Bab 29

1.3K 184 45
                                    


Di pagi harinya Celsi telah mempersiapkan segalanya untuk pergi ke Bandung dan Celsi tidak tau kapan akan kembali ke mansion ini.

Celsi membawa kopernya yang berisi barang yang sudah di persiapkannya dan juga pelindung sekaligus perisai yang diberikan Xaviar.

Tiba di mobil Celsi merasa aneh, karena Xaviar tidak ada membawa apapun.

" Lo nggak bawa koper? " Tanya Celsi dengan aneh.

" Tidak di butuhkan " jawab Xaviar enteng.

Celsi menjatuhkan rahangnya.

Padahal Celsi telah membawa dua koper bahkan sebenarnya kurang namun Xaviar tidak membawa apapun.

" Sejarah kalau nih orang bawa koper mah, kalau ada sesuatu yang dibutuhkan tinggal beli " ucap Reyhan membuka suara.

Sebenarnya sejak tadi Reyhan hanya ingin diam karena kesal sama Celsi namun mulutnya gatal untuk berbicara hingga akhirnya keluar lah suara indahnya.

" Orang kaya mah gitu, kalau gue apalah nih " gumam Celsi.

" Ohnya gimana kekasih Lo kata dokter baik-baik aja atau gagar otak ?" Tanya Celsi lagi menatap legan belakang Reyhan.

" Udah gue bilang bukan kekasih gue " ucap Reyhan lagi saat Celsi masih salah paham.

" Mana mungkin gue bohongi mata gue, jelas - jelas kemarin gue lihat sendiri "

" Seterah Lo dah, gue pasrah aja yang penting orangnya udah dialam lain "

" Maksud Lo kekasih Lo mati " tanya Celsi lagi membenarkan pendengarannya.

" Iya udah gue buang ke jurang, puas Lo "

" Sadis amat Lo " ucap Celsi ngeri.

Reyhan memutar bola matanya jengah dan kembali fokus menyetir.

Tiba di pesawat Celsi tidak bisa berhenti mengangumi pesawat bahkan saat terbang pun Celsi masih heboh. Karena ini kali pertamanya Celsi menaiki pesawat, dulu boro - boro keluar daerah yang ada Celsi malah memilih berada di kamarnya dan menghabiskan waktu liburannya dikamar, sedangkan keluarga yang lain pergi jalan - jalan.

" Udik banget Lo " ucap Reyhan yang merasa malu dengan tingah Celsi untungnya mengunakan jet pribadi kalau tidak hilang sudah wajah Reyhan.

" Biarin dan seterah gue lah, hidup- hidup gue Lo kok sinis " jawab Celsi tak kalah pedas.

Reyhan mengangkat tangannya menyerah dan membiarkan Celsi dengan keudik kannya.

Sesampainya di Bandung Celsi lagi - lagi di buat terpukau dengan keindahan Bandung.

Celsi ingin pergi jalan - jalan dan memakan berbagai macam makanan yang ada di Bandung yang tidak ada di Jakarta.

Namun perkataan Xaviar mematahkan semua impian Celsi dan Celsi tersadar jika kepergianya ke Bandung hanya untuk menjalankan misi.

" Besok kita akan mencuri persenjataan milik mafia Atur, persiapkan diri Lo "

" Baik " jawab Celsi dengan semangat, sekaligus loyo.

Sesampainya di kediaman yang katanya milik Xaviar, Celsi pun langsung memasuki kamar yang sudah di persiapkan untuknya.

Celsi merebahkan tubuhnya di kasur yang lembut dan memejamkan matanya dan kembali dibukanya.

" System .." panggil Celsi

" Iya tuan "

" Tampakkan diri Lo kalau kek gini gue kaya bicara sama hantu "

BLACK LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang