Xaviar menatap tajam Celsi yang masih pada pendiriannya itu.
Setelah itu Xaviar kembali menyeringai.
Xaviar mendorong meja makan hingga menabrak perut Celsi sehingga menghilangkan keseimbangan pada kursi, membuat Celsi terjatuh dan kepalanya terbentur keramik.
" Duk...."
" Sit...."
Celsi memenganggi kepalanya yang berlumuran darah. Sebelum akhirnya menutup matanya.
Dan pandangan Celsi menatap Xaviar yang masih tenang duduk di kursinya, tampa pergerakan sedikit pun.
Xaviar beranjak dari duduknya dan berjalan ketempat Celsi berada yang kini telah menutup matanya dengan keadaan yang mengganaskan.
" Panggil dokter " ucap Xaviar.
Setelah itu Xaviar mengganggkat tubuh Celsi lalu membawanya ke kamar utama. Membaringkan tubuh Celsi di ranjang, setelah itu membiarkan dokter mengobatinya.
Setelah menunggu satu jam akhirnya dokter itu selesai memeriksa dan mengobati luka pada kedua lengannya dan kepala Celsi yang untungnya tidak terlalu terluka parah.
" Lukanya tidak terlalu parah, hanya cukup istirahat yang baik, makan yang teratur dan terakhir jangan lupa mengganti balutannya setiap hari "
" HM " jawab acuh Xaviar.
" Anak siapa yang Lo bawa ke mansion terlarang ini ? " tanya Zikra yang merupakan dokter yang memeriksa Celsi.
Zikra adalah sahabat baik Xaviar sejak berusia dua belas tahun.
Zikra juga adalah orang yang melalui masa - masa yang sulit itu walaupun hanya beberapa tahun saja.
Pertama kali bertemu saat mereka menjadi gelandangan dan saat itu Xaviar menangis di kolong jembatan dan di sana adalah tempat tidur Zikra yang saat itu Zikra masih berumur sepuluh tahun dan menjadi gelandangan sejak berumur delapan tahun dan diadopsi oleh keluarga kaya empat tahun setelah bertemu Xaviar.
Dan kembali bertemu saat dua tahun yang lalu setelah Xaviar membunuh pria tua itu dan di saat pertemuan itu saat Xaviar berada di jalanan sepi dengan tubuh penuh luka dan saat itu juga Zikra melewati jalanan sepi itu dan membantu Xaviar.
Awal pertemuan kembali itu Zikra maupun Xaviar tidak menyadari jika mereka adalah sahabat yang terpisah, namun setelah Zikra membuka bagian atas tubuh Xaviar untuk mengobati Xaviar di sanalah Zikra melihat kalung yang sama milik sahabat kecilnya dulu yang hanya dimiliki oleh dua orang, karena kalung itu mereka yang membuatnya sendiri dan sampai saat ini kalung itu masih dipakai oleh Xaviar dan Zikra.
" Manusia " jawab Xaviar santai lalu duduk di pinggiran ranjang.
" Gue tau anjir..." Ketus Zikra menatap Xaviar dengan kesal.
" So "
Zikra memutar bola matanya malas, setelah itu ikut duduk di samping Xaviar yang masih memandangi Celsi.
" By the way ini mainan Lo atau wanita Lo " tanya Zikra yang ikut menatap Celsi yang tertidur dengan damai.
Xaviar tidak membalas pertanyaan Zikra, pandangannya masih menatap Celsi yang tertidur.
Zikra menghembuskan nafasnya dengan kasar saat mendapatkan kebisuan dari seorang Xaviar.
" Ok, gue balik dulu " pamit Zikra.
Zikra membereskan barang - barangnya setelah itu pergi dari mansion penyiksaan Xaviar.
Sebenarnya Zikra sering bolak balik ke mansion ini untuk mengobati Xaviar yang sering kali terkena luka tembak dan itu sering terjadi dimalam hari.
Zikra juga sudah terbiasa dengan sifat Xaviar yang batu.
Zikra juga merasa bersalah kerena karena kepergiannya, membuat sosok Xaviar kejam dan tidak berperasaan seperti saat ini.
Makanya sejak bertemu kembali dengan Xaviar, Zikra sering kali mengajak dan bercanda dengan Xaviar walaupun diacuhkan oleh Xaviar. Tapi bagi Zikra usaha pasti ada hasilnya.
Xaviar menatap punggung Zikra hingga tidak lagi terlihat, setelah itu kembali menatap Celsi yang masih tertidur.
Xaviar mengganggkat tubuh Celsi dan membawanya keluar dari mansion menuju bandara.
Xaviar akan membawa Celsi ikut bersamanya ke Inggris selama dua Minggu, karena sejak awal Celsi berada di mansion ini banyak hal yang tidak diketahui orang lain namun di ketahui oleh Celsi yang merupakan orang baru dalam hidup Xaviar dan mansion ini.
...
.
.
..
.Next....
Comment...

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK LOVE
FantasíaCelsi harus berurusan dengan iblis berhati batu, sedingin es, sehitam warna dan segelap malam. Satu kata kritikan dapat merubah hidup Celsi. "Lo benar - benar mempermainkan hati gue, apa ini balas dendam Lo ke gue?, LO BERHASIL" - Celsi. "Kita berte...