Celsi menyenggol lengan Mutia setelah itu pergi dari sana tampa memedulikan perkataan yang dikatakan Mutia.
Tiba dikamar Celsi merebahkan tubuhnya dengan mata yang tertutup.
" Hufff...."
Setelah beberapa menit Celsi membuka matanya, bersiap-siap pergi ke kampus karena ada jadwal belajar hari ini sampai sore.
Xaviar telah tiba di kantor setelah memastikan Celsi aman lewat leptopnya dan juga bawahannya yang mengatakan jika Celsi telah pergi ke kampus dengan aman.
Xaviar menatap leptopnya menonton Vidio yang memperlihatkan Celsi yang kesal dengan Mutia.
Xaviar tersenyum penuh arti.
" Teryata Lo mencintai gue tapi Lo tidak sadar, tapi tenang saja akan gue buat Lo tersadar akan perasaan Lo " gumam Xaviar setelah menonton Vidio dari rekaman SCTV nya.
" Sepertinya Lo makan umpan sendiri. Lo membuat gue mencintai Lo namun Lo lebih dahulu mencintai gue heh.. "
Xaviar terkekeh sambil memandang foto Celsi dari leptopnya.
" Sepertinya membawa jalang itu pilihan tepat " gumam Xaviar yang merubah ekspresinya kembali datar.
" Tok..."
" Tok.."
Xaviar mengalihkan pandangannya ke arah pintu.
" Masuk..."
Pintu terbuka terlihatlah pria yang sudah berkepala empat dengan pakain putihnya, jangan lupakan kotak yang berisi beberapa pelataran rumah sakit yang dibawa.
" Tuan " sapa lelaki itu dengan hormat.
" HM..."
" Ada keluhan apa tuan ?" Ucap lelaki langsung keintinya.
" Dika priaksa tubuh gue, karena kemarin gue diberi obat etah itu obat apa " ucap Xaviar lalu berdiri dari tempat duduk kerjanya.
Xaviar berjalan menuju sofa lalu duduk di sana.
" Baik akan saya periksa " ucap Dika lalu mengeluarkan alat - alat yang dibawanya.
Setelah itu memeriksa keadaan tubuh Xaviar dengan alat seandainya yang dibawanya.
" Sebelum ini ada keluhan apa kalau boleh tau ?" Tanya Dika sambil memeriksa nadi Xaviar.
" Intinya setelah obat itu di suntikan di lengan gue, gue berilusi berhubungan yang saat itu emang gue lagi ingin berhubungan dan setelah kejadian itu besoknya gue cepat terangsang " jawab Xaviar santai sambil menyenderkan badannya di sofa menatap Dika dengan pandangan kosong.
" Itu adalah obat ilusi yang memiliki efek sampingnya selama seminggu orang yang terkena obat itu akan cepat terangsang dan tuan jangan khawatir karena obat itu tidak terpengaruh buruk bagi tubuh. Obat itu juga dijual dengan harga fantastis sehingga hanya orang berduit bisa membeli itu. " Ucap Dika yang di angguki oleh Xaviar.
" Ada penawarnya ? " Tanya Xaviar, karena segala hal yang ingin dibuat harus ada penawarnya.
" Ada tuan akan saya ambilkan "
" HM..."
" Sebelum itu tutup mulut jika tidak ingin mati atas segala hal yang terjadi hari ini " ucap Xaviar mengimindasi lawannya.
" Baik tuan " jawab Dika dengan takut dengan tubuh bergetar karena aura yang dikeluarkan Xaviar di tambah tatapan Xaviar yang membuat lawan bicaranya kicuk.
Setelah itu Xaviar mengusir Dika dengan tangannya.
Dika membereskan semua peralatan dokternya dan pergi dari sana dengan cepat agar bisa membawa obat itu , hingga tidak membuat Xaviar menunggu terlalu lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK LOVE
FantasyCelsi harus berurusan dengan iblis berhati batu, sedingin es, sehitam warna dan segelap malam. Satu kata kritikan dapat merubah hidup Celsi. "Lo benar - benar mempermainkan hati gue, apa ini balas dendam Lo ke gue?, LO BERHASIL" - Celsi. "Kita berte...