" Em Zik cewek seperti apa yang Lo inginkan di jadikan istri ? "Tanya Celsi sambil memutari taman bermain mencari sesuatu yang menarik di matanya." Mengandalkan ketenangannya, strateginya ! Hanya perempuan dengan otak yang seperti itu yang layak menjadi istri gue " jawab Zikra yang berhenti berjalan lalu menatap Celsi dengan kedua tangannya disaku.
" Perempuan itu mungkin juga tidak akan memilih Lo, jika Lo banyak permintaan. Ditambah perempuan yang seperti itu licik yang menandakan kehidupan Lo tidak sesederhana yang dipandang orang " ucap Celsi menatap Zikra.
Celsi baru mengetahui satu fakta yang terungkap dari perkataan yang dikatakan Zikra tadi.
Padahal Celsi merasa Zikra hanya lelaki tampa beban berat di hidupnya kerana Zikra selalu menampilkan senyum manisnya dan juga keceriaannya.
Celsi juga baru melihat tatapan kesepian sesaat namun terlihat oleh Celsi walaupun itu hanya sedetik.
Zikra tidak membalas hanya memberikan senyum kembali berjalan dengan mengandeng tangan Celsi.
Dengan kedua alisnya yang pekat Zikra melangkah kan kakinya.
Setelah selesai berjalan- jalan dan menaiki beberapa wahana Celsi pamit pulang yang diantar oleh Zikra.
Tiba di kediaman Celsi menatap perempuan yang duduk di ruang tamu dengan bergelut manja di lengan Xaviar.
Celsi berjalan menuju Xaviar dan perempuan itu berada lalu berdiri tepat didepan mereka.
" Dia siapa ?" Tanya Celsi melirik ke perempuan itu yang masih bergelut manja di lengan Xaviar dan Xaviar pun tidak menyingkirkan perempuan itu.
Padahal di novel tidak ada satupun perempuan yang diperbolehkan menyentuh Xaviar namun sekarang apa.
" Gue kekasihnya yang bernama Mutia dan Lo siapa?, Kanapa Lo ada di mansion ini ?"
Celsi yang mendapatkan jawaban sekaligus pertanyaan dengan wajah angkuhnya di buat kesal entah kenapa.
" Tanya ke dia , gue siapanya ?" Ucap Celsi menujuk Xaviar yang masih fokus ke laptopnya.
" Sayang beb punya hubungan sama wanita ini ?"
Celsi menatap segit Mutia yang ada didepannya saat menunjuknya dengan wajah jijik.
" Mainan gue "
Jawaban Xaviar membuat Celsi mengepalkan tangannya dengan perasaan kecewa dibuatnya.
Seharusnya Celsi biasa saja saat Xaviar berkata seperti itu, terus kenapa tubuhnya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya.
" Oh mainannya doang toh "
Mutia memandang Celsi dengan rendah dengan senyum kemenangan.
" Sayang boleh nggak adek mainin juga wanita ini ?" Tanya Mutia yang bergelut manja di lengan Xaviar.
" Tidak ada yang boleh mempermainkan nya selain gue " jawab Xaviar menatap Celsi dengan tatapan datarnya.
" Ihhhh...sayang mah gitu "
Mutia cemberut lalu menatap Celsi segit.
" Pergi Lo dari hadapan gue, ganggu pemandangan saja " usir Mutia menatap Celsi dengan jijik.
" Lo siapanya gue sampai Lo berani ngusir gue ? " Tanya Celsi lalu duduk dihadapan Mutia dengan kedua tangan yang dilipat.
" Gue atasan Lo, karena Lo itu mainan dari kekasih gue maka gue juga atasan Lo jalang "
Mutia menatap Celsi dengan senyum sinisnya.
" Ooh gitu tapi gue nggak ada tuh nerima uang dari Lo , jadi gue nggak berkewajiban nurut sama Lo " ucap Celsi lalu memajukan wajahnya kedepan menyalut emosi Mutia.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK LOVE
FantasiCelsi harus berurusan dengan iblis berhati batu, sedingin es, sehitam warna dan segelap malam. Satu kata kritikan dapat merubah hidup Celsi. "Lo benar - benar mempermainkan hati gue, apa ini balas dendam Lo ke gue?, LO BERHASIL" - Celsi. "Kita berte...