Bab 24

1.8K 236 21
                                    

Xaviar mencekik leher Celsi lalu berbisik ditelinga Celsi.

" Ingat perkataan Lo dulu yang seolah tau banyak hal dan yah... gue akan tunggu hal menarik itu dalam seminggu "

Xaviar menyeringai setelah itu melepaskan tangannya dan meninggalkan Celsi dengan leher yang penuh darah dari tangan Xaviar yang habis meremas bola mata hingga tidak berbentuk.

Celsi menghela nafas lega setelah Xaviar pergi.

Sungguh Celsi sebenarnya ingin menjalankan misinya hanya menyelesaikan masalah bukan membuat masalah.

Celsi meneguk ludahnya saat melihat tubuh tak bernyawa itu setelah itu ikut pergi dari ruangan menuju kamarnya untuk membersihkan badannya.

Jika seperti ini maka Celsi harus mulai bereaksi agar masalah cepat selesai dan juga selamat.

Celsi akan menghubungi Babang untuk menanyakan letak Casino milik pemeran bonglon dan juga merangkai rencana selanjutnya.

Setelah membersihkan diri dan menghubungi Babang untuk bertemu di restoran Turkey dijalan Batu Angeh dekat Taman Nasional Jakarta Pusat.

Celsipun otw ke restoran itu dengan mengendarai mobilnya sendiri, Celsi tidak ingin membawa sopir ataupun siapapun agar rencananya berhasil dan tidak ada yang merusak rencananya kali ini yang telah di pikirannya saat membersihkan dirinya dikamar mandi.

Setelah sampai di restoran Celsi masuk ke restoran dan matanya menatap sekeliling dan orang - orang yang berada di restoran hingga akhirnya menatap Babang yang melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya itu.

Celsi langsung berjalan kearah Babang dan duduk di depan Babang.
Menatap Babang dengan serius.

" Serius amat natapnya, gue tau gue genteng "ucap Babang lalu menyisir rambutnya dengan tangannya.

" Pede amat jadi orang " kekeh Celsi menggelengkan kepala.

Padahal tadi Celsi berusaha cool dan bersikap seperti detektif, namun hal itu telah digagalkan oleh Babang dengan tingkah Babang yang membuat Celsi kesal sekaligus merasa tenang.

" Harus dong, masa minder itu mah rugi amat tidak menghargai diri kita sendiri "

" Betul - betul "

Celsi memberikan kedua jari jempolnya didepan Babang.

" Btw Lo mau pesan apa ? " Tanya Babang yang menyodorkan buku menu didapan tangan Celsi.

" Samain aja sama yang Lo pesan " jawab Celsi yang menatap makanan dan minuman Babang yang sudah tinggal setengah.

" HM oke.."

" Pelayanan..."

" Iya ada apa ?"

" Saya mau pesan makanan ini satu lagi " ucap Babang menunjuk makanannya.

" Baik ada lagi "

" Tidak "

" Baiklah kalau begitu, terimakasih sudah memesan "

" HM"

Celsi sejak tadi hanya memperhatikan Babang yang berinteraksi dengan pelayan cewek itu. Jika di lihat -lihat Babang tampan juga jika dilihat dengan mata. Ingin sekali Celsi membuat helem kalau bisa.

Babang mengalihkan pandangannya lalu menatap Celsi yang menatapnya juga.

" Ehm..."

Belum sempat situasi saling pandang - pandangan terjadi Celsi lebih dulu berdehem membuat suasana menjadi sedikit canggung.

"Ohnya Lo udah lamanya nunggu gue " tanya Celsi tidak enak kan.

" Tidak juga sih karena tidak membuat rambut gue jadi putih pas nunggu Lo " jawab Babang yang memengang rambutnya.

BLACK LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang