh sesat. Ia sontak terbahak ketika Lukas melotot galak padanya.

"Dan lagi, daripada menahanku di sini, lebih baik kau temui simpananmu. Tadi aku melihatnya menangis sedih karena kekasihnya mencium istrinya sendiri," dan aku punya urusan lain yang lebih menyenangkan daripada meladenimu, lanjut Hera didalam hati. Pikiran Hera berkelana jauh. Dia tidak sabar mengunjungi ayah mertua tercinta.

Lukas sempat tertegun beberapa detik sebelum kembali memasang wajah datar. Rasa bersalah perlahan memenuhi dadanya. Sungguh Lukas tidak pernah berpikir untuk melukai hati Arumi.

Ah kira-kira dimana wanitanya itu bersembunyi? Arumi pasti sedang menangis menahan kecewa atas perbuatan Lukas. Memikirkan itu membuat Lukas mengusap wajahnya dengan kasar. Kemarin ia sudah berusaha menghilangkan keraguan Arumi saat mendengar Hera akan ikut turun ke medan perang bersamanya. Lalu sekarang? Lukas mendesah gusar. Entah apa yang harus ia lakukan agar Arumi percaya bahwa Lukas hanya mencintainya.

Perhatian Lukas teralihkan pada Hera yang secara tiba-tiba bangkit berdiri. Senyum nista tampak jelas terpampang diwajah Hera. Membuat Lukas menaikan satu alis menatap Hera curiga.

"Aku punya urusan penting," ucap Hera tanpa ditanya.

"Kalau begitu, hamba pamit undur diri, Yang Mulia Raja Lukas. Semoga hari Anda menyenangkan" Hera menunduk memberi hormat. Dia harus mendapat ridho suami agar segala urusannya berjalan dengan lancar.

Lukas tidak sedikitpun membalas penghormatan yang Hera berikan. Pria itu hanya diam menatap Hera yang berjalan riang mendekati pintu. Ketika punggung wanita itu menghilang dari pandangannya Lukas sontak tersenyum miring. Hera pikir dia bisa lolos begitu saja? Cih, jangan harap.

Kelopak mata Hera berkali-kali mengerjap. Ia memandang sekelilingnya dengan bingung. Tadi Hera membuka pintu ruang kerja Lukas lalu... Hera menatap ranjang besarnya tidak mengerti. Kenapa sekarang Hera berada di dalam kamar?!

Lantas dengan langkah lebar Hera berjalan menuju pintu kamar. Dengan sekuat tenaga ia menarik pintu itu agar terbuka.

"EMMAAAAAAAA!!" teriaknya menggema memenuhi kamar mewah tersebut.

"PENJAGA BUKA PINTUNYA!!" Hera kembali berteriak kini dengan tangan yang menggebrak-gebrak pintu. Kesal karena tidak kunjung terbuka, Hera akhirnya menendang pintu besar itu sampai kakinya berdenyut sakit. Hera lantas berteriak kesal.

"RAJA SIALAN!!" jeritnya.

Hera harus mengingatkan dirinya untuk mulai belajar sihir. Dia tidak bisa diperlakukan seperti ini. Kemarin dia dibuat malu saat pertemuan di aula bersama para mentri istana, lalu sekarang dia dikerjai habis-habisan oleh Lukas.

Hera melirik sadis jendela besarnya yang masih ditutupi tanaman rambat lalu beralih menatap pintu kamarnya yang tertutup rapat. Wanita itu lantas menggeram marah.

"Lihat saja Lukas, kau akan menyesal mencari masalah denganku," desis Hera. Dia bersumpah akan membalas Lukas berkali-kali lipat. Akan Hera buat pria itu menderita. Tunggu saja Lukas! Tunggu saja sampai Hera memulai aksinya. Bukan hanya kamu, tapi dayang jalang simpananmu itu juga akan terkena imbasnya. Lukas, kamu benar-benar telah salah mencari musuh.

Bersambung.

Jangan lupa untuk mampir ke cerita aku yang satunya ya 😘


BTW maaf ya pendek hehe. Aku usahain update secepatnya dengan part lebih panjang. Otak aku lagi mumet soalnya.

Daaaaan makasih banyak atas vote dan komen kalian 😍😍😍 seneng banget aku chapter kemarin votenya lebih dari 100.
Meskipun pendek bisa dong ya chapter ini dapet vote yang sama 😘

Jumpa di chapter selanjutnya

CRAZY LADY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang