Mulai Cemas

47.1K 2.9K 103
                                    

"Ahh" desahnya menggema keseluruh sudut kamar. Tak ada yang bisa melukiskan rasa nikmat ini. Hanya desahan dan cengkeraman tangannya pada bahu Lukas yang semakin mengerat.

Lukas memfokuskan diri, mengerakan pinggang sekuat yang ia bisa. Puncak itu sudah didepan mata membuatnya makin menggila tak peduli jika tubuh dibawahnya memantul seirama dengan tusukan-tusukan yang Lukas berikan.

Arumi menjerit ketika Lukas memberikan tusukan terakhir yang sangat dalam. Semburan panas segera memenuhi perutnya. Arumi selalu suka sensasi ini. Ia mengelus surai hitam kekasihnya dengan sayang. Membiarkan sang pria menikmati kedutan-kedutan yang Arumi berikan sebelum akhirnya menarik diri dan berguling di samping Arumi.

Lukas menarik tubuh telanjang Arumi kedalam pelukan. Ia kecup kepala Arumi lalu mengarahkannya agar bersandar pada dada bidangnya.

"Terimakasih, sayang," bisik Lukas membuat Arumi merona malu dan semakin menyembunyikan wajahnya yang panas di dada Lukas yang berkilat oleh keringat.

Lukas tersenyum melihat sikap malu-malu sang pujaan hati. Ia dengan lembut mengelus punggung telanjang Arumi, mengirimkan getar dan rasa nyaman.

Keduanya sudah memejamkan mata siap menuju alam mimpi padahal matahari baru terbit di ufuk timur. Semalaman penuh Arumi digembur Lukas sampai ia tak lagi punya tenaga sekedar untuk membuka mata. Sedangkan Lukas justru bergerak menarik diri untuk duduk bersandar dikepala ranjang saat samar-samar mendengar gerutuan seseorang. Suara didalam kepala yang sangat Lukas kenal. Pria itu berdecih lantas memfokuskan diri mendengar suara pikiran istri nakalnya.

"Raja sampah!" Dahi Lukas mengerut tidak suka mendengar caci maki tersebut.

Indra penciumnya yang tajam mengendus bau darah tak jauh dari tempatnya. Lukas beranjak menyambar celana dan jubah untuk menutupi tubuhnya.

Pintu megah berlapis emas dibuka dari dalam. Seorang penjaga yang sedang berusaha mengangkat tubuh rekannya yang tak bernyawa sontak membeku di tempat ketika melihat sang raja berdiri dihadapannya dengan jubah tak terikat memperlihatkan otot perut yang sempurna serta jejak merah hasil percintaan semalaman.

"Apa yang terjadi?!" Suara Lukas menggelegar membuat tubuh sang penjaga meluruh ke lantai. Dengan badan gemetar hebat ia bersujud, melontarkan berjuta pinta sekedar untuk memperoleh pengampunan dari sang raja yang marah.

"Perbuatan siapa ini?" desis Lukas. Matanya berkilat tajam. Sekilas tampak ada cahaya biru yang melingkupi bola mata hitam milik pria nomor satu di kerajaan Sandor.

"A-ampun, Raja, tolong ampuni hamba..." isak sang penjaga. Tak menyangka jika harus kembali mengalami situasi mengancam nyawa.

"Ku tanya perbuatan siapa ini?" Lukas membungkuk, meraih rahang sang penjaga dan dengan mudah menariknya keatas membuat penjaga tersebut berjinjit dan meringis kesakitan. Kini bukan sekedar kilat cahaya, namun bola mata Lukas sepenuhnya telah berubah menjadi biru gelap.

Lukas benci jika daerah teritorialnya diganggu. Tak ada satupun manusia yang ia biarkan hidup setelah berurusan dengannya. Maka cengraman pada rahang sang penjaga telah menghilangkan setengah kesadaran pemiliknya.

Tubuh sang penjaga bergerak memberontak, namun tenaga itu tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Lukas. Perlawanan sang penjaga hanya dianggap angin lalu oleh pria itu.

"Ampuni saya, Yang Mulia..." ucapnya tersendat. Cengkraman ini benar-benar menyakitkan. Ia bahkan merasa tulang rahangnya remuk.

Penjaga itu menjerit kesakitan ketika tubuhnya terhempas menabrak tembok yang sama ketika rekannya ditodong oleh Hera. Bahkan jejak darah masih menempel disana. Apakah ia juga akan mati?

CRAZY LADY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang