Bab 10

3.1K 301 1
                                    

" Hiks...Lepas...."

Tangis Celsi pecah, sungguh kulit rambut Celsi berasa copot bahkan Celsi yakini rambutnya pasti banyak yang rontok.

Xaviar tidak mempedulikannya hingga sampai dikamar Xaviar menghempaskan tubuh Celsi keranjang.

" Ah..."

Celsi merintih kesakitan saat pinggangnya terbentur sisi ranjang.

Xaviar menindih tubuh Celsi dengan wajah datarnya.

Xaviar melepaskan dasinya lalu mengikatkannya di kedua pergelangan tangan Celsi.

Tampa perasaan merobek baju Celsi hingga memperlihatkan bahu mulus Celsi.

" Hiks...hiks..."

Celsi meronta - ronta berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman Xaviar dengan air mata yang membasahi pipinya.

" Prak..."

" Prak..."

Xaviar menampar pipi Celsi dengan keras di kedua pipinya itu.

Setelah itu Xaviar beranjak dari tubuh Celsi, berjalan dengan seringai dibibir seksinya itu kearah lemari berisi alat - alat mainannya Mengambil cambuk berjeruji dan kembali berjalan kearah Celsi dengan senyum yang sangat menyeramkan.

" Play Game " ucap Xaviar yang kini telah berada dekat dengan Celsi.

Tubuh Celsi bergetar hebat saat melihat cambukan berduri itu.

" System buat gue pingsan " gumam Celsi.

Xaviar yang mendengar gumaman Celsi mengertakkan giginya.

" Berani pingsan, maka siap - siap saat membuka mata besok tubuh Lo telanjang dan dilihat seluruh orang "

" Hiks....hiks...jangan..."

Tubuh Celsi tambah bergetar hebat dengan Isak tangis yang semakin keras terdengar.

" Hiks...hiks..."

" Pilihan...
1. Telanjang
2. Cambuk " ucap Xaviar dengan seringai nya .

"Ah..."

" Jawab "

" No hiks..."

Celsi menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus keluar.

" Oh kedua - duanya "

Xaviar srimk kembali mengganggkat tangannya dan meraba bagian bawah Celsi hingga naik keatas menuju bra Celsi.

Xaviar menarik kasar bra Celsi hingga bagian atas Celsi kini terpampang jelas.

" Don't...hiks....."

Celsi terus meronta - ronta bahkan berusaha melepaskan ikatan ditangan ya bahkan kedua kaki Celsi telah diikat.

" Ow...jadi jalang cocok deh " ejek Xaviar yang melihat bagian atas Celsi.

" Iblis..." Teriak Celsi dengan wajah yang memerah saking marahnya.

" Cetar...."

" Ah...hiks.."

Xaviar mencambuk bagian atas tubuh Celsi mengunakan cambuk berjeruji.

Xaviar kembali tersenyum melihat karyanya.

" Good " ucap Xaviar dengan senyum puasnya.

Kini Xaviar kembali berjalan menuju lemari yang berisi alat permainannya. Xaviar kembali meletakkan cambukan itu dan kini berganti mengambil belati kecil.

Xaviar memainkannya sambil berjalan kearah Celsi, namun dering handphone kembali mengganggunya.

Xaviar mengambil Handphone dan menekan tombol hijau, masih menatap Celsi dengan senyum yang sungguh menyeramkan.

" ...... "

" HM "

Setelah itu Xaviar menutup telepon kembali menyimpan handphone di kantung celananya.

" Selamat untuk hari ini " ucap Xaviar setelah itu meninggalkan kamar, menuju kamar mandi dan membiarkan Celsi dengan kedua tangan dan kakinya yang masih terikat.

" Hiks.... system bantu gue lepasin ini "

" Baik tuan "

" Hiks...hiks...."

Setelah terlepas dari ikatan itu Celsi menutupi tubuhnya dengan selimut dan meringkuk kan badan. Menangis dalam diam.

" Hiks...hiks...mau balik "

" Hiks...system apa nggak ada cara lain ?" Tanya Celsi dengan tangis tersedu - sedu.

" No tuan "

" Hiks...kenapa gue harus alami ini, padahal gue hanya membaca dan berkomentar doang hiks....hiks..."

" Gue juga selama ini nggak pernah buat ulah terus kenapa gue harus merasakan ini..."

" Itu juga Xaviar anjing, nggak punya hati benget sih "

" Untuk apa ada system kalau nggak bisa bantu gue dalam keadaan seperti ini "

" KAPOK GUE "

" Nggak akan lagi baca novel, so keluarin gue dari dunia ini. "

" Woy penulis edan Lo lebih nggak berhati dari si iblis itu, Lo mengorbankan banyak orang dan memberikan penderitaan pada para pembaca. Mati saja sana penulis edan "

" Gue mau balik hiks...."

" Penulis iblis... "

" Xaviar anjing "

" System sialan "

Celsi terus berteriak - teriak sendiri dan mengumpat dan sampai akhirnya tertidur dengan mata bengkak dan air mata yang masih membasahi pipinya.

Tampa disadari Celsi ada se sosok orang yang sejak tadi melihatnya dan mendengar semua keluh kesah Celsi.

" Sorry " ucap sosok itu.

...
.
.
.

.
.

.

Next...

Comment....



BLACK LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang