Bab 16

2.5K 263 7
                                    

Celsi sejak tadi terus mengagumi pemandangan kota dari balik kaca mobil, sungguh Celsi menjadi orang udik dan kampungan.

Celsi jadi menyesali di dunianya Celsi sungguh malas ataupun untuk sekedar jalan - jalan dan sekarang Celsi merindukan dan menyesali semuanya, memang benar kata pepatah " penyesalan itu datang di akhir ".

Yang Celsi lihat beda banget dan lebih canggih di dunia ini di bandingkan dunianya, tapi entahlah Celsi tidak terlalu tau perkembangan teknologi di dunianya maupun di dunia ini yang Celsi tau adalah perkembangan dan kecanggihan handphone yang Celsi beli.

Celsi dulu sering gonta-ganti handphone setiap handphone itu memiliki keluaran terbaru, hari - harinya tidak pernah lepas dari handphone kecuali saat mandi dan juga tidur. Jika Celsi buang air kecil ataupun buang air besar Celsi masih memenganggi handphone begitu pun saat makanan.

Celsi juga memiliki banyak koleksi novel dan juga aplikasi seperti wattpad, mangatoom dll di setiap handphone yang di belinya, bahkan novel - novel yang berada di aplikasi itu hampir semuanya sudah Celsi baca.

Jujur saja beberapa hari kebelakang ini tampa handphone hidup Celsi berasa kurang dan juga hampa. Saking kecanduannya dengan handphone.

Saking lamanya Celsi ngelamun hingga tidak sadar jika mobil sudah berhenti sejak lima menit dan pada akhirnya Xaviar menyadarkan Celsi dengan menyiramnya dengan Aqua yang berada di sampingnya.

" BANJIR ALAMAK " teriak Celsi heboh dan berdiri hingga kepalanya menghantam bagian atas mobil.

" Duk..."

"Aw..."

Celsi meringis sakit saat kepalanya terasa pusing dan sakit.

Celsi mengusap - ngusap kepalanya yang benjol.

Celsi  menatap Xaviar tajam, lalu 🖕🖕di kedua tangganya.

Xaviar tidak memedulikan umpatan ataupun segala macamnya dari Celsi, sungguh sejak tadi Xaviar hanya memikirkan tentang perusahaannya dan sampai akhirnya sampai, Xaviar barulah sadar jika Celsi sedang melamun.

Dan saat itu netral Xaviar menatap botol hingga tampa basa basi Xaviar membuka tutup botol itu dan menyiramkan air hingga botol itu kosong.

Setelah itu Xaviar turun dari mobil dan meninggalkan Celsi yang masih mengumpatnya dan juga Xaviar tidak memedulikan baju Celsi yang basah.

" Terkutuk lah Xaviar, gue sumpahin Lo sial hari ini dan mendapatkan hinaan dari orang " umpat Celsi dengan tangan terkepal.

" Tuan biasanya yang sumpahin orang dalam keadaan marah maka nanti berbalik arah ke tuan sendiri "

" Diam lah kau system gadungan "

" Kalau saya gadungan saya mana bisa bawa tuan kesini "

Celsi memutar bola matanya malas, lalu melihat keadaan luar lewat jendela.

Susana kantor terlihat rame, buktinya banyak mobil dan motor yang terparkir di area parkir kantor milik Xaviar.

Celsi menatap isi mobil mencari sesuatu yang bisa menutupi baju basahnya dan akhirnya menemukan jas yang sepertinya milik Xaviar.

Celsi langsung mengambil jas itu dan memakainya, menutupi bagian bajunya yang basah, setelah itu Celsi turun dari mobil berjalan tampa arah hingga akhirnya tiba di pintu utama gedung ini.

" Berhenti gelandangan "

Celsi yang ingin masuk di cegat oleh seorang wanita yang berpakaian terbuka dan riasan yang terlalu tebal .

Celsi menatap wanita yang mencegatnya dari atas sampai bawah, Celsi menyingitkan alisnya.

" Nih orang mau ngantor atau bar "

BLACK LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang