Bab 8

3.1K 294 8
                                    

Pagi berganti malam namun belum ada tanda - tanda pergerakan dari Celsi sedikitpun.

Xaviar kembali melihat jamnya yang kini sudah menunjukkan jam 19. 30 .
Berarti sudah delapan jam Celsi pingsan.

Xaviar melangkahkan kakinya menuju ranjang dimana Celsi memejamkan matanya.

Xaviar memandang wajah Celsi yang terlihat damai lalu tangan kekarnya menyentuh pipi Celsi dan jari panjangnya mengarah ke hidung Celsi , memastikan Celsi masih hidup.

Lalu duduk di sisi ranjang terus memandangi wajah Celsi.

Sedangkan Celsi sendiri sebenarnya sudah bangun sejak tadi, niatnya tadi ingin melarikan diri dari kamar ini lewat jendela namun terhalang karena suara derit pintu yang menandakan ada orang yang datang dan jadilah Celsi berpura - pura tertidur.

Celsi berusaha tidak mengintip walaupun jiwa dan pikirannya ingin sekali melihat orang yang berani memengang pipinya ditambah orang itu memastikan masih hidup atau tidaknya lewat hidungnya.

Sampailah bau parfum familiar tertangkap Indra penciuman Celsi, Celsi baru tau jika orang itu adalah Xaviar.

' Nih syetan sampai kapan mau duduk disini ' batin Celsi bertanya - tanya.

Xaviar menangkap basah Celsi yang teryata hanya berpura - pura tertidur saat netral nya menatap mata Celsi dan juga bulu mata Celsi yang bergerak - gerak.

Xaviar menyeringai...
Xaviar bangkit dari duduknya menuju kamar mandi dengan kedua tangannya terselip elegan disaku celananya.

Celsi membuka matanya menatap punggung kekar Xaviar yang berpakaian serba hitam itu.

Setelah itu tanpa basa basi Celsi bangun dari tidurnya dan berlari menuju pintu luar kamar.

"Mau kemana HM ?"

Celsi tersentak kaget, lalu membalikkan tubuhnya.

Celsi melotot, ilmu apa yang dimiliki Xaviar?.

Xaviar merapatkan tubuhnya dengan Celsi kini  tubuhnya sudah sangat menempel dengan Xaviar.

Xaviar menarik tengkuk Celsi hingga tepat berada di depannya.

Celsi tidak sanggup menatap Xaviar terang - terangan sungguh aura yang di keluarkan Xaviar lebih mencengkeram dari biasanya.

" Look at me "

Xaviar menekan kuat dagu Celsi. Menatap Celsi tampa kedip.

Celsi merintih kesakitan hingga akhirnya Celsi menatap mata hitam Xaviar yang seperti lubang hitam tampa ujung.

" Siapa system itu ?" Tanya Xaviar langsung ke intinya.

Memang sejak tadi Xaviar menunggu Celsi bangun hanya untuk menanyakan pertanyaan yang terus mengganjal di pikirannya.

Celsi tersenyum penuh makna, akhirnya otaknya memiliki ide jenius.

" Dia adalah atasan saya yang menyuruh saya menjalankan misi ini, jika hati batu lo itu tidak bisa di hilangkan selama sebulan terpaksa saya harus pergi "

Xaviar menaikkan alisnya, menatap Celsi dengan pandangan tidak percaya.

" Pembual " ucap Xaviar dengan pedas.

Celsi melotot tidak terima jika dikatakan pembual. Emang benar itu yang terjadi walaupun di balik kan.

Celsi memengang kenop pintu lalu mendorongnya hingga jaraknya dengan Xaviar berjauhan setelah itu Celsi berlari tanpa arah di mansion luas ini, namun netral matanya hanya bertemu warna hitam, emas dan juga merah namun lebih mendominasi warna hitam.

Xaviar membiarkan mainannya berlari lepas dari kandangnya.

Mansion yang dibuat Xaviar adalah labirin dan jalan keluarnya cuma satu, banyak pelayan di mansion ini yang tersesat setiap harinya bahkan belum ada dari mereka yang berhasil keluar dari mansion ini selain Xaviar seorang.

Celsi bertumpu pada dinding dengan nafas yang tersengal-sengal karena berlari menghindari Xaviar.

Saat nafasnya kembali teratur barulah Celsi teringat jika mansion ini adalah labirin dan hanya satu jalan keluarnya. Yang mengetahui jalan keluarnya hanya Xaviar seorang.

Celsi menepuk jidatnya saat mengingat hal yang terpenting itu.

Dan jalan keluarnya itu berada dikamar Xaviar.

Celsi membolak arah menuju kamar Xaviar berada.

Setelah sampai di depan pintu kamar Xaviar yang sungguh besar, Celsi memengang kenop pintu lalu menariknya hingga terbuka lebar.

Terlihatlah Xaviar yang duduk di kursi bewarna hitam itu dengan elegan, di tangan kirinya terdapat berkas - berkas dan tangan kanannya memengang gelas yang berisi wine.

Celsi terpesona saat melihat pemandangan indah itu apalagi saat Xaviar dengan serius membaca berkas - berkas itu dengan kaca mata hitam dan baju yang sedikit terbuka memperlihatkan dada bidang dan tulang selangka milik  Xaviar.

Sungguh ciptaan yang luar biasa, kenapa ciptaan itu harus berada di diri Xaviar yang seorang iblis batu ini.

" Puas "

Celsi tersadar dari terpesonanya.

" Come here " perintah Xaviar.

Celsi menurut saja, karena besok Celsi akan kabur dari mansion ini.  Ditambah Xaviar di dalam cerita setelah memperkosa pemeran utama wanita Xaviar meninggalkan pemeran utama wanitanya selama dua Minggu.

Xaviar menarik tangan Celsi hingga menabrak dada bidang Xaviar.

Celsi merasa risih saat duduk di pangkuan Xaviar di tambah tubuhnya sangatlah menempel dengan Xaviar.

Celsi memberontak namun hasilnya tetap sama seperti sebelumnya nihil.

" Shut up " perintah Xaviar , meremas pinggang Celsi yang sejak tadi bergesekan dan memberontak hingga mengenai ++.

Celsi terdiam, tidak berani memberontak saat merasakan benda panjang itu berdiri tegak.

Celsi menggigit bibir bawahnya dengan mata terpejam.

" responsibility " ucap Xaviar dengan suara serak.

Xaviar menjilat kuping Celsi lalu menggigit nya dengan seksual seolah kuping Celsi adalah lollipop.

Celsi berusaha melepaskan dirinya dari Xaviar yang menekan pinggangnya dengan kuat, bahkan kedua tangan Celsi telah  mencakar dan berusaha menyingkirkan nya dari area tubuh yang di pengangya  namun hasilnya nihil tidak ada sedikitpun hasil yang didapatkan nya.

Xaviar  meremas paha Celsi dan menjilat leher Celsi dan memberikan tanda di leher jenjang Celsi dengan kasar.

Tangan Xaviar berjalan menuju V Celsi yang masih terbalut dengan kain  lalu menekannya dengan kuat.

" Ah...."

Setelah merasakan tubuh Celsi bergetar gairah, Xaviar menghentikan aksinya itu.

Xaviar menghempaskan tubuh Celsi kelantai tampa perasaan.

Xaviar tersenyum mengejek, menatap Celsi dengan pandangan remeh.

" Fuck " ejek Xaviar.

Xaviar berjalan meninggalkan Celsi yang masih duduk diam dilantai.

" Xaviar anjing, Lo yang fuck  " teriak Celsi.

Wajah Celsi memerah menahan amarahnya dan kekesalannya, harga dirinya sudah jatuh karena ulah bejat Xaviar itu.

Apalagi yang terjadi sekarang seolah Celsi benar - benar jalang setelah puas dibuang.

Padahal tadi sudah dengan sekuat tenaga melepaskan dirinya dari cengkraman dan pemerkosaan Xaviar.

" Hiks...hiks...."

Celsi sungguh terasa terhina.

...
.
.
.

.
.

.

Next...

Comment...

BLACK LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang