Sejak pertama ia memutuskan untuk menjadi wanita sang raja, Arumi telah menanamkan tegad untuk menerima segala konsekuensi yang akan ia alami. Termasuk berhubungan secara sembunyi-sembunyi.
Kerajaan Sandor memiliki hukum yang melarang sang raja untuk jatuh cinta pada wanita selain yang dipilih oleh api suci. Siapapun wanita beruntung itu, dari manapun asalnya dan keturunan siapa dia, asalkan api suci telah memilihnya maka dia adalah pasangan sang raja.
Bila kelak raja jatuh cinta pada wanita lain, maka raja tidak diperbolehkan untuk memperistrinya atau sekedar memperkenalkannya pada dunia. Kepercayaan yang telah dianut lebih dari 1000 tahun itu belum pernah dilanggar. Sekalipun bukan rahasia lagi jika setiap Raja Sandor memiliki pasangan rahasia.
Arumi tidak pernah berpikir untuk diakui. Baginya bisa dicintai oleh Lukas sudah merupakan anugrah terindah yang ia punya. Namun, hari ini sedikit berbeda. Ada rasa takut dan cemas ketika ia mendengar kabar bahwa pasukan kerajaan Sandor akan berangkat ke medan perang.
Arumi tidak meragukan kemampuan Lukas dalam berperang. Selama menduduki tahta tidak sekalipun Lukas kalah dalam pertempuran. Tidak, yang dikhawatirkan Arumi adalah berita bahwa Ratu Hera juga ikut serta dalam rombongan perang itu.
Tentu Arumi percaya jika hati Lukas hanyalah miliknya. Namun, kecantikan serta kedudukan yang ratu Hera miliki berhasil mengusik ketenangan Arumi. Dia tidak ingin kehilagan satu-satunya cinta yang ia miliki.
"Kau harus percaya padaku," ucap Lukas sembari mendekap tubuh sang kekasih. Lukas tidak mengerti mengapa Arumi bisa sekhawatir ini. Hera? cih, wanita tidak berguna itu selamanya tak akan pernah menarik perhatiannya. Arumi harusnya tahu bahwa hanya dirinya yang ada di hati dan pikiran Lukas. Tidak akan pernah terbagi apalagi terganti.
"Aku hanya takut kehilanganmu," gumam Arumi.
Lukas terkekeh mendengarnya. Ia menunduk untuk mencuri satu ciuman di bibir merah delima favoritnya. Bibirnya bergerak menyesap rasa manis yang candu. Mengulum lalu menggigit hingga menimbulkan jerit lirih Arumi. Lukas menyudahi ciuman namun enggan mengakhiri kedekatan.
"Buang ketakutanmu itu, karena aku hanyalah milikmu."
"Tapi Ratu Hera... dia wanita yang sangat cantik."
"Tidak secantik dirimu," ucap Lukas yang berhasil menerbitkan satu senyum manis dari bibir Arumi.
"Wanitaku yang cantik." Lukas mengecup bibir Arumi membuat wajah wanita itu merona merah.
"Wanitaku yang indah." Lagi, Lukas kembali mengulangi kecupannya sebelum mengakhiri dengan satu lumatan panjang. Ia tidak pernah puas mencicipi bibir Arumi. Lukas selalu menginginkan lebih ketika tubuh keduanya telah bersentuhan. Maka dengan itu, ia semakin memperdalam ciuman. Bergerak maju dan dengan perlahan membaringkan Arumi diatas rumput.
Hamparan mawar menyembunyikan tubuh dua insan yang sedang memadu kasih. Suara burung merpati bersaing dengan desah nikmat Arumi kala Lukas menghujamnya tanpa henti. Arumi menengadah memberikan akses bebas pada Lukas yang kini sibuk memberi tanda pada lehernya.
Butir-butir keringat menghiasi kening pria itu, menambah pesona yang membuat Arumi semakin tenggelam kedalamnya. Kedua alisnya bergerak menyatu saat gerak pinggul semakin cepat. Ia menatap sang kekasih dengan sorot mata mengagumi. Tuhan telah berbaik hati memberikannya cinta yang luar biasa.
Keduanya bergerak seirama, semakin cepat dan intens kala gelombang asing mulai mendekat. Tubuh Arumi bergetar hebat menerima tembakan demi tembakan cairan cinta milik Lukas. Rahimnya terasa hangat dan hatinya penuh dengan limpahan kasih sayang yang Lukas berikan.
Seekor merpati putih yang sejak tadi bertengger diatas pohon menyaksikan percintaan antara Lukas dan Arumi akhirnya terbang melintasi dua manusia yang masih berbaring sambil berpelukan menikmati sisa-sisa rasa yang tertinggal. Merpati itu terbang berputar dan nampak kebingungan mencari jendela yang biasa menjadi tempatnya bernaung. Tak kehabisan akal, burung cantik itu akhirnya terbang lebih tinggi memutari bangunan istana dan masuk kedalam kamar Hera melalui jendela lain.
Dia mendarat manis disamping Hera yang sedang duduk bersantai diatas ranjang sembari membaca buku tua berukir emas. Hera menoleh menatap sang merpati dengan bingung. Wanita itu segera memeriksa jendela besar kamarnya, mengira jika tumbuhan rambat yang menutupi jendela telah musnah. Tapi tumbuhan itu masih ada. Menutupi semua cela dan memblokir segala pemandangan indah diluar sana.
"Dasar raja terkutuk! Cepat kembalikan jendela besarku yang indah!!" jerit Hera sambil melempar buku yang ia pegang kearah jendela. Seolah orang yang sedang ia caci berdiri tegak disana.
Tak tahan dengan rasa kesal yang melanda, Hera memutuskan untuk turun dari atas ranjang meninggalkan sang merpati yang sejak tadi hanya diam menatap kepergiannya. Ketika pintu kamar terbuka, Hera dikejutkan dengan kedatangan rombongan orang yang berjalan kearahnya. Ia menoleh menatap Emma dan mengeryit bingung ketika melihat Emma juga penjaga pintu kompak menunduk memberi hormat pada orang-orang tua itu.
"Salam hormat, Yang Mulia Ratu Herania Sandor," sapa seorang kakek tua yang berdiri paling depan. Hera tidak langsung menjawab. Ia hanya diam menatap orang-orang itu dengan datar. Tidak tertarik untuk terlibat jika saja Emma tidak berbisik padanya.
Hera menoleh, "Kau bilang apa?," tanyanya tidak percaya.
Emma berdehem mencoba untuk menghilangkan rasa takut yang membuat suaranya bergetar tidak jelas. "Yang Mulia Ratu, mereka adalah para penyihir istana."
"PENYIHIR?!" pekik Hera. Ia melotot kearah Emma memberi peringatan jangan sampai wanita tua cerewet itu berbohong padanya. Namun ketika melihat Emma terus mempertahankan raut wajah tertekan Hera langsung saja mendengus sebal. Ia tidak akan termakan dengan jebakan Emma.
"Lama tidak bertemu, hamba tidak menyangka Yang Mulia akan melupakan hamba," ucap kakek tua.
Hera menoleh, menatap sang kakek dari ujung rambut sampai ujung kaki. Rambut panjang penuh uban, jenggot lebat berwarna putih, perut buncit yang tertutup oleh jubah hitam. Cih, penampilan kakek tua itu memang mirip dukun-dukun ilegal dinegaranya dulu. Namun percayalah bahwa tidak ada yang namanya penyihir didunia ini. Bagaimana bisa seseorang dengan tangan kosong bisa menggerakan sesuatu tanpa menyentuh. Tunggu dulu! Hera mengerjap panik. Bukankah tadi dia telah melihat kejadian aneh? Dengan mata kepalanya sendiri Hera melihat Lukas menumbuhkan tumbuhan rambat dan menutup jendela besar kamarnya dengan itu.
Hera menelan ludah. Sial, sebenarnya dia terlempar ke dunia yang seperti apa?!
Bersambung
Terimakasih untuk 2550 viewers. Maaf untuk kekhilafan aku yang menghilang hampir 1 bulan 😬
Aku usahakan untuk tidak mwngulanginya lagi. Terimakasih sudah mau menunggu karya ini
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY LADY (END)
RomanceHera bermain api dengan suami dari sahabat baiknya. Suatu hari setelah hari laknat itu dia tertimpa musibah dan terbangun diraga yang berbeda. Hidup Hera berubah 180 derajat. Hera yang angkuh, sombong dan licik justru terjebak didalam tubuh seorang...